15.ONE STEP CLOSER

187 4 1
                                    

Happy reading
🐈

Indah menatap Bulan heran. gadis itu menagkup wajahnya dengan tangan, pandanganya serius menuju ke arah depan tepat saat guru menjelaskan. Si Bulan tobat?. Batinnya.
Bagaimana tidak, selama bersekolah Bulan jarang sekali memerhatikan penjelasan guru. Mencatat pun tidak pernah. Walaupun anehnya catatan dan tugas Bulan selalu lengkap (iyalah! Ada Kiky sama Bintang yang kerjain).

Kemudian Indah memegang dahi Bulan. "Ah! Nggak panas kok!"

Kaget dengan perlakuan Rini yang tiba-tiba memegang dahinya membuat Bulan sadar dari lamunannya. Sebenarnya Bulan sama sekali tidak mendengarkan penjelasan dari guru. Ia sibuk berfikir tentang bagaimana cara agar mendapatkan catatan itu.

"kenapa?" Tanya Bulan pada Indah.

"kamu sakit? "

"nggak kok"

"kamu lagi ada masalah? "

Bulan hanya menggeleng sebagai jawaban. Apakah wajahnya terlihat seperti orang susah yang sedang terlilit hutang?

"terus kenapa tiba-tiba kamu rajin?"

"ah?" Bulan cengo sendiri. Dahinya berkerut bingung. "Rajin? Maksudnya?" tanya Bulan

"Iya aku tumben lo liat kamu merhatiin guru, kamu beneran nggak apa-apa?"

Yang ditanya hanya menghela nafas malas. Jadi Indah salah paham mengira dia memperhatikan guru? "Gue mau tobat, capek maksiat mulu" jawabnya malas.

Indah tersenyum bahagia mendengarnya sampai menampilkan gigi rapinya."Sukurlah, aku jadi seneng dengernya, kalo kamu ada kesusahan kamu bilang aja ya, aku bisa bantu kok!"

"hmm," Bulan tersenyum tipis. Nggak tau aja ni anak otak gue bisa ngalahin si Bintang. Untung gue males.

Kemudian keduanya kembali fokus. Indah yang fokus pada penjelasan guru, dan Bulan yang fokus memikirkan cara mendapatkan catatan itu.

__ __ __

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari tadi, beberapa siswa sudah pulang dan beberapa lagi masih di sekolah melakukan kegiatan ekstra dan lainnya. Begitu juga Bulan, ia masih di sekolah menunggu Bapak menjemput. Rini sudah pergi karena memang sudah berjanji akan mengajak Surya jalan. Bintang? Entahlah dari tadi Bulan tak melihat batang hidungnya. Mungkin kembarannya itu masih marah padanya.

Bulan duduk di dekat lapangan basket sambil melihat beberapa orang yang sedang latihan basket. Sekalian cuci mata. Pandangan Bulan teralihkan menuju ke Kiky yang sedang berjalan bersama kepsek. Ya, Pak Wijaksana. Keduanya memasuki ruang OSIS.

Aha!

Terbesit ide Bulan. Kiky!!! Dia pasti tau caranya!!!. Batin Bulan semangat. Bulan bangkit dari duduknya dan berjalan kearah ruang OSIS. Sesampainya di sana Bulan memilih untuk menunggu di luar.

Beberapa saat kemudian, Pak Wijaksana keluar dari ruang OSIS, menyisakan Kiky di dalam. Tanpa basa-basi Bulan langsung masuk menghampiri Kiky.

"Ki," panggil Bulan. Kiky menoleh ke arah suara tersebut, bingung. Tumben ni anak nyamperin. "kenapa?  lo nggak apa-apa kan?" Tanya Kiky.

Bulan menggeleng "Lo tadi ada urusan apa sama kepsek?"

"Ditanya soal acara perpisahan sama kelulusan sih, nanyain gue mau handel apa nggak. Kenapa?"

"lo masih inget kan soal kemarin? "

"soal si Hana-Hana itu?. Inget kok, anaknya Pak Wijaksana kan."

CERITA DARI LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang