Happy reading
🐈Bulan kini sedang duduk di kursi panjang yang berada di lorong kelas. Suasana sekolah sudah mulai sepi, karena sudah sekitar 1 jam yang lalu bel tanda pulang berbunyi. Masih ada beberapa siswa-siwi yang berdiam di sekolah untuk melaksanakan ekstrakulikuler, tidak banyak, dan mungkin beberapa menit lagi mereka akan bubar.
Pandangan Bulan mengarah ke penjuru sekolah, menunggu seseorang. Sudah hampir 1 jam ia terduduk sabar menunggu. Namun orang itu belum juga datang. Bulan melihat ke arah jam tangannya menunjukkan pukul 5 sore.pasti dia udah ada di sana. Batinnya.
Tanpa basa-basi,Bulan langsung beranjak menuju ke tempat itu. tempat diamana ia akan menyelesaikan semua ini. Ia menaikki tangga dengan sedikit tergesa-gesa, ia tidak punya banyak waktu lagi. Dan di tangga terakhir, Bulan menghentikan langkahnya saat bertatapan dengan sosok yang sangat ia kenali. Hana. Senyum Bulan mengembang. Beda dengan Hana, tidak ada raut senang seperti biasa yang ditunjukkan pada Bulan, ia terlihat gelisah.
Mereka berdua berjalan mendekati toilet lama itu. kemudian saat sampai di dalam toilet, Bulan membalikkan tubuhnya berhadapan dengan Hana. "Masuklah" Ucapnya sambil berusaha tetap tersenyum.
__ ___ __
Di sisi lain seorang lelaki sedang terburu-buru berlari menuju ke tempat yang dulu mungkin menjadi salah satu tempat yang sering ia datangi. Nafasanya menderu, setelah kemarin mendapat sebuah pesan yang tiba-tiba membuatnya mengingatkan kejadian beberapa tahun yang lalu.
Pesan tersebut menyuruhnya untuk datang ke tempat ini. Di jam ini, dengan berbagai kemungkinan-kemungkinan yang tidak ia ketahui. Siapa dia?
Lelaki itu terus berlari menyusuri lorong-lorong yang semakin sepi, menaiki tangga-demi tangga hingga sampai ke tempat tujuannya. Toilet sekolah. Ia perlahan membuka pintu toilet itu dengan perlahan.
KREEETTT.
Dan hal pertama yang ia lihat adalah seorang gadis yang sedang berdiri sambil menatapnya dengan tatapan aneh.
"Hai Kak." Sapa gadis itu, sambil mengulas senyum tipisnya.
"Lo, cewe yang kemarin," Ucap lelaki itu.
"Hai Kak Wira" Ucap gadis yang tak lain dan tidak bukan adalah Bulan.
Wira sedikit bingung dengan gadis di depannya ini. Pertama, kenapa dia bisa mengenal dan mengetahui namanya. Kedua, Kenapa gadis ini memanggilnya dengan sebutan kakak?. Dan yang terakhir, apa gadis ini yang mengiriminya pesan itu? Kepalanya rasanya dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa ia jawab sendiri.
"Lo siapa?" Tanya Wira selidik. Mereka berdua saling berhadapan dan menatap satu sama lain. Dengan tatapan yang berbeda-beda.
"Aku adik kamu Kak," Ucap Bulan lembut.
"Gue nggak punya Adik"
"Aku adik kamu kak" Ulangnya lagi.
"Apaan sih Lo, masih dendam sama gue gara-gara kemarin itu? hah!"
Bulan menggeleng sebagai jawaban, ia berjalan mendekat ke arah Wira yang menatapnya jengkel. "Lo yang kirim SMS itu? ngapain sih!!"
"Kakak lupa sama aku?"
"Apaan sih gue nggak punya adik!!"
"Kakak udah lupa sama masa SMA kakak?"
"Lo ngomong apa sih!!"
"Kakak lupa apa yang pernah kakak lakuin disini? "
"Lo kenap-" Wira tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Perkataan gadis di depannya ini membuatnya tak bisa berkata-kata lagi. Bagaimana ia bisa lupa dengan masa SMA nya, apalagi tempat ini, ia tidak mungkin lupa. Tempat ini adalah tempat ia menyiksa dan membunuh seorang gadis yang berstatus sebagai adik angkatnya sendiri. ADIK??? Dia panggil gue Kakak? Dia? Dia Hana??. Batin wira. Ia langsung menutup mulutnya yang terkejut dengan gumamannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA DARI LANGIT
Teen FictionBulan Putri Galaksi, adalah seorang gadis biasa dengan kemampuan spesialnya yang selalu ia anggap sebagai anugerah tuhan namun menjadi aib di mata orang lain. setelah 3 tahun terkurung oleh masalalu akhirnya ia kembali menghirup Udara bebas, tentu...