[29] Murid Baru

1.3K 32 0
                                    

Holla

Vomentnya ya!

Happy Reading All💙

▪▪▪️▪▪

29. Murid Baru

Seorang murid baru memasuki sekolah Merah Putih. Dengan wajah polos, rambutnya yang dikunci dua, menggendong tas berwarna pink serta permen yang sedari tadi menyumpal mulutnya.

"Kok Ibas tega sih gak nganterin aku sampe kelas aku," gerutu gadis itu seraya terus berjalan di sepanjang koridor sekolah.

Beberapa pasang mata yang melihatnya itu menahan tawa dan tak ada yang tak mengejeknya, karena penampilan yang begitu terlihat kekanak-kanakan.

"Kelas aku dimana?" Tanyanya pada dirinya sendiri dengan atensinya yang menatap setiap ujung sudut sekolah itu.

Duk...

Gadis itu terjatuh kala seseorang menubruk tubuhnya keras, ia yang tak tahu pun kehilangan keseimbangannya.

"Eh sorry sorry... Lo gapapa?" Tanya Pandu seraya mengulurkan tangannya berniat membantu gadis itu.

Gadis itu menerima uluran tangan Pandu, lalu mengusap bokongnya yang terasa panas.

"Lo gapapa kan? Sorry banget gue gak sengaja," ucap Pandu merasa tak enak hati.

"Aku gapapa kok," ucapnya membuat Pandu tertegun mendengarnya. Aku-kamu. Menatap gadis itu dari atas sampai bawah. Lucu dan menggemaskan, itu kata yang pertama untuk mengomentari gadis di depannya sekarang ini.

"Lo murid baru ya?" Tanya Pandu karna memang ia tak pernah melihat sebelumnya.

Gadis itu mengangguk. "Iya aku baru aja pindah."

Pandu tersenyum, mengulurkan tangannya berniat berjabat tangan. "Gue Pandu Bagaskara, panggil aja Pandu."

Gadis itu menjabat tangan Pandu. "Aku Chia Olivia Naraya. Biasa dipanggil Chichi.

"Namanya manis kayak orangnya," puji Pandu membuat Chia tersenyum lebar.

"Tapi lebih manis permen," ujar Chia masih dengan senyum yang belum pudar.

"Gak sih, menurut gue lo lebih manis," puji Pandu lagi membuat Chia Terkikik salting.

"Pandu boleh anterin aku ke kelas baru aku gak? Aku gak tau," pinta Chia memohon.

Dengan cepat Pandu mengangguk mantap. "Boleh banget dong, dengan senang hati gue nganterin lo."

"Yeyy, makasih Pandu. Pandu baik banget." Pekik Chia tertawa senang, seraya bertepuk tangan. "Gak kaya Ibas dia ninggalin aku di depan gerbang sekolah," cicit Chia memanyunkan bibirnya.

"Ibas siapa?"

"Nanti deh aku kenalin," ucapnya membuat Pandu tertawa.

"Hahaha malah lo yang mau kenalin gue sama lingkungan gue."

Chia hanya tersenyum menanggapi. "Boleh gak kita temenan?"

Pandu lantas mengangguk. "Boleh banget dong."

"Tapi aku bocah banget, emang kamu mau temenan sama aku? Ibas aja gak suka," cicit Chia menundukkan kepalanya seraya memainkan sepatunya.

DEVAN ALVIANO [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang