8.TERCIDUK?

194 6 0
                                    

Happy reading
🐈

Dua orang itu langsung menoleh ke arah teriakan, Kiky bangun dari pangkuan Bulan, membuat Indah hanya bisa melihat wajahnya saja.Kiky!! pekik indah kaget.

Rini langsung menutup mata Indah agar tidak melihat kehadiran Bulan. Lalu memberi isyarat agar keduanya pergi ke tempat lain. Sungguh hal yang benar-benar memalukan.

Kini Rini, Indah, Bintang Uus dan Adam sedang duduk di ruang tengah memasang wajah tajam, kecuali Indah. Gadis itu malah menunduk kikuk karena duduk di sebelah Bintang. Mereka semua sedang menunggu pelaku kriminal, siapa lagi kalo bukan Kiky. Soal Bulan, karena tak sempat terlihat oleh Indah, ia terpaksa diamankan di kamarnya untuk sementara.

"permisi, eh ada apa ya cari saya?" tanya Kiky kikuk,

"DUDUK!!" teriak mereka kecuali Indah, ya mana mungkin dia berani ikut meneriaki nyalinya tak sampai sana, bahkan mungkin dia masih syok melihat adegan tadi.

Mental dan harga diri Kiky jatuh seketika, ia mengikuti perintah mereka segera, tanpa bantahan sedikitpun. Ia duduk sambil sesekali melirik ke arah Bintang yang sudah memberikannya tatapan tajam seperti hendak membunuh.

"jelasin!" perintah Bintang

"nggak sengaja Tang," jawab Kiky, namun Bintang masih belum percaya, ia masih menatap Kiky tajam. 'kalo nggk percaya noh, tanya adek lo, dia yang nyosor duluan kok!"

"tad, tadi itu adiknya Bintang!?" ucap Indah kaget.

"eh, iya lo liat mukanya Ndah?" tanya Rini,

Indah menggeleng, "tadi ketutupan sama rambutnya, jadi nggk liat. Dia beneran adiknya Bintang? Indah berfikir sejenak kok bentukannya mirip kayak seseorang ya?"

Semua orang yang ada di sana kecuali Indah langsung celingak-celinguk tidak jelas. Bintang mengisyaratkan Rini untuk membawa Indah pergi dari sana sebelum semuanya terbongkar dan dia menjadi bahan amukan Bulan.

"eh Ndah, yuk ke kamar gue," Rini menarik lengan Indah untuk bangkit dari duduknya.

"maafin adek gue yang udah buat kaget tadi, nama lo Indah kan?" Bintang menatap Indah yang hendak pergi.

"eh iya nggak apa-apa Bi," balas Indah

"gue mau lo lupain semua yang udah lo liat, anggep nggak pernah terjadi dan jangan menerka-nerka lagi,"

"eemm," iya kini Indah sedang mati-matian menahan senyumannya. Baru kali ini Bintang berbicara panjang lebar padanya, malah pake segala di tatap gitu lagi. Ah! Indah kan jadi makin suka. eh, aku pamit dulu Bi,

hm Bintang mengalihkan pandanganya menuju Kiky. "lanjut,"

"lo beneran udah,," Uus mempraktekkan dengan tangannya.

"ngebet bener Ki," balas Adam.

"Gini, lo pasti nggak bakalan percaya kalo gue yang jelasin. Mending lo naik, tanya ke adek lo langsung." Ucap Kiky. Mereka diam sebentar, lalu Bintang beranjak "lo pada jadi nginep? tanya Bintang, dan dibalas anggukan oleh ketiganya. tunggu di kamar gue," lalu ia beranjak ke lantai 2 tepat menuju kamar Bulan.

Di kamar Bulan sedang duduk di karpet bulu sambil melanjutkan tulisannya yang sempat tertunda. Bintang masuk ke kamar dan menghampiri Bulan. Ia bersidekap dada sambil menatap tajam. Bulan yang sadar dengan kehadiran Bintang mendongak dan tersenyum sambil menampakkan gigi-gignya.

"nggak usah cengar-cengir." Ucap Bintang ketus.

Bulan mencebikkan bibir. "galak bener kek orang PMS"

"ngapain cium-ciuman segala hah?!" Bintang to the point'

"kenapa? Orang gue menggunakan mulut sesuai dengan fungsinya kok!"

Bintang melihat kearah jam tangannya "bentar lagi Awan pulang, dan kayaknya hari ini jadwalnya Angkasa istirahat deh? ia berjongkok, menatap Bulan licik kira-kira gimana reaksi mereka ya kalo-"

"Cup "

Mata Bintang membola. Belum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, Bulan dengan lancang mencium pipi kanannya.

"dah, tuh biar nggak cemburu." Bulan menangkup wajah Bintang dengan tangannya "tadi gue cuma mau cium pipi Kiky bentaaar doang. Tapi nggak sadar, dia malah balik posisi, jadi ya gitu." Bulan menjelaskan.

"ngapain juga lo cium-cium Kiky? Hm?" Bintang ikut menangkup wajah Bulan dengan tangannya. "ada apaan lo sama dia?"

Mereka berdua melepaskan tangkupan wajah masing-masing, lalu duduk bersila. Bulan mencebikkan mulutnya. Ia masih enggan untuk memberitahu Bintang tentang hubungannya dengan Kiky. Tapi gara-gara kejadian tadi, ia mau tak mau harus menceritakan semuanya.

"gue terima Kiky "

"hah?! Lo bedua jadian?!" Tanya Bintang kaget. Bulan hanya mengangguk sebagai jawaban. "bentar. Lo nggak dipaksa kan?" Bulan menggeleng. "gue kira tunggu sun gokong ketemu dragon bal dulu baru lu nerima dia. Jadian juga ternyata" Bintang terkekeh.

"kamu nggak marah Bi?"

Bintang tersenyum, "buat apa aku marah Lan. Aku malahan seneng, adek gadis aku akhirnya mau perjuangin perasaanya" Bintang mencubit pipi Bulan "tapi jangan kayak tadi ya, aku nggak suka"

"Ya, namanya juga khilaf "

"oh ya, soal temen kamu yang dateng sama Rini tadi, dia nggak tau itu kamu. Jadi kamu tenang aja, aku udah suruh dia tutup mulut"

"Indah? Kamu ngomong sama dia?" tanya Bulan. Bintang hanya mengangguk acuh. "dia pasti sekarang lagi jingkrak-jingkrak di kamar Rini" Bulan tersenyum membayangkan. Kemudian kembali menatap Bintang "gimana anaknya Bi? Lucu kan?" goda Bulan.

"biasa aja, lucuan kamu kok "

"ih serius, dia baik tau sama aku Bi,"

"ya terus?" tanya Bintang bingung.

"kamu juga harus baik sama dia,oh iya!" Bulan tiba-tiba teringat sesuatu "besok pas reruni akbar di sekolah, dia jadi panitia panggung, kamu bantuin ya!"

"nggak, suruh Kiky aja, "

"enak aja suruh-suruh pacar gue! Nggak harus lo Bintang! Atau gue nggak mau ngomong lagi sama lo selama seminggu!!" ancam Bulan.

Ada rasa kesal yang dirasakan Bintang. Pertama karena Bulan lebih memprioritaskan Kiky dibanding dirinya. Kedua, dia tidak suka berurusan dengan Indah. Bukan karena alasan apa-apa. Bintang hanya tidak suka. Namun mendengar ancaman dari Bulan, Bintang hanya mengangguk pasrah.

"iye iye, gue banuin kalo perlu gue gendong kemana-mana biar dia nggak capek!" ucapnya ketus.

bulan tersenyum mendengar jawaban dari Bintang. Rupanya ancamannya ampuh. Lagian mana tahan Bintang di diemin Bulan. Jangankan seminggu, sehari aja dia udah uring-uringan. Kini bulan mempunyai tugas baru. Selain menjadi pacar yang baik untuk Kiky. Sebagai adik dan saudara kembar yang baik, bulan bertugas mencarikan sang kakak yang tampan ini seorang pendamping. Biar nggak ganggu kalo gue mau berduaan sama Kiky ntar, hahah.

--To be continue--

CERITA DARI LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang