[60] Pelangi Devan (End)

3.1K 53 0
                                    

Udah siap ending?

Vote dan komennya kencengin bestieee!!

Happy reading all 💙

▪▪▪▪▪

60. Pelangi Devan

Sudah sebulan ini Devan tak bertemu dengan Sisil, jujur saja Devan amat rindu dengan gadis itu. Gadis dengan senyuman gigi kelinci dan mata bulannya.

Ia duduk di bangku taman halaman belakang rumahnya, sekarang ini Devan pun sudah memutuskan untuk kembali ke rumah dan tinggal di rumah itu menemani kedua orang tuanya.

Menatap langit sore yang masih berwarna biru dengan langit yang sedikit. Menatap dalam renungannya.

"Den," panggil Bi Lila membuat Devan membuyarkan lamunannya.

"Iya Bi? Kenapa?"

"Ini ada titipan buat Den Devan," ucap Bi Lila seraya menyodorkan sebuah amplop berwarna merah muda.

"Dari siapa?" Tanya Devan menerima amplop itu.

"Kurang tau Den."

Devan mengangguk pelan. "Makasih Bi," ucap Devan yang diangguki wanita itu.

"Yaudah kalo gitu Bibi ke dalem ya," ujar Bi Lila diangguki Devan.

Setelah kepergian Bi Lila, Devan pun membuka amplop itu, yang bertuliskan untuknya.

Hai kamu

Devan membaca kalimat di barisan paling atas.

Devan Alviano
Laki-laki yang kutemui pada tahun 2023, penuh kejutan, penuh perhatian, juga egois haha tapi moodboster banget buatku.

Devan semakin tertarik untuk membacanya, dia tahu betul ini dari siapa.

Entah akan berapa bab untuk menceritakan tentangmu.

Membaca kata demi kata yang tertulis rapi di kertas dengan warna merah muda itu, dan beberapa stiker pelangi di pinggirnya.

Tentang senyumanmu yang seindah bulan dengan dua lekuk bibir yang membentang luas seluas samudera.

Tentang cinta dan kasih sayangmu yang tak terbatas serta perhatian tulusmu yang dalam sedalam lautan.

Juga tentang banyaknya cerita atau hal-hal random kau bagi padaku. Seperti awan dan langit yang kadang cerah kadang juga gelap. Jika hujan tiba, tak peduli aku akan jatuh dimana, yang jelas aku ingin selalu ada di dekatmu. Lebih dekat dari nadi yang selalu berdetak.

Devan tertegun membaca setiap kalimat itu. Senyuman di bibirnya tak henti-hentinya terukir di wajahnya.

Devan Alviano
Apakah kamu bersedia namamu menjadi bagian lagi dari hidupku? Menjadi bagian dalam setiap lembar bab dari buku kehidupanku? Kembali berlayar pada kapal rakitan kita, mencintai setiap inci kehidupan ini dimana selalu ada kita dan kembali melukiskan warna serta membuat cahaya kehidupan.

Senyumannya tak luntur dari wajahnya, ia tidak bisa menyembunyikan raut kebahagiaannya lagi membaca setiap tulisan yang mengusap perasaannya.

Devan Alviano, maukah kamu menerima kembali pelangimu ini?

Setelah membaca kalimat terakhir itu, Devan pun mendongakkan pandangannya. Lalu detik berikutnya tepukan pelan di bahunya membuat Devan membalikkan badannya. Betapa terkejutnya ia melihat seseorang yang ia rindukan itu berdiri di depannya dengan senyuman tulusnya.

DEVAN ALVIANO [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang