68. afraid

27 5 2
                                    

Happy Reading

BUGH!

Sebuah tinjuan kerasa menghantam rahang Angkasa, dan pelakunya tidak lain adalah adiknya sendiri, Awan.

"Liat! Liat dari buah keegoisan yang Lo buat Sa. LIHAT! " Awan menunjuk ke arah ruangan di salah satu rumah sakit, di dalamnya terdapat seorang yang kini telah terbaring lemah.

"Kalo Lo ngga ikut-ikutan main petak umpet kayak gini, ngga bakalan terjadi kayak gini lagi! ARRGHH!! " Awan berteriak sambil mengacak rambutnya, ia marah, marah pada semuanya.

"Udah Wan, ini rumah sakit, kamu jangan buat keributan, " Ibu menuntun Awan untuk duduk di kursi. Sedangkan Awan, yang hanya bisa menundukkan kepalanya, tanpa membalas perlakuan dan perkataan adiknya itu.

"Untuk sekarang kita berdoa aja ya, semoga Bulan baik-baik aja, adikmu itu anak yang kuat Sa, " Bapak ikut mencoba menghibur Angkasa, semua orang kini telah terpukul.

Orang yang sedang berbaring di ruang ICU adalah Bulan. Sepulang dari Bandara untuk mengantar Kiky, ia pingsan tak sadarkan diri dan mimisan hebat, Uus dan Adam langsung membawanya ke rumah sakit dan menghubungi keluarga Bulan.

Sudah hampir 30 menit gadis itu ditangani, tapi belum juga ada tanda-tanda seseorang dari dalan sana keluar untuk memberikan kabar.

"Bintang mana? " Tanya Rini yang sedari tadi diam.

"Masih jemput surya di sekolahnya, Ibu udah kabarin suruh ke rumah sakit, tapi ibu ngga bilang soal Bulan. " Jawab Ibu.

"Aku ngga tau gimana shock nya Bintang nanti, apalagi belakangan ini kondisi Indah juga menurun. " Ucap Rini lesu.

Tak berselang lama, orang yang dibicarakan muncul. Bintang datang dengan sedikit tergesa dengan Surya yang tertidur di gendongannya.

Melihat itu, Ibu berinisiatif untuk mengambil Surya dan meninggalkan tempat.

"Siapa aja yang tau? " Ucap Bintang dingin. Matanya menyorot tajam kepada semua orang yang ada di sana.

"Bi, " Ayah bangun untuk menenangkan bintang namun,

Ceklek

Suara pintu dibuka mengalihkan antensi mereka semua ke arah ruangan ICU. Hingga seorang dokter keluar,

"Keluarga pasien atas nama Bulan? " Tanya dokter tersebut

"Iya, kami kakaknya" Jawab Angkasa.

"Baiklah langsung saja. Begini, dari pemeriksaan saya tadi pasien pernah mengalami kecelakaan di bagian kepala? " Tanya dokter lagi.

"Iya, beberapa bulan yang lalu dokter" Kini Awan yang menjawab.

"Dari kecelakaan tersebut terjadi trauma pada bagian otak dan tengkorak kepala pasien. Dari rekam medisnya juga menyatakan bahwa pasien sudah melakukan terapi beberapa kali di rumah sakit ini. " Sang Dokter menjeda ucapannya

"Tapi sayangnya terapi tersebut tidak membuahkan hasil yang banyak, bahkan dari hasil rontgen trauma pada otaknya menyebar menyebabkan beberapa pembuluh darah pecah." Penjelasan dari dokter membuat semua orang yang ada di tempat itu terkejut, tak terkecuali Angkasa yang sudah tau hal tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CERITA DARI LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang