56.BALAS DENDAM

22 6 0
                                    

Happy Reading

"Bunda, "

Wajah itu, wajah yang selalu Bulan rindukan. Wajah yang selalu Bulan harapkan akan datang ke mimpinya.

PLAK!

"BUNDAAA!!!!" Bulan berteriak dengan histeris setelah melihat wanita yang mempunyai wajah seperti Bundanya itu tertampar dengan keras. Ia menangis tersedu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya saat kejadian tadi kembali terulang dan kini terlihat jelas wajah kesakitan dari Bundanya itu.

Tamparan, pukulan, sampai tusukan pisau yang diterima Bundanya itu terasa sampai di tubuh Bulan. Bulan berusaha bangkit untuk memeluk wanita yang paling ia sayangi itu namun nihil ia benar-benar tidak ada tenaga untuk itu.

"AKHHH!!!! CUKUUPPP!!! STOOPPP!!!!" Bulan berteriak keras berharap teriakannya bisa menghentikan perlakuan demi perlakuan yang didapatkan Bundanya itu. Bulan tidak bisa, sungguh tidak bisa meliha dan kendengar semua rintihan kesakitan itu.

"Jangan sakitin Bunda..tolong jangaaaan!!!! "

Bulan terus merancu entah pada siapa, namun keadaan Bundanya malah semakin mengenaskan. Wajah cantiknya perlahan hancur, dress yang dipakainya berubah menjadi merah darah, bahkan gerakan sekecil apapun sudah tidak mampu dilakukan olehnya.

"SIAPAPUN TOLOOONGG!!!! TOLONGIN BUNDAAA TOLOONGG!!!!" Bulan berteriak ke seluru penjuru ruangan, meminta bantuan untuk Bundanya itu.

"AAAHHKKK!!!" Bulan meringkuk kesakitan. Kepalanya terasa sangat sakit, seperti mau meledak. Badannya menggigil merasakan dingin yang menjalar dari lantai.

"Bundaaa." Bulan beusaha mendongak melihat keadaan Bundanya yang kini sudah tidak bergerak sama sekali.

"Sakiiiittt "

"Bunda sakiiittt "

CEKLEK

Bulan menoleh ke arah suara pintu yang terbuka itu, terlihat dua orang masuk dan berjalan mendekat ke arahnya.

"Toloong. "

Kedua orang itu semakin mendekat, Bulan memicingkan matanya beruaha melihat dengan jelas siapa orang-orang yang Bulan tebak bejenis kelamin laki-laki itu. sampai mereka berdiri di depannya. Salah satu dari laki-laki itu berjongkok di depan Bulan, memiringkan kepalanya menatap Bulan yang meringkuk di bawahnya.

Lelaki itu tersenyum. Bulan memejamkan matanya sejenak kemudian kembali memperhatikan wajah lelaki itu dengan lamat.

"Rio, "

Rio tersenyum mendengar Bulan menyebut namanya. Ia mengulurkan tangan untuk menyikap rambut Bulan yang sedikit menutupi wajahnya itu. "are you okay? "

"Rio tolongin Bunda yooo" Ucap Bulan lirih sedikit terisak.

"Hem? Bunda?"

"Bunda gue Yo, dia luka tologin dia Yo, dia kesakitanHiks, Hiks..

"Bunda Lo udah mati Bulan," Ucap Rio dengan nada pelan seolah olah merasa haru.

"Enggak Yo, dia di depan gue! Dia dipukulin Yo!!" Bulan semakin histeris

Rio menagkup wajah Bulan, mencegnkram dagunya keras agar Bulan mendongak ke arahnya. "Gimana? Sakit kan liatnya?" Rio mengeluarkan senyuman smirk nya pada Bulan.

Bulan menggeleng lemas seolah meminta amppun pada lelaki di depannya ini. Ia bingung dengan perubahan sikap Rio, namun dibanding semua itu ia hanya mau meminta tolong pada Rio untuk menyelamatkan Bundanya itu, wanita di depannya tadi itu.

CERITA DARI LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang