[21] Bolos

1.5K 35 1
                                    

Hello

Vomentnya yuk bund kencengin!!!

Typo tandai!

Happy reading all💙

▪️▪️▪️▪️▪️

21. Bolos

Devan memberhentikan motornya tepat pada sebuah taman dengan hiasan rumput dan aneka bunga di sana.

Sisil turun masih dengan perasaan gelisahnya, masih tidak menyangka saja dirinya bisa bolos seperti sekarang. Sungguh Sisil takut jika orang tuanya mengetahui dan pasti ia akan dimarahi habis-habisan. Mamanya yang akan mengomel tidak ada habisnya dan papanya yang pasti akan marah serta kecewa.

"Ayok," Devan mengajak memasuki taman itu, Sisil hanya mengangguk mengikuti.

"Udah deh lo gak usah terlalu takut, b aja kali. Gue udah urus semuanya, kalo lo dalam masalah bilang aja sama gue. Selaku pacar lo gue bakal siap sedia di sisi lo Sil," tutur Devan pada wanita di sampingnya dengan pandangan lurus ke depan.

Sisil menoleh ke sampingnya, menatap pria itu sedikit tersenyum. "Makasih Dev buat semua bantuannya," ucapnya lalu tersenyum.

"Udah tugas gue," balas Devan tersenyum simpul.

"Gue suka heran, lo punya berapa kepribadian sih?" Tanya Sisil membuat Devan terkekeh.

"Emang gue kenapa?" Tanyanya masih menyisakan kekehan.

Sisil menyatukan kedua alisnya dengan wajah yang ia buat heran. "Lo itu suka beda-beda. Kadang baik tapi kadang ngeselin."

Devan justru tertawa mendengar penuturan gadis itu, seolah Sisil yang mampu menarik bibirnya untuk tersenyum.

"Sikap baik gue itu cuma buat orang-orang terdekat gue, termasuk lo Sil." Sisil hanya terdiam bingung ingin menjawab apa.

"Coba deh tutup mata lo, terus tarik nafas lo habis itu lo liat sekitar taman ini," suruh Devan pada Sisil. Dengan begitu Sisil melakukan apa yang Devan suruh.


Sisil menutup matanya lalu menarik nafasnya sejenak, setelah itu ia membuka kedua matanya. Sungguh perasaan Sisil sedikit tenang melihat taman di depannya, dengan berbagai rumput yang dirawat dan aneka bunga dengan ragam warna, serta dipadukan oleh gradasi langit yang dihiasi awan. Alam memang begitu menenangkan.

"Gimana?" Tanya Devan dijawab anggukan kecil dari Sisil.

"Udah tenang?"

Sisil kembali mengangguk. "Udah, makasih banyak Dev," ujar Sisil tersenyum manis hingga kedua mata itu menyipit. Membuat Devan gemas melihatnya.

Devan balas tersenyum menenangkan. "Lo gak usah khawatir, gue ngajak lo ke sini buat bikin lo tenang."

"Kalo lo perlu apapun hubungin gue, gue bakal siap sedia buat ratu gue ini," penuturan Devan dengan tulus membuat Sisil tentu tertegun.

"Tapi gue takut..." Cicit Sisil seraya menundukkan kepalanya.

Devan menatap wanitanya, mengangkat lembut dagu milik Sisil membuatnya mendongak dengan wajah sendunya.

"Takut apa hei? Kan ada gue di sini, gue selalu bakal ada buat lo Kencana Sisila Angelica," tutur Devan justru membuat Sisil menjatuhkan air matanya.

"Jangan nangis, gue gak suka liat lo sedih." Devan mengusap lembut jejak air mata Sisil.

DEVAN ALVIANO [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang