Hai
Sebelum baca jangan lupa tekan bintang 🌟 biar part nya bersinar kek dia yang selalu bersinar di hati, eaa.
Sabilah selipkan komentar juga🤓
Happy reading all💙
▪️▪️▪️▪️▪️
10. Apartemen Devan
Sisil pergi dengan rasa bingung sekaligus kepo, sebenarnya manusia didepannya ini mau mengajaknya kemana sih?
Sepanjang perjalanan keduanya hanya menciptakan keheningan, Devan yang fokus pada jalan dan Sisil yang bermonolog dengan pikirannya.
Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai. Devan menghentikan motornya pada parkiran sebuah apartemen.
Sisil turun dengan perasaan bingung penuh tanda tanya, ngapain Devan mengajaknya kesini?
Devan melepas helm nya lalu ikut turun dari motor, Devan berjalan lebih dulu namun terhenti melihat Sisil yang hanya diam di tempatnya.
"Ck, kebiasaan banget sih setiap diajakin pasti loading dulu, perlu digandeng?" Tanya Devan membalikkan badannya lalu mendekati gadis itu.
"Lo kenapa ngajak gue ke sini?" Tanya Sisil pada pria di depannya.
"Atau lo mau macem-macemin gue? Mau ngapa-ngapain gue?" Tanya Sisil was-was seraya menyilangkan tangannya di depan dada.
"Hust sembarangan, siapa juga yang mau ngapa-ngapain lo? Gue ga sebrengsek itu."
Sisil menyipitkan matanya masih was-was belum sepenuhnya percaya pada pria di depannya itu.
Devan mengambil tongkat baseball entah milik siapa yang diletakkan di parkiran itu. Membuat Sisil makin waspada.
"Nih lo pegang, kalo gue macem-macemin lo, lo bisa pukul gue pake tongkat ini," Devan memberikan tongkat baseball tadi pada Sisil.
"Lo pegang omongan gue, gue gak akan ngerusak lo gue gak akan ngapa-ngapain lo Sil," ucap Devan saat Sisil menerima tongkat itu.
Sisil mengangguk pelan dengan tangan memegang erat tongkat itu.
"Ya udah ayo, gue jalan depan lo nih," ajak Devan melangkah ke dalam apartemen diikuti Sisil dibelakangnya.
Devan menghentikan langkahnya pada sebuah pintu lalu menekan pin di sana hingga beberapa detik setelahnya pintu terbuka.
Devan masuk diikuti Sisil yang semakin mengeratkan tangannya pada tongkat baseball yang ia pegang.
Dan betapa terkejutnya Sisil melihat isinya, sangat masyaallah, subhanallah melihat dalamnya yang sudah seperti kandang kebo.
Mulai dari sofa yang miring ke sana kemari bahkan entah mengapa bisa yang tadinya di ruang tamu menjadi jalan ke dapur, apa iya punya kaki? Lalu baju yang tersebar kemana-mana, piring kotor yang diletakkan di sembarang tempat, bungkus sisa camilan yang berserakan hingga sisa putung rokok.
Sisil menggeleng lalu berdecak malas, "ini apartemen atau rumah tikus?"
"Yang biasanya beresin lagi sakit terus izin 3 hari ini."
"Terus ngapain lo ngajakin gue ke sini?"
Devan berdecak, "ck, lo lupa? Lo kan babu gue."
Sisil pura-pura tak tahu, "jadi?"
"Lo gak tau maksud gue?"
Sisil membuang nafasnya kasar, "maksudnya lo suruh gue yang beresin semua ini?" Tanyanya diangguki Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVAN ALVIANO [SELESAI✔]
Teen FictionAwalnya bersama mu adalah hal yang tak pernah mau kujalani, namun seiring dengan waktu akan sisi lain dirimu, hal itu menjadi sebuah cerita yang tak ingin ku akhiri. Tak pernah terpikirkan dibenak Sisil akan menjadi babu seorang Devan, cowo famous d...