6.ANEH

192 8 1
                                    

Jangan lupa vote komen and share cerita ini ya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote komen and share cerita ini ya,

Happy reading
🐈

Bulan kini sedang duduk di balkon kamarnya. Tangannya tengah sibuk menulis di sebuah buku yang bergambarkan langit malam di bagian depannya.

"dia jahat Yah, buat Bulan sampe susah nafas," gumamnya, tangannya masih sibuk menulis. Sebuah kebiasaan yang selalu Bulan lakukan, menuliskan setiap momen yang ia jalani hari itu untuk sang ayah. Dulu Ayahnya adalah seorang pilot di sebuah maskapai penerbangan, jam terbangnya yang padat membuatnya jarang berada di samping anak-anaknya terutama Bulan. Gadis kecil itu selalu merengek pada ayahnya agar pulang dan mendengarkan setiap cerita yang Bulan punya. Sebagai gantinya, Bulan kecil ditugaskan untuk menulis semua cerita-ceritanya di sebuah buku yang di desain ayahnya. Saat ayahnya pulang ia akan membawa satu buku kosong dan menukarnya dengan buku yang sudah terisi penuh dengan cerita-cerita gadis kecilnya.

Terus menerus seperti itu, sampai tak terhitung sudah berapa buku yang ia habiskan untuk menulis. Buku-buku itu tertata rapi dan cantik dengan cover yang sama, yang membedakan hanya nomor yang ada di samping bukunya langit 7, langit 8 dan seterusnya.

Hingga 3 tahun yang lalu ayahnya pergi, Bulan tetap melakukan kebiasaanya itu, tanpa ada ayahnya yang akan menukar catatan itu dengan buku baru. Tanpa ada ayahnya yang akan antusias dengan cerita-cerita dari Bulan. Bulan tetap melakukan semuanya ia tetap menulis di buku bergambarkan langit malam itu untuk sang ayah, walau ia yakin tanpa diceritakan pun sekarang mungkin ayahnya akan tau semua yang dilakukan oleh bulan.

"tapi dia kelihatan sedih yah, dia kayaknya seumuran Bulan deh," gumamnya lagi. "Bulan nggk takut kok, Cuma kaget aja."

"siapa yang buat kamu takut?" tanya Bintang yang datang sambil membawa jus di tangannya.

Bulan melihat kedatangan Bintang "Uus, mukanya makin hari makin mirip paus" jawab Bulan enteng. Gue lagi dimana lo dimana, tetep gue yang kena- Uus.

Bintang ikut duduk di damping Bulan,"Kenapa pulang duluan tadi?" tanya Bintang to the point'

"capek"

"bohong,"

"beneran,"

"kenapa pulang duluan tadi, hm?" tanyanya lagi

Bulan berdecak tak suka, ia tahu kemana arah pembicaraan ini berlangsung."dikasi tau sama Kiky?" tanya Bulan balik.

"jawab gue Bulan". Ucap Bintang menggunakan lo-gue, Bintang menatap mata Bulan, ia sedang tak ingin bercanda."apa perlu gue bawa lo ke sekolah trus cerita langsung di sana? Hm?."

Bulan kalah, mentalnya menciut ditatap Bintang seperti itu,"Iya, iya, cewek yang pernah gue ceritain, dia muncul lagi, kayaknya dia tau gue bisa liat dia." Jawabnya pasrah

CERITA DARI LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang