64. UNBK

13 3 1
                                    

Happy Reading

Tak terasa hari ini adalah hari terakhir SMA mengadakan UNBK, tak terkecuali Bulan dan kawan-kawan. Dengan kondisinya yang membaik berkat terapi, Bulan dengan semangat menjalani ujiannya. Dan salah satu alasannya adalah

Taruhan.

Ya, mereka kembali bertaruh. Bulan, Kiky dan Bintang. Seperti biasa siapa yang mendapatkan nilai terbanyak akan dituruti semua keinginannya oleh yang kalah. Dan mereka akan tau hasilnya saat kelulusan nanti.

Dan untuk taruhan kali ini Kiky sudah membeberkan permintaannya pada orang-orang.

"Gue bakalan minta Bulan buat setuju tunangan sama gue abis kelulusan ini, titik. " Ucapnya dengan nada serius ya ng berhasil mendapatkan dua hadiah gamparan dari Bulan dan Awan.

Sungguh mereka tidak habis pikir dengan ucapan Kiky yang ternyata benar-benar serius itu.

Bulan, dan Indah kebetulan mendapat ruang ujian yang sama, bahkan dengan ajaibnya mereka duduk berdekatan.

Bulan yang memang pada dasarnya pintar nyatanya sudah selesai menyelesaikan soal sejak tadi, namun ia memilih diam di mejanya. Sambil menopang wajahnya dengan tangan kiri, Bulan melihat kearah Indah dengan senyum gelinya.

Wajah Indah saat ini bisa dikatakan sangat lucu. Wajahnya yang lucu itu sangat tidak cocok dibuat serius.

"Ckckc, Bi..pacar lo kok bisa seimut ini sih, " Gumam Bulan sambil terkekeh cukup besar.

"Heh kamu! Kenapa ketawa? Selesaikan ujianmu dengan tenang! " Ucap pengawas itu dengan tegas.

Hal tersebut membuat beberapa pasang mata tertuju ke arahnya. Sampai saat Bulan tiba-tiba merasakan pening yang teramat pada kepalanya.

"Hidung kamu berdarah! "

Semua perhatian kembali terarah pada mereka. Bulan yang awalnya sedikit menunduk, menegakkan kepalanya dan langsung memegang bagian bawah hidungnya.

"Ngga ada darah, " Ucap Bulan dalam hati karena tidak mendapatkan darah sedikitpun di tangannya.

Kemudian ia reflek menoleh ke arah Indah yang sudah dihampiri oleh pengawas. Ia terkejut melihat Indah yang sedang menahan dadanya kesakitan dengan darah mengalir di hidungnya.

"Ndah! " Bulan langsung bangun, walaupun sedikit terhuyung. Ia melupakan nyeri kepalanya dan langsung menghampiri Indah.

"Bantuin angkat cepet bego! " Ucap Bulan kasar sambil berteriak kepada pengawas yang hanya diam karena terkejut

Mendengar teriakkan Bulan, pengawas itu langsung membopong tubuh Indah keluar dari kelas disusul oleh Bulan yang sempat mengabil tas Indah yang ada di meja pengawas.

Indah dibawa ke UKS dan segera ditangani oleh perawatan sekolah, dengan bantuan obat yang selalu di bawa Indah kesekolah.

Bulan yang sedang berdiri memperhatikan tiba-tiba kembali merasakan pening yang teramat pada kepalanya yang membuatnya harus menopang diri di ranjang UKS.

"Kami juga sakit dek? " Tanya perawat yang ternyata sudah selesai mengurus Indah.

"Ah, ee-enggak kok Bu, saya cuma capek aja lari" Ucap Bulan sambil berusaha menegakkan badannya.

CERITA DARI LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang