63. HORROR MOVIE

22 5 0
                                    

HAPPY READING

Perkara penyakit Bulan, Angkasa sudah menjelaskannya pada semuanya. Tapi atas permintaan Bulan, Angkasa sedikit mengubah penjelasannya itu. Ia mengatakan bahwa itu hanya efek samping dari kecelakaan kemarin dan tidak terlalu parah. Jadi semuanya tidak terlalu khawatir, dan berjalan seperti biasanya.

seperti malam ini. Bulan mengundang semua sahabatnya untuk makan malam atau sekedar bermain bersama. setelah beberapa kesalahpahaman dan kejadian kemarin mereka Memang belum sempat berkumpul kembali.

Mereka kini sedang berada di balkon kamar Bulan. Disana terlihat mereka sedang bermain kartu domino sambil mengobrol

"Lo gila sih Lan kalo menurut gue. Ah! anjir ngga ada yang sama!!" Ucap Uus sambil menggerutu karena kartunya.

"Ya lo semua ngga ada yang mau dengerin gue," Ucap Bulan santai, ia tidak ikut bermain kartu ia hanya menonton sambil rebahan dan paha Kiky sebagai bantalan. "Pasang ini nanti" Ucapnya kemudian melihat banyak kartu Kiky. Sedangkan Kiky sedang serius bermain, sesekali ia menunduk menghadap Bulan dan mengusap dahi gadis itu.

"Aku masih ngga nyangka loh, kalo om aku yang lakuin itu semua." Ucap Indah. "Bahkan aku sempet malu buat ketemu Bulan Bintang gara-gara dia." Lnjutnya sambil memandang dua bersaudara itu.

Bintang tersenyum mendengar pernyataan dari Indah, Ia mengusap kepala Indah. Hal tersebut Membuat yang lainnya berdecuh kesal, karena melihat kebucinan dari kembara kembar nakal itu.

Adam yang tadinya kesal karena kartunya tinba-tiba dibuat merindinig karena tiba-tiba merasakan usapan yang lembut di kepalanya. Perlahan ia mendongak ke arah Usapan itu dan

PLAK

"Ash!! Sakit anjir!! Lo ngapain tampar muka gue!!" Ucap Uus sambil mengusap pipinya yang terkena tamparan Adam.

"Ya lo ngapain Usap pala gue Paus!!" Ucap Adam tak kalah nge gasnya

"Kan, biar kayak mereka"

"NGGAK GITU KONSEPNYA!!" Adam menghela nafas Panjang. Memang butuh kesabaran ekstra untuk menghadapi manusia macam Uus ini. "Lo bisa kan usap Palanya Rini!" Lnjutnya.

"Ogah gue! Dia ngga pernah sampoan!!"

"Eh!! lo siapa Bilang gue nggak pernah smapoan!! Ucap Rini dengan galak.

"Lah, kan emang bener Rin, Lo beli sampo jarang, pakenya punya gue terus." Jawab Bulan enteng.

"Nah kan!! apa gue bilang!" sergah Uus karena ada yang membelanya.

"Nggak ya!! gue begitu biar hemat tau!!" Rini belum mau mengalah

"Pelit Lo!! ngga kira gue gimana anak lo ntar dapet emak pelit kayak lo!!"

"Hemat ya bukan pelit!!"

"Pelit!! ngga ada Modal!!!"

terus saja seperti itu, mereka berdua terus berdebat sampai melupakan permainan kartu mereka. Adam yang sudah jengah melihat keduanya pun langsung masuk, memilih untuk tidur di kasur tingkat milik Bulan.

Sedangkan Bulan hanya terkekeh menikmati perdebatan sseru antara Uus dan Rini. "Mereka lucu ya,?" Tanya Bulan pada Kiky yang sedang memainkan rambutnya.

"Hum. Lucuan Kamu lan," Ucap Kiky tanpa mengalihkan kegiatannya.

Bulan yang mendengar perkataan sekaligus melihat ekspresi Kiky berjenit ngeri. Aneh saja, Akhir-akhir ini Bulan rasa tingkat kebucinna Kiky sudah melampaui batas. Dia bahkan sudah 2 hari ini menginap di rumahnya, ya walaupun di kamar Bintang . tapi tetap saja, Bulan rasa itu berlebihan.

"Daripada kalian ngga jelas gitu mending masuk. nonton, Gue punya Film Hororr yang bagus!" Ucap Adam yang berdiri di pintu pembatas atara balkon dan kamar Bulan.

setelah mendengar ajakan dari Kiky yang kelihatannya seru. Akhirnya mereka memutuskan untuk masuk ke kamar Bulan. walaupun Rini dan Uus sesekali masih saling menimpali.

"Kalo ada yang teriak takut dendanya mandiin Macam sama sapi." Celetuk Bulan dengan mudahnya.

Uus yang mendengar hal tersebut pun langsung membelakkan matanya. "Ogah!!! Heh!! Enak aja aturan dari mana itu!!!" Protesnya.

"Setuju"

"Okeh"

"Deal!!"

ucap mereka bersamaan.

"Heh malih!! gua orangnya parnoan sendiri di sini!! ngga!! ngga bisa!!" Protes Uus lagi.

"mayoritas Us!" ucap Rini sambil ikut melangkah masuk ke dalam kamar, diikuti Bulan dan yang lainnya.

"Us di deket pager balkon ada kunti!"

"HAH!" Uus langsung bergegas ikut masuk ke kamar setelah mendengar teriakan dari Bulan dengan ketakutan. padahal Bulan hanya berinisiatif agar temannya yang satu itu cepat masuk.

"Ngga lagu gue ngongki di sana, kampret emang setan-setan di sini" dumel Uus ikut dudul bergabuung dengan yang lainnya yang sudah siap untuk menonton.

"Jadi horor nih?" Tanya Uus lagi

"Hm,Dam pilih filmnya, " Ucap Bulan,karena diantara mereka semua selera film Adam memang tidak pernah mengecewakan.

Mereka semua akhirnya terhanyut dalam suasana film yang sedang diputar, walau sesekali, eh banyak kali harus di ganggu dengan teriakkan heboh Uus plus tabokan mautnya.

Rini yang sedari tadi juga terhanyut dalam film tidak sengaja melirik ke arah Bulan yang sedang bersender di pundak Bintang. Melihat sahabat yang merangkul menjadi saudaranya itu nampak tersenyum dengan bibit pucatnya yang entah mengapa terlihat ganjal di mata Rini.

Merasa diri diperhatikan Bulan menoleh ke arah Rini sambil menaikkan alisnya seolah berkata 'apa' yang kemudian dibalas gelengan oleh Rini.

Mungkin Rini hanya lega, akhirnya bisa melihat Bulan kembali tersenyum seindaj itu setelah sekian lama. Dan Rini harap itu untuk selamanya.

. . .

Setelah menghabiskan kurang lebih 3 jam untuk menonton. Satu persatu dari mereka kembali ke tempat asalnya.

Bintang yang baru saja pulang dari mengantarkan Indah tidak sengaja bertemu dengan Angkasa yang baru keluar dari kamar Bulan.

"Loh, Bi abis dari mana? " Tanya Angkasa sedikit kaget akan kehadiran Bintang

"Anter Indah tadi, Bulan udah tidur? " Tanya Bintang sambil sedikit menengok ke arah pinta kamar Bulan. "Abang ngga tidur disini? " Tanyanya lagi.

"Bulan udah tidur, " Ucap angkasa sambil menutup pintu kamar Bulan yang ternyata masih terbuka. "Bulan katanya mau tidur sendiri, udah besar katanya. "

Bintang sedikit terkekeh mendengar ucapan Angkasa "Alah, palingan nanti ngetok pintu aku minta ditemenin. Dah lah, aku masuk aja Mas, repot nanti kalo dia manggil malem-malem. " Ucap Bintang yang hendak meraih handel pintu namun langsung dicegah oleh Angkasa.

"Udahlah Bi, adek kamu itu udah besar, dia juga udah ngga mimpi buruk lagi. Biarin dia belajar mandiri. " Ucap Angkasa mencegah "Mending kamu masuk kamar, besok kalian udah mulai ujian kan? "

Walau sedikit kurang setuju dengan ucapan Angkasa, Bintang terpaksa meng-iya kan dan berlalu dari sana.

Sedangkan ditempat lain, seorang gadis yang kini tengah menangis sambil meremas tissue yang ada di tangannya.

"Sedikit lagi ya tuhan"

TBC

CERITA DARI LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang