[53] Pelangi Yang Hilang

1K 31 5
                                    

Mohon untuk tinggalkan voment saat membaca. Thanks.

Happy reading all💙

▪️▪️▪️▪️▪️

53. Pelangi Yang Hilang

Sisil duduk pada kursi yang terdapat di balkon kamarnya, termenung dalam diam. Menikmati hawa dingin yang menyentuh kulitnya.

"Ternyata semenyakitkan itu Dev, kalo tau semuanya begini. Gue gak akan pernah mau ada rasa sama lo," tanpa sadar setetes air mata terjun bebas pada pipi Sisil.

Sisil mengusap pipinya. Angin malam yang semakin dingin itu tak juga membuatnya beranjak dari sana.

"Kalo emang ini akhir dari semuanya, gue ikhlasin lo Dev," lagi air mata itu jatuh.

Sisil mengambil ponselnya, menatap foto-fotonya bersama Devan. Terlihat sangat bahagia di sana.

Mengusap pipinya saat rasa rindunya mengalir pada pria itu. Dengan berat hati Sisil menghapus semua foto itu.

Membuka akun Instagram miliknya, lalu membuka profil dengan nama Devan.alvno, lalu menghapus Devan dari pengikutnya serta menghapus dirinya dari pengikut Devan.

"Gue gak akan ganggu lo lagi Devan, sekarang gue gak akan tau apapun tentang lo lagi."

"Tugas gue udah selesai, seperti halnya pelangi yang cuma datang sesaat. Sekarang, lo udah dapetin kembali matahari lo. Yang bakal selalu nemenin lo selamanya, bukan sementara," ucap Sisil menatap langit malam yang ramai akan bintang yang berada di sekitar bulan.

"Gue akan simpan kenangan kita dengan baik, tertata rapi pada sebuah ruangan yang mungkin tak akan pernah kita buka kembali."

"Terimakasih Devan, kedatangan lo berarti banget buat gue. Terimakasih untuk semua cinta dan kasih sayang lo. Bahagia selalu."

Selesai sudah semua, berharap saja pada Tuhan, semoga memberikan yang terbaik untuk keduanya.

🌈

Devan menghentikan motornya pada sebuah taman. Udara dinginnya malam tak membuatnya pergi dari tempat itu. Devan, pria itu mendudukan dirinya pada sebuah kursi taman disana.

Mengingatkan kembali pada Sisil, mengingat kejadian dimana mereka membolos bersama.

Membuka akun Instagram miliknya, rautnya terkejut melihat akun miliknya dan akun milik Sisil yang tidak saling mengikuti. Tangannya terhenti, mengurungkan niatnya yang akan mengetik tombol meminta mengikuti akun Sisil yang privasi.

"Gue rasa, ini udah akhirnya," ucap Devan menatap sendu akun bernama sisilangelicaaa.

Devan menghela nafas berat. "Udah bener-bener gamau diganggu ya?"

Membuka galerinya menatap beberapa foto dirinya dan Sisil. Terselip rasa rindu yang amat mendalam pada wanita itu.

"Kalo mau nangis, nangis aja kali. Gausah lo pendem," ujar seseorang dibelakang Devan.

Devan menolehkan kepalanya mendengar suara familiar yang akhir-akhir ini jarang sekali ia dengar.

"Bastian?" Tanya Devan berdiri dari duduknya. "Ngapain lo disini?"

Bastian menyunggingkan bibirnya. "Selain sekolah, emang ini tempat punya lo juga?"

"Umum kan?" Sambung Bastian lalu mendudukkan tubuhnya pada kursi sebelah tempat Devan duduk.

Devan ikut duduk di sampingnya. "Ngapain lo disini?"

"Gaboleh nih gue nemenin lo?" Tanya Bastian selalu dengan raut datarnya.

DEVAN ALVIANO [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang