[57] Nyawa Dibalas Nyawa

1.4K 43 2
                                    

Ayuk vote and komen biar saya senang💃

Happy reading all💙

▪▪▪▪▪

57. Nyawa Dibalas Nyawa

Devan mondar mandir sudah seperti gangsing di depan pintu ruang UGD rumah sakit. Pikiran sudah kacau juga penampilan yang tak kalah kacau, tak peduli juga pada pakaiannya yang penuh dengan bercak darah.

Bugh!

"Arkhh..." desis Devan memukul tembok di samping pintu UGD yang tertutup rapat.

"Semuanya karna gue, gue emang gabisa jagain Sisil, bego!" Racau Devan seraya mengacak rambutnya.

"Emang lo bego," sahut seseorang di belakang Devan, membuat Devan membalikkan badannya.

Tatapan penuh benci tercetak kala melihat rivalnya yang kini di depannya. "Ngapain lo di sini?"

Arka tersenyum kecil. "Gue tau siapa yang nabrak Sisil."

Raut wajah Devan berubah menjadi serius kala mendengar pernyataan Arka. "Siapa?"

"Lo percaya kalo yang nabrak itu Amanda?" Tanya Arka seraya bersidekap di depan dada.

"Amanda?" Beo Devan.

Arka mengangguk. "Iya, tunangan tercinta lo," jawab Arka menekan kata tunangan.

"Dia bukan tunangan gue!" Ketus Devan.

Arka tertawa kecil. "Kok ga dianggep gitu sih?"

"Dia emang bukan tunangan gue," jawab Devan dengan nada sedikit meninggi, berusaha meyakinkan Arka bahwa Amanda bukan siapa-siapanya lagi sekarang.

"Lo pasti belum kabarin nyokap bokapnya Sisil? Gak perlu lo kasih tau mereka, karna gue udah ngabarin dan mereka lagi otw ke sini," ucap Arka membuat Devan menoleh penuh tanya.

"Tau dari mana lo soal orang tua Sisil?"

"Harus banget gue jawab? Singkat ceritanya tadi gue liat mobil Amanda yang udah kabur duluan setelah nabrak Sisil itu, tadinya gue mau bantuin cuma gue liat lo, yaudah gue kasih tau bokapnya Sisil," ujar Arka bercerita.

"Lo kok bisa punya nomor bokap Sisil?"

"Om Tio itu patner kerja bokap gue, gue juga baru tau kalo om Tio itu temen kerja bokap gue, waktu gue di suruh nganterin berkas ke rumahnya, di situ emang gue gak ketemu Sisil tapi gue liat ada foto dia," lanjut Arka bercerita.

"Lo k--"

"Gimana Sisil?" Tanya Dila yang baru datang membuat Devan memberhentikan ucapannya. Wanita paruh baya itu bernafas ngos-ngosan bersama suaminya dengan raut khawatir yang tercetak jelas.

"Masih ditangani dokter Om, Tante," jawab Devan. "Duduk dulu Om, Tante," ucap Devan dengan nada sopan.

"Kamu disini juga Devan? Saya kira Arka sendirian," ujar Dila dengan air mata yang mengenang di pelupuk matanya.

"Devan yang bawa Sisil ke RS Tan," jawab Arka.

"Kenapa bisa Sisil kecelakaan?" Tanya Tio menatap Arka meminta jawaban dari cowok itu.

DEVAN ALVIANO [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang