[41] Keinginan

1.3K 43 1
                                    

Sebelum baca vote dulu bro! Nanti selipkan komentar kamu ya😘

Oke?

Typo? Tandain!

Happy Reading All💙

▪▪▪

41. Keinginan

Sisil terbangun dari tidurnya kala ia mendengar ketukan pada pintunya. Bangkit dari tidurnya berkali-kali mengerjapkan matanya beberapa kali karna susah untuk membukanya.

Menyalakan lampunya melihat jam yang menunjukkan pukul dua belas lewat enam belas menit.

"Siapa sih yang ngetuk pintu malem-malem gini? Mama? Papa? Ngapain?"

Dengan jalan gontai menuju pintu kamarnya. Dengan wajah malasnya membuka kenop pintu itu.

DORR!!

"SURPRISE!!"

Sisil terkejut kaget kala melihat orang tuanya, teman-temannya juga anggota inti Deflix beserta ketuanya juga Feby yang berada diantara mereka.

"Ka--"

"SELAMAT ULANG TAHUN SISIL!" Seru mereka bersama seraya bertepuk tangan juga senyum yang menghiasi wajah mereka.

"Happy birthday anak Mama," ucap Dila mendekat seraya mencium pipi anak semata wayangnya itu.

"Happy birthday sayang," kini Tio yang juga mengucapkan seraya mencium pipi anaknya itu.

"Makasih Ma, Pa," jawab Sisil seraya mengusap air matanya.

"Happy birthday Sisil," ucap Sella, Rara, Adela bergantian.

"Thanks Sella, thanks Rara, thanks Adel."

"Kalian ngapain?" Atensi Sisil beralih pada Devan dan Feby.

"Happy birthday Sisil, doa baik buat lo," ucap Feby tersenyum dengan tangan yang memegang kado.

"Gausah sok care lo," sinis Sisil menatap malas.

Feby dan yang lainnya tertawa terbahak. Membuat Sisil menatap penuh tanda tanya.

"Kenapa pada ketawa? Ada apaan?" Tanya Sisil masih bingung.

"Jelasin lo pada!" Suruh Devan dengan nada meminta.

"Gamau ah, lo jelasin aja sendiri," ucap Reno dengan kekehannya.

"Mau mati lo semua?" Ancam Devan dengan tatapan tajam.

"Jelasin kek," minta Sisil.

"Jelasin buruan. Tanggung jawab lo pada cewek gue marah tuh," decak Devan.

Ervan nyengir. "Jadi gini..."

"Apa?" Tagih Sisil setelah menunggu Ervan dua menit tak melanjutkan ucapannya.

"Nungguin ya?" Tanya Ervan dengan nada tengilnya.

"Kampret lo!" Maki Sisil membuat Ervan tertawa.

"Oke-oke gue jelasin."

Ervan menarik nafasnya dalam. "Jadi..."

"Lama lo!" Sentak Sisil kehilangan kesabarannya akibat Ervan.

"Adela jelasin!" Pinta Sisil pada Adela, yang dianggukinya.

"Jadi, sebenarnya kita..."

"PRANK!!" Seru mereka bersamaan.

DEVAN ALVIANO [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang