[8] Pelajaran Berharga

2.7K 79 72
                                    

▪️▪️▪️▪️▪️

08. Pelajaran Berharga

Merasa salah Sisil melepas pelukannya, lalu merasa tidak enak. "Eh maaf Dev refleks," ucapnya tersenyum kikuk, sudah dipastikan wajahnya semerah tomat busuk.

"Ya-yaudah gue ambil ya makanannya," ucapnya gugup malu mengingat perlakuannya tadi.

Devan mengangguk lalu menyentuh dadanya yang masih terasa berdebar kencang.

Sisil mengambil makanannya lalu seraya merutuki dirinya yang kelewat ngawur memeluk sembarangan.

Setelah didapat Sisil mendekati kedua bocah itu yang masih mencari sampah.

"Hei adik," sapa Sisil pada kedua bocah itu membuat mereka mendongak melihat Sisil yang tersenyum manis.

"Iya kak? Ada apa?" Tanya laki-laki yang diduga kakaknya adik kecil perempuan itu.

"Nama kalian siapa?" Tanya Sisil membuat mereka berdiri dari tempatnya.

"Aku Agus kak, ini adek aku Mila," ucapnya memperkenalkan dirinya dan adiknya.

"Halo Agus Mila, nama kakak Sisil," sapa Sisil memperkenalkan diri.

"Hai kak Sisil."

"Kakak cantik," puji Mila diangguki Agus membuat Sisil tersipu.

"Kamu juga Mila, Mila cantik banget," puji Sisil lalu mengelus rambut kecoklatan Mila.

"Kalian pasti belum makan ya?" Tanya Sisil membuat mereka mengangguk mengiyakan.

"Iya kak, kami belum makan dari kemarin."

"Kakak ada sedikit makanan, semoga bisa mengurangi lapar kalian," ucap Sisil seraya menyerahkan kantung plastik berisi makanan tadi.

Manik mata mereka berbinar menatapnya, sungguh Sisil sangat kasihan ingin menangis melihatnya.

"Makasih kak," ucap Agus seraya menerima kantung plastik itu.

Devan yang melihat dari tempat ia duduk lalu berdiri mendekati gerobak martabak tadi lalu menyerobot pesanan milik orang lain.

"Buat saya dulu ya mba," mohon Devan pada seorang wanita yang berdecak sebal.

"Kalo ini buat saya duluan, saya bayarin punya mbaknya sekalian," ucap Devan lagi diangguki wanita itu.

"Yaudah deh mas gapapa."

"Makasih mbak," ucap Devan seraya menerima pesanan wanita itu.

"Buatin lagi mas buat mbaknya, pesanan pertama pacar saya tadi terus ini, sekalian pesanan mbaknya itu berapa?" Tanya Devan lalu sembari mengeluarkan dompetnya. Tidak salah devan? Pacar saya? Kiwkiw.

"Semuanya jadi 80.000 mas," ucap Penjualnya.

Devan menyerahkan selembar uang berwarna merah, "kembaliannya ambil aja."

"Wah makasih mas," ucap penjualnya dibalas anggukan Devan.

Devan berjalan mendekati Sisil dengan martabak ditangannya.

DEVAN ALVIANO [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang