[19] Bersaing

1.7K 40 0
                                    

Jejaknya tsay

Typo tandai

Happy reading all💙

▪️▪️▪️▪️▪️

19. Bersaing

Devan menghentikan motornya di depan markas Deflix, menajamkan pandangannya pada kejadian di depannya, dimana anak warior kembali membuat ulah. Setelah Ervan menelponnya lantas Devan mengantarkan Sisil pulang lalu bergegas ke markas saat tau warior datang kembali berulah.

"MAU APA LAGI LO HAH?" Tanya Devan dengan tatapan sengitnya, dadanya naik turun emosi hingga urat lehernya menonjol.

Aksi adu jotos itu pun membuat mereka semua berhenti dan menatap sang ketua Deflix yang kini berjalan mendekat.

Arka yang baru saja bertengkar dengan Afkar sontak memandang Devan dengan tatapan remehnya. "Yang gue tunggu akhirnya dateng juga," senyum remehnya seraya bertepuk tangan mengejek.

"Darimana? Abis pacaran ya?" Tanya Arka masih dengan raut wajah remehnya.

"Bukan urusan lo," jawab Devan tajam.

Arka justru tertawa. "Kasian gue sama cewek lo, ditipu," ucap Arka dengan seringainya membuat Devan sontak mengepalkan tangannya.

"Tapi gue malah lebih kasihan sam--"

"Bacot lo," sarkas Devan dengan emosi memuncak tidak dapat ditahan lagi, berlari lalu tanpa aba-aba menonjok keras rahang milik Arka membuat rahang kokoh itu membiru keunguan.

Arka memegangi rahangnya yang terasa ngilu, menatap musuhnya itu masih dengan senyuman ejeknya. "Kenapa sih marah? Bukannya ucapan gue bener ya?" Arka tertawa diakhir kalimatnya.

"Lo gak usah bawa masa lalu bangsat," ujar Devan dengan nafas menggebu-gebu. Sedangkan yang lain hanya diam menatap dua ketua beda geng yang kini saling menatap penuh kebencian. Entah apa yang mereka ributkan, karna Devan tak pernah mau bercerita tentang masa lalu yang membuat mereka bertengkar.

"Bukaannya kejadian itu masih ada sampe sekarang? Cuma belum ke--"

"Bacotan banget lo jadi orang anjing." Lagi Devan memukul pipi milik Arka kembali meninggalkan bekas memar.

"Emosian." Komen Arka dengan seringainya.

"Boleh gue bales?" Tanpa menunggu jawaban dari Devan, lantas Arka membalas pukulan Devan. Ia memukul tepat pada sudut bibir Devan hingga membuatnya mengeluarkan sedikit darah segar.

Devan menyeka darah yang mengalir itu dengan tangannya, menatap musuh bebuyutannya itu. "mau lo apa dateng ke sini?"

Arka tersenyum miring. "Gue bertamu gak boleh nih?"

"Gue muak liat muka lo," sentak Devan seraya mendorong keras tubuh Arka.

Arka tertawa seolah manusia di depannya itu badut. "Dia bakal dateng kan? Lalu apa yang bakal lo perbuat? Gimana nasib cewek lo sekarang?"

Sudah habis kesabarannya, Devan dengan brutalnya menonjok beberapa bagian tubuh Arka hingga membuatnya terkapar di tanah. Arka yang tak terima lantas menatap dengan tatapan kebencian, membalasnya tak kalah brutal. Kini Devan yang jatuh di arah tanah dengan beberapa lebam pada tubuhnya.

DEVAN ALVIANO [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang