17. PERSETUJUAN

186 5 4
                                    

Hai jangan lupa vote, komen and share cerita ini ke temen-temen kalian ya 🐈.
Dan jangan lupa juga buat follow Ig aku : @meownulis_
Dan juga Ig mereka
@bintangptraglks
@bulan_pgalaksi
Untuk ikuti gimana keseruan mereka.

Happy reading
🐈

Untung saja, luka di leher Bulan tidak separah yang dipikirkan, namun mereka tidak lega semudah itu. Luka Bulan memang memang tidak parah, namun entah kenapa gadis itu sangat betah menutup matanya.

Bulan tidak sadarkan diri selama 2 hari, entah apa alasannya. Dokter mengatakn tidak ada yang bermsalah dengan tubuhnya, seharusnya Bulan bisa sadar beberapa jam setelah pemberian obat bius tapi tidak dia tidur lebih lama Mungkin Bulan hanya ingin istirahat lebih lama lagi.

"Bulan kalo udah besar mau jadi apa?" Tanya Galaksi sang Ayah.

"hemm, Bulan mau jadi dokter!!" Jawab Bulan kecil

"kenapa?"

"biar bisa obatin mata Bulan biar nggak wowo lagi, "

Ayahnya tersenyum simpul mendengar jawaban dari Bulan kecil." Bulan, mata Bulan itu spesial. Bulan bisa liat apa yang orang nggak bisa liat. "

"tapi Bulan nggak suka ayah!!"

"Bulan nggak boleh gitu. Kita harus bersyukur atas pemberian Tuhan. Masih banyak diluar sana yang bahkan nggak bisa liat apapun loh. Bulan mau kayak gitu? Nggak bisa liat Ayah,Bunda abang, nggak bisa main sama Bintang lagi?"

"Bulan kecil menggeleng keras Nggak!! Ngga mau Yah!!"

"jadi Bulan harus selalu bersyukur, karena Tuhan kasi Bulan mata yang spesial. Punya kekuatan super!!! Besok kalo Bulan udah besar, nggak boleh yang namanya nyalahin mata Bulan ini oke!!"

"Oke Ayah!!"

Di ruangan Bulan sekarang hanya ada Awan. Lelaki itu mengamati adiknya yang masih betah untuk menutup matanya.

"Lan, bangun dong. Udah ah ngambeknya. Janji deh, gue bakalan biarin macan sama sapi tidur pake hoddie gue." Awan mengelus bekas sayatan di leher Bulan.

"Lo kalo marah, jangan kayak gini. Lain kali lo pukul gue aja, nggak usah main luka-lukaan gini." Awan menghela nafas panjang." Lo mah, seneng bener liat gue kena omel Angkasa. Lo tau lan, tu abang lo yang satu itu. Hampiiir aja terbangin jet lagi buat kesini." Awan terkekeh mengingat kejadian pesawat jet tersebut. "Bisa beneran dipecat dia Lan. Untung aja ada gue buat nenangin dia. "

"Lo tau si Bintang, dia nggak mau makan. Nggak mandi! Untung gantengnya nurunin gue, kalo nggak, udah macem upil onta tu anak! Ibu sampe capek suruh dia mandi Lan. Baunya udah kayak azab kehidupan!"

Perlahan tangan Bulan bergerak, bersamaan dengan matanya yang berusaha membuka diri. Awan yang melihatnya pun langsung, mengenggam tangan Bulan.

"Lan,.."

"Eughh,"

Melihat adiknya yang mulai sadarkan diri, Awan menekan tombol untuk memanggil perawat. Bersamaan dengan mata Bulan yang terbuka sempurna.

Bulan melihat ke arah Awan yang melihatnya dengan lega. "Bang, aku,"

"Udah, jangan banyak omong, jangan banyak gerak. Tunggu dokter dulu." Awan memotong Ucapan Bulan.

Tak berapa lama Dokter datang bersama perawat dan keluarga Bulan. Awan memberitahu mereka bahwa Bulan sudah sadarkan diri, sehingga mereka bergegas untuk kesana. Setelah diperiksa, Bulan dinyatakan sudah tidak apa-apa, dan bisa Pulang malam ini.

CERITA DARI LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang