24.PELINDUNG

137 5 1
                                    

-Happy Reading -
🐱

Kabar tentang Bulan yang mengalami gangguan kejiwaan masih menjadi topik pembicaraan panas di SMA 48. Bahkan kini mereka tidak sekedar membicrakannya secara diam-diam, mereka sudah berani langsung berbicara dan menyindir langsung pada Bulan. Tidak sedikit yang menghadiahkan umpatan, cacian, sampai ada beberapa murid yang merekam setiap gerak gerik Bulan dan menjadikannya tontonan publik.

Sebenarnya Bulan sudah dilarang untuk bersekolah hari ini, Rini menyuruhnya untuk libur beberapa hari sampai kasus Hana benar-benar terselesaikan. Namun Bulan langsung menolak. Ia tau jika ia menghindar seperti itu, ia sama saja membenarkan opini-opini itu.

Teman-teman Bulan dan juga Bintang sudah menjaga goisp itu agar tidak sampai ke telinga kedua orang tua mereka dan juga kakak-kakaknya. Jika sampai mereka tau, mereka pasti akan menghujani Bulan dengan berjuta pertanyaan yang ujung-unjuungnya akan mengarah pada Hana.

Kini disinilah Bulan berada, di toilet bersama dengan beberapa siswi yang menyeretnya dengan paksa.

"Gue kira lo normal, cantik padahal. Eh taunya gila." Ucap siswi yang tampaknya menjadi ketua diantara cewek-cewek yang ada di sini.

"Gue sebelumnya kesel tau, lo dateng-dateng ke sekolah ngambil perhatian orang dengan kecantikan lo. Eh tau taunya gangguan jiwa. "

"Hahahahahah"

Siswi di belakang ikut tertawa sambil menatap Bulan remeh.

Bulan yang sudah tidak bisa menahan emosinya kini mengangkat pandangannya berbalik menatap gerombolan siswi itu dengan tatapan tajam." Udah?" ucapnya.

"Dih udah berani ngomong ya lo sarap,"

"Kalo udah bacotnya, gue mau balik ke kelas. Nggak guna dengerin omongan nggak berguna dari sampah macem lo" Bulan hendak berjalan keluar dari toilet, namun seseorang menahan lengannya dan menyeretnya lagi.

"Ck, beraninya keroyokan. Udah kayak anjing lo pada" Bulan berdecih sambil tersenyum remeh.

PLAK!!

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi kanan Bulan. Kekuatan siswi itu tidak main-main, Bulan dapat merasakan nyeri di pipi kanannya akibat tamparan gadis itu.

"UPS! Sori, seharusnya kita nggak boleh kasar ya sama pasien gangguan jiwa. Hahaha"

Oke, mungkin sekarang kesabaran Bulan sudah mencapai batasnya. Ia sudah tidak bisa lagi menahan emosinya. Bulan menatap nyalang gadis yang menamparnya tadi, kemudian tanpa babibu ia langsung membalasnya. Bukan dengan tamparan tapi bogeman. Bulan mengarahkan kepalan tangannya tepat pada pipi kanan gadis itu.

Gadis yang sedari tadi masih tertawa, terjungkal sedikit kebelakang karena pukulan Bulan yang memang keras. Gadis itu terjatuh ke dekat teman-temannya yang langsung dengan sigap membantunya.

Bisa dilihat oleh Bulan mahakaryanya yang diberikan kepada orang yang tadi menamparnya itu jauh lebih indah. Terlihat hidung gadis itu mengelarkan banyak darah, entah hidunya patah atau apa. Yang Bulan tau pasti gadis itu jauh lebih kesakitan sekarang.

"Ck, kan gue bilang juga apa." Bulan terkekeh melihat gadis itu kini sudah menangis memegangi hidungnya yang terus mengeluarkan darah.

"SETAN!!! IKET DIA!" ucap gadis itu memerintahkan teman-temannya.

Dengan sigap kedua teman gadis itu langsung memegangi Bulan, satunya lagi mengikat tangan dan kaki Bulan menggunakan kain sejenis seledang panjang. Bulan sedikit melawan, namun nihil. Ia kalah jumlah, tangan dan kakinya dipegang dan diikat dengan keras sehingga Bulan sudah benar-benar tidak bisa melawan lagi.

CERITA DARI LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang