29.SEBUAH PENGAKUAN

101 4 3
                                    

Happy reading

Kini di kediaman Angkasa sedang dilakukan kegiatan pesta penyambutan untuk Angkasa tentunya. Pesta kecil-kecilan bersama keluarga dan beberapa orang terdekat, ya seperti Kiky, Adam dan Uus. Mereka memutuskan untuk mengadakan pesta BBQ yang alhamdulilah seluruhnya di danai oleh Angkasa sendiri. Yang disambut siapa, yang keluar biaya siapa.

"Mas. Mending Mas diem aja duduk-duduk sini sama Bulan. Biar Iky yang bakarin." Ucap Kiky sambil mengambil alih pemanggangan yang tadi dipegang oleh Angkasa.

"Hemm. Cari muka niih ceritanya, biar dapet restuu" Ucap Angkasa menggoda.

"Ck, nggak kok. Jawab Kiky" sambil mencoba tetap memasang wajah cool-nya.

"Tenang aja Ki, Mas setuju-setuju aja kok. Yang penting Bulan seneng." Angkasa menepuk bahu Kiky "Yaudah urus tuh ya, jangan sampe gosong, ntar diputusin Bulann"

"Siap Komandanaannn"

Kemudian Angkasa beranjak menuju ke tempat duduk di dekat Bulan seperti apa yang dikatakan oleh Kiky tadi. Disana sudah ada Bulan yang sedang tiduran sambil menatap langit dengan kaki Rini sebagai bantalan.

"Bintang mana ?" Ucap Angkasa setelah duduk di samping Bulan.

Bulan yang tadi fokus melihat langit malam menoleh ke arah Angkasa. "Pergi PDKT bentar, sambil beli popcorn." Ucapnya lalu mengubah posisinya kini menjadi duduk di paha Angkasa.

Melihat itu Angkasa hanya bisa tersenyum, kemudian mengelus rambut Bulan. "PDKT kemana? "Tanyanya.

"Bintang kan punya gebetan sekarang Mas, ya nggak Rin?"

"Aku nggak ikut campur" Ucap Rini sambil mengangkat tangan.

"Kenapa nih?" Tanya Angkasa

"Huuhh, jadi gini Mas, aku tu jodohin Bintang sama temen kelas aku. Biar dia nggak nempel mulu sama aku" Jawab Bulan.

"Trus?"

"Ya, Kayaknya mereka emang cocok dan udah saling suka deh. Palingan bentar lagi pacaran and tamat semuanya bahagia" Ucap Bulan sambil tersenyum bangga.

"Emang Bintang bilang kalo dia suka sama temen kamu? Kalo dia cuma deketin karena kamu suruh gimana" Tanya Angkasa. Ia sengaja bertanya seperti itu, karena dia tau persisi sifat adiknya yang satu itu yang akan selalu menurut apa yang dikatakan Bulan.

Bulan menggeleng sebagai jawaban, ya karena memang Bintang tidak pernah membahas soal perasaannya pada Indah saat bersama Bulan.

"Jangan paksain abang kamu yang satu itu soal hati ya sayang. Kamu kan tau prinsip hidupnya Bintang" gimana Nasehat Angkasa.

"Tapi, yakali gitu kan. kasian tau Bintang seumur hidup nggak pernah namanya deketin cewek. Nempel mulu sama aku. "

"Ya, kalo dianya mau menempelnya sama kamu mau gimana lagi. Kalo jodoh udah diatur Lan." Ucap Angkasa yang hanya dibalas lirikan tajam oleh Bulan. "Lain kali kamu tanya dulu ya, jangan paksaan" lanjutnya.

"DAGINGNYA SUDAH SIAPP!! "

"IIHHH, ABANG IKY KOK DAGINGNA ITEEMMM!!!"

---00---

Di tempat lain kini Bintang sedang berada di pekarangan rumah Indah. Tadi ia dikabari oleh Rini kalau Indah sedang tidak enak badan. Jadilah dia berinisiatif untuk membelikan Indah makanan dan mengantarkannya langsung.

Ting tung.

Bintang memencet bel rumah Indah dengan ragu, takut-takut jika dia malah menganggu istirahatnya. Namun, tak selang berapa lama, seseorang datang membukakan pintu.

CERITA DARI LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang