Bintang memasuki rumahnya sambil mengarahkan pandangan ke sekitar, mencari sosok yang belakangan ini selalu ia hindari. Ia berjalan ke arah dapur namun malah hanya menemukan Ibu yang sedang memasak di sana,
"Buk, Bulan mana?" Tanya Bintang
Ibu yang awalnya fokus menggoreng sesuatu berbalik badan mendengar panggilan Bintang "Tadi katanya ke makam, nggak tau udah pulang atau belum. Coba cek di kamarnya,"
"Makam? Siapa yang izinin?" Tanya Bintang lagi.
"Tadi dia udah ngomong sama Angkasa," kata Ibu. Bintang hanya mengangguk saja kemudian memilih untuk pergi dari sana.
Dan kini ia sudah berada di depan kamar Bulan, memandang pintu itu sambil menimang-nimang apakah ia ketuk atau tidak. Karena tidak mau basa-basi lagi Bintang akhirnya memutuskan untuk mengetuk pintu itu.
TOK TOK TOK
Sunyi, tidak ada balasan atau jawaban apapun. Kemudian Bintang mengetok pintu itu lagi,
TOK TOK TOK
"Lan," Panggilnya singkat, namun tetap tidak ada jawaban Bulan, "ini gue Bintang."
Karena merasa ada yang aneh, Bintang memutuskan untuk langsung masuk saja, untung saja kamar Bulan tidak terkunci. Bintang mengedarkan pandangannya ke setiap sisi kamar, mencari sang pemilik, ia juga mengecek di kamar mandi dan balkon kamar itu dan tetap saja, tidak ada siapa-siapa disana.
Bintang melihat ke arah jam tangannya yang menunjukkan hampir pukul 8 malam, dan gadis itu belum pulang. Bintang langsung mengambil Hpnya dan menelpon Bulan. namun nihil, Hp bulan tidak aktif.
Ada banyak kemungkinan-kemungkinan yang bersarang di otak Bintang sekarang yang tentu saja membuatnya khawatir, takut-takut adiknya akan kabur dari rumah. Dengan perasaan dongkol Bintang mengarah ke lemari Bulan untuk mengecek apakah Bulan benar-benar kabur dari rumah atau tidak.
Saat membuka lemari itu, Bintang langsung dikejutkan dengan banyaknya kertas yang berjatuhan dari sana. Dan lebih parahnya lagi, kertas-kertas itu memiliki bercak darah yang cukup banyak.
Bintang langsung mengambil salah satu kertas yang terjatuh itu dan membaca isinya. "Edo?" gumamnya. Kemudian ia mengambil beberapa kertas lagi dan membacanya lebih teliti.
Ia meremas kertas yang dipegangnya itu dengan penuh emosi setelah membaca apa yang terlampir di sana. Kini pikirannya kembali tertuju pada Bulan. bagaimana gadis itu bisa menemukan hal penting seperti ini? dan kenapa dia menyembunyikannya? Dan darah yang ada di kertas ini, darah siapa?
Tak mau bingung dan gelisah sendiri, Bintang langsung menghubungi Kiky dan yang lainnya untuk segera menuju ke rumahnya.
Tak butuh waktu lama teman-temannya kini sudah berada di kamar Bulan, menunduk menyalurkan rasa bersalah mereka karena selama ini tidak mempercayai ucapan Bulan. mereka menyadari kesalahan mereka semua setelah membaca buku catatan Bulan.
Bintang menutup buku itu dengan lemah "Goblok!" umpatnya "Lo goblok karena nggak percaya sama adek lo sendiri Bintang!!" ia mengacak rambutnya dengan kasar.
Sama halnya dengan Bintang, kini Kiky sedang meratapi kesalahannya sendiri yang jelas-jelas sudah memfitnah kekasihnya sendiri tanpa mau mendengarkan penjelasan dari gadis itu. Ia menunduk sambil melihat chat terakhir yang Bulan kirim padanya.
CEKLEK
Kiky, Bintang, Rini dan juga Indah langsung mengarahkan pandangannya pada pintu yang terbuka itu, memperlihatkan Uus dan Adam. Kedua sahabatnya itu menggelengkan kepalanya tanda bahwa Bulan tidak ada di tempat yang mereka kira, dan itu semakin membuat Bintan dan juga yang lainnya semakin tertunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA DARI LANGIT
Novela JuvenilBulan Putri Galaksi, adalah seorang gadis biasa dengan kemampuan spesialnya yang selalu ia anggap sebagai anugerah tuhan namun menjadi aib di mata orang lain. setelah 3 tahun terkurung oleh masalalu akhirnya ia kembali menghirup Udara bebas, tentu...