~ Happy Reading ~
Bulan sudah bisa mengikhlaskan dan menerima kepergian Opa dan Omanya, lebih tepatnya berusaha. Ia tidak mau membuat masalah lagi sampai merepotkan orang bahkan membuatnya celaka, Bulan berusaha untuk mandiri mulai dari sekarang.
Dan sekarang mereka sedang berada di ruang keluarga, mempersiapkan tahlilan dan membahas masalah kemarin yang belum sempat terselesaikan.
"Jadi Bulan diculik hari itu juga?" tanya Bulan lirih saat mendengar semua cerita Angkasa. Ya, Ayah mereka meninggal di hari dan tempat yang sama dengan Bulan yang diculik saat itu. Walau tidak detail, karena mereka semua memang tidak berada di tempat kejadian, dan kausus itupun ditutup oleh polisi.
Bulan menghela nafas panjang sambil memejamkan mata untuk meredakan emosinya. Dadanya sesak, tentu saja. Ini adalah sebuah fakta besar, fakta yang berhasil membuat Bulan kembali seolah olah menjadi penyebab dari kematian itu.
Bulan memegang kepalanya yang berdenyut sambil meringis. Semua perkataan dan cerita-cerita yang sudah diceritakan tadi seolah terputar kembali bagaikan kaset rusak dikepalanya. Bayangan orang-orang itu, tawa jahat mereka terlihat semakin jelas dikepalanya.
"You Okey?" tanya Bintang khawatir.
Bulan diam, ia membuka matanya sambil berusaha menstabilkan nafasnya. Kemudian menoleh ke arah Kiky yang berdiri di sampingnya.
"Ki," Panggil Bulan.
"Hah?"
"Gue pengen ke Bunda Anya," Ucap Bulan penuh harap.
Kiky hanya mengangguk sambil tersenyum simpul sebagai jawaban.
__ __ __ __
Dan disinilah Bulan sekarang di pekarangan rumah Kiky. Bunda Anya adalah Mama Kiky, Bulan memang memanggilnya bunda, seperti teman-teman yang lainnya juga.
Mereka berdua melangkahkan kaki untuk memasuki rumah megah nan mewah itu. Tepat saat Bulan masuk di sana sudah terlihat wanita yang sedang tersenyum ria menyambut kedatangannya.
"Ahhh sayang, kok kamu baru dateng lagi sih, Bunda kangen.. " Ucap Mama Kiky sambil membawa Bulan kedalam pelukannya. " Kamu kurusan sayang, kenapa? Kiky jahat ya sama kamu? "
"Bundd. " Tegur Kiky
"Apa kamu? Orang Bunda lagi ngomong sama Bulan kok! sana kamu siapin kamar buat Bulan!! "Perintah Mama Kiky
Kiky memutar bola matanya malas sambil berjalan gontai menuju ke arah lain , lihatlah disini siapa yang menjadi anak, siapa yang disayang. Tapi tidak apa-apa, selama itu Bulan, Kiky akan selalu rela. coba, kurang baik apa Kiky rela tidak dianggap cuma untuk Bulan seorang!! tolong catat itu!
Mama Kiky mengajak Bulan untuk duduk sambil mengobrol-ngobrol . "Maaf ya, kemarin Bunda nggak bisa bantu-bantu, "
"Nggak apa-apa Bund, Kata Kiky Bunda dateng ke pemakaman, itu aja udah cukup buat kami, "
Mama Kiky tersenyum teduh pada Bulan, senyum yang persis seperti senyuman Kiky. Ia sadari dulu memang sangat menyayangi Bulan, ia selalu memperlakukannya seperti anak sendiri, bahkan melebihi Kiky. Hanya saja, karena tuntutan pekerjaan dari sang suami ia jadi jarang berada di rumah.
"Bunda udah denger masalahnya dari Angkasa tadi, Bunda nggak suruh kamu buat sabar atau gimana, karena Bunda tau itu pasti sulit." Mama Kiky mengelus rambut Bulan dengan lembut.
"Bunda Cuma mau minta satu hal sama kamu, Boleh?" tanya mama Kiky, yang dibalas anggukan oleh Bulan.
"Jangan sakit, jaga diri, jangan ngerasa sendiri dan, jangan pernah nyalahin diri kamu sendiri, okey?" Bulan hanya diam menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA DARI LANGIT
Teen FictionBulan Putri Galaksi, adalah seorang gadis biasa dengan kemampuan spesialnya yang selalu ia anggap sebagai anugerah tuhan namun menjadi aib di mata orang lain. setelah 3 tahun terkurung oleh masalalu akhirnya ia kembali menghirup Udara bebas, tentu...