Yuk vote dulu!
Kalau sudah, komennya y!
Happy Reading All💙
▪▪▪️▪▪
48. Utuh atau Rapuh?
Jam pelajaran sekolah telah selesai, semua murid SMA Merah Putih berhamburan keluar dari area sekolah.
Sisil, gadis itu tengah berdiri di depan pintu gerbang sekolah menunggu taksi online yang ia pesan.
Teman-temannya sudah pulang terlebih dahulu. Tadinya ia diajak bersama Adela yang dijemput supirnya namun Sisil menolak dengan alasan ingin pergi ke perpustakaan terlebih dahulu, juga tidak enak mengingat rumahnya dan rumah Adela yang tidak searah.
Mita si bucin yang seperti biasa diantar jemput Ervan, Chia yang sudah pulang bersama tunangannya, Rara yang buru-buru karna ada janji bersama partner balapnya, dan Sella yang entah pulang bersama siapa, biasanya dia bersama Adela tapi kali ini dia sudah cabut terlebih dahulu tanpa sepengetahuan sahabat-sahabatnya itu.
Brumm...brumm
Sisil mengalihkan pandangannya serta menampilkan raut wajah malasnya saat pendengarannya hafal betul dengan suara motor milik seseorang yang sekarang berdiri di sampingnya.
"Sisil," panggil Devan pelan.
Melihat Sisil tanpa respon, Devan memegang pundak Sisil untuk menghadap ke arahnya.
"Kenapa?" Tanya Sisil saat sudah menatap Devan, dengan tangan secara paksa menurunkan tangan milik Devan yang bertengger di pundaknya.
"Dengerin dulu penjelasan aku," lirih Devan memohon.
Sisil berdiri dari duduknya, saat melihat taksi pesanannya sampai. Menatap Devan sebentar lalu menghampiri taksi tersebut. Sungguh menatap Devan saja rasanya terasa sesak.
"Sil, please," pinta Devan dengan tangan yang mencekal lengan Sisil.
"Gak sekarang," ucap Sisil menatap gadis di belakang Devan yang sedikit berlari ke arah mereka. "Mending lo urus dulu tunangan lo itu," sambungnya melepas cekalan Devan saat menatap Amanda yang tak jauh dari mereka.
"Gue duluan," pamitnya lalu menaiki taksi tersebut.
Devan menatap sendu taksi biru yang sudah berjalan semakin menjauh. Merutuki kebodohannya yang tak jujur sejak awal.
"Beib, kok kamu ninggalin aku sih," rengek Amanda bergelayut manja di lengan milik Devan.
"Stop Amanda! Berhenti panggil gue itu!" Larang Devan tegas dengan lengan menyentak paksa tangan Amanda.
"Why?"
"Karna gue gak suka!"
"Kan aku tunangan kamu Devan. So, gapapa dong."
"Berhenti Amanda! Gue muak sama lo!"
Amanda menampilkan wajah sedihnya. "Kok kamu gitu sih? Kamu udah ga sayang lagi ya sama aku?"
"Emang gue dari awal ga pernah sayang apalagi cinta sama lo!"
Amanda menggeleng. "Gak, kamu dulu itu ga kayak gini. Ini pasti karna perempuan itu kan? Sisil Sisil itu kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVAN ALVIANO [SELESAI✔]
Teen FictionAwalnya bersama mu adalah hal yang tak pernah mau kujalani, namun seiring dengan waktu akan sisi lain dirimu, hal itu menjadi sebuah cerita yang tak ingin ku akhiri. Tak pernah terpikirkan dibenak Sisil akan menjadi babu seorang Devan, cowo famous d...