PROLOG

427 18 0
                                    

Pukul 6 pagi hari, seorang laki-laki berusia 18 tahun tampak sedang disibukkan dengan kegiatannya, sama seperti remaja lainnya, yaitu sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 6 pagi hari, seorang laki-laki berusia 18 tahun tampak sedang disibukkan dengan kegiatannya, sama seperti remaja lainnya, yaitu sekolah. Setelah selesai berkutat dengan buku-buku dan seragamnya, laki-laki itu langsung keluar dari kamarnya dan menuju ruangan yang di

sebelahnya, membukanya dengan perlahan agar sang pemilik ruangan tidak terganggu dengan kehadirannya.

"selamat pagi bulannya bintang, bintang berangkat dulu ya" ucapnya seraya tersenyum sambil mengelus kepala bagian atas gadis itu.

Ya,dia adalah Bintang, Bintang Putra Galaksi. Putra ketiga dari 5 bersaudara pasangan Galaksi dan Kasih. Bintang bukan seorang anggota geng motor, apalagi ketuanya, bukan juga anak kaya raya yang mempunyai black card dan mobil mewah, dia hanyalah Bintang, Bintang untuk Bulannya. Jika kalian sempat berfikir demikian, maka silahkan buang jauh-jauh fikiran kalian.

Pagi ini merupakan hari pertama masuk sekolah bagi anak-anak SMA N 48 Jakarta, Begitu juga Bintang. Setelah berlibur selama kurang lebih 2 Minggu, kini ia harus kembali lagi berkutat dengan rumus-rumus dan pelajaran-pelajaran yang membosankan. Kini ia sudah berada di depan gerbang sekolah, menuntun langkahnya untuk masuk ke tempat yang sebentar lagi mungkin akan menjadi salah satu kenangan yang indah baginya.

Suasana sekolah memang belum terlalu ramai karena terhitung masih sangat pagi, apalagi untuk hari pertama sekolah setelah liburan. Tapi apalah daya, pagi ini ia harus berangkat bersama kakaknya karena motonya harus dibawa ke bengkel.

"lah, Tang, kesambet apa lo pagi bener datengnya," ucap Kiky, sahabat Bintang

"gua dianter bang Awan, motor gua mogok, lo juga ngapain dateng sepagi ini, ini masih hari bebas kali Ki, nggak ada pemeriksaan."

"iya nggak ada sih, tapi pengen aja gua dateng pagi, sekalian ngeliatin, siapa kandidat yang pantes gantiin guan anti"

Kiky atau Rizky Ramadhan, salah satu sahabat Bintang yang merupakan ketua OSIS,berprestasi, baik, tampan? Jangan di tanya, kaya? apalagi, kalian tau Hotel Indonesia itu mlik siapa? Tentu saja bukan milik keluarga Kiky. Lalu apa hubungannya? Keluarga Kiky merupakan keluarga arsitektur ternama di Jakarta, ayahnya lah yang dulu samapai sekarang mengurus Hotel Indonesia, yang merupakan salah satu pusat seluruh kegiatan di Jakarta, bahkan Indonesia. Kikiy merupakan sosok yang paling pas untuk dijadikan tokoh utama dalam sebuah novel.

Perlahan satu persatu siswa mulai datang memenuhi sekolah, melepas rindu pada teman-teman setelah 2 minggu terbebas dari sekolah. Di semester awal memang biasanya tidak langsung diadakan kegiatan pembelajaran, hanya diisi dengan perkenalan.

Krriing!!!..

Bel istirahat berbunyi, membubarkan siswa-siswi yang tadinya berada di kelas berbondong-bondong menuju kantin. Termasuk seorang gadis berambut panjang, yang sedari tadi melemparkan pandangannya ke seluruh sudut kantin, mencari seseorang yang sangat dirindukannya. Bagaimana tidak, 2 Minggu tak melihat wajah sang pujaan hati membuat gadis ini gusar, dan berselera makan dan lemah. Ah!! lebay sekali bukan.

"Bintang nggak ke kantin kali Ndah, mending sekarang kita pesen bakso, dedek di perut gua udah perotes nih," Ucap Rini, teman Indah.

Indah Permata Sari, dia adalah pengagum setia nomer 1 Bintang dari kelas 10, namun Indah berbeda dengan fans-fans Bintang yang lainnya. Dia tidak menunjukkan kesukaannya terhadap mahluk indah tuhan itu secara langsung, tapi dengan perlahan dan tak terlihat yah, sampai Bintang pun mungkin tak tau keberadaanya. Dengan bantuan Rini, teman sekelasnya, yang merupakan salah satu wanita yang dekat dengan pujaan hatinya itu, dikarenakan orang tua Rini bekerja dan tinggal di rumah lelaki itu membuat Rini mengetahui banyak hal tentang Bintang.

"yah padahal hati aku lagi membutuhkan asupan nih Rin, hilang sudah harapan dapet vitamin B hari ini,hmm,," ucap Indah sambal melemahkan bahunya.

"sok-sokan kehilangan vitamin B, makanya kalo emang demen, samperin, bilang, DOR!!" ucapnya sambal meniup tanganya yang digunakan sebagai pistol tiruan.

"nggak, kalo gitu aku sama aja kayak yang lain, pasti ujung-unjungnya berakhir karam, makanya lebih baik istikomah dan tawakal, plus dibantuin kamu"

"udah berapa kali gua bilang, gua cuma remahan peyek di kehidupan Bintang, cuma saling tau udah itu aja, toh gua udh bilang semuanya ke elu"

"nggak apa-apa Rin, setidaknya aku bisa tau, hari ini dia makan apa, pake baju apa, itu udh cukup kok buat aku melanjutkan hidup"

Di sisi lain, lelaki yang sedari tadi namanya disebutkan sedang berada di dekat lapangan basket, berkumpul dengan teman-temannya sambil minum bebrapa minuman yang mereka punya. Eh ralat, punya Bintang dan Kiky, tadi ada beberapa gadis yang memberikan minuman dan snack kepada dua lelaki tampan itu, bintang tentu saja sudah menolaknya namun teman-temanya malah memintanya kembali dengan alibi nanti kita kasi ke bintang, pasti dimakan kok. Pintar sekali bukan, memanfaatkan temann sebagai dompet dan kulkas berjalan.

"eh Tang, dia jadi sekolah disini?" ucap adam

"lah emang udah di izinin?" balas Uus

"nambah bidadari si disekolah kayaknya nih, ya nggak Us?"

"ehe, tapi buat yang ini gua nggak ikutan deh Dam, pawangnya galak"

Bintang langsung mengalihkan pandangannya pada kedua sahabatnya itu, menatapnya dengan tajam. Adam Naufal dan Uus alias Usman. Dua orang sahabatnya itu memang paling senang menjahili Bintang, apalagi mengenai topik dia yang cukup sensitiv bagi Bintang.

"dia sekelas sama kita?" ucap Kiky, melerai pertarungan mata antara bintang dengan duo curut itu.

"nggak, dia sekelas sama Rini"

"lah tumben nggak bareng?, perang?" tanya Uus

"dianya nggak mau sama gue"

"ck, bosen kali dia sama elu Tang, lagian elu nempel mulu kek perangko" cicit Adam

"ngomong lagi, nggak gue kasi contekan lu bedua"

Keduanya langsung bungkam, tak berani melawan. Jika sudah membawa tugas sekolah sekaligus jaminan masa depan mereka, sama saja dengan perang. Mereka masih mau lulus dengan nilai mulus.

"lu udah yakin bakalan biarin dia sekolah di sini? Gua nggak jamin kita bisa ngawasin dia setiap menit disini", tanya Kiky

"its Ok Ki, ada Rini yang bakalan tetep stay bareng dia kalo gue nggak ada, lagian ini juga maunya dia, gue udh nggk bisa nolak lagi"

"tenang Tang, kita bakalan bantu jaga dia kok"

"tanggung jawab elu, otomatis jadi tanggung jawab kita, apalagi soal dia"

"thanks, "

Bintang juga berharap demikian, seomga ini awal yang baru bagi dia dan juga Bintang. Bintang cuma berharap semuanya akan berjalan baik-baik saja.

-To be continue -

CERITA DARI LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang