37. TIDAK ASING

66 6 0
                                    

HAPPY READING

Untung saja, kejadian kemarin tentang alergi Bulan tidak separah yang dibayangkan, Bulan bisa tetap sekolah seperti biasanya. Kini ia sedang berada diparkiran sekolah bersama Indah dan Rini, mereka berencana untuk pergi ke rumah Indah untuk melakukan kerja kelompok sambil menonton atau bergosip ria.

"Jadi kita bareng siapa nih?" Tanya Rini dikarenakan ayahnya yang tidak bisa menjemputnya. "yakali pake motor bonceng tiga,"

"Supir aku juga lagi nggk bisa jemput," Ucap Indah.

"Taxi aja," Ucap Bulan memberi saran.

"Jarang ada taxi lewat sini Lan,"

"Bener kata Rini, palingan ojek, tapi,"

"Ah!! Bentar!!!"" Rini merogoh kantong seragamnya untuk mengambil Hp dan mennelpon seseorang. "Okeh, kita udah punya tumpangan." Ucapnya setelah selesai menelpon tadi.

"Siapa? "

"Tunggu aja"

Bulan dan Indah saling tatap seolah bertanya siapa? Namun yasudah, mereka memutuskan untuk menunggu, mencoba percaya dengan Rini untuk saat ini.

Beberapa saat kemuidan sebuah mobil mendekat ke arah mereka. Bulan membulatkan matanya karena mengenali mobil itu. mobil itu berhenti tepat di depannya, sang sopir menurunkan kaca mobil,

"Hai cantik-cantik, bareng abang yuk," Ucap Uus yang berada di samping kursi pengemudi yaitu Kiky. Sedangkan Kiky hanya tersenyum sambil menaik turunkan alisnya pada Bulan.

Disaat Bulan dan Rini sedang jengah karena godaan Uus dan Kiky, Indah malah planga-plongo mencari keberadaan keksaihnya, Bintang.

"Bintang tidur di jok paling belakang Rin," Ucap Uus

"Yaudah naik buru, kalian bertiga di belakang ya, jangan gangguin si Bintang. Ngantuk banget kayaknya dia," Ucap Kiky.

Semua mengangguk paham dan masuk mobil. Bulan sempat menengok ke belakang sebentar untuk melihat Bintang yang sedang tertidur pulas. Dia pasti sangat lelah, mengingat hampir 3 hari tidak tertidur dengan benar karenanya.

Bintang selalu menjaganya di malam hari, Bulan tau itu. selama beberapa hari ini kondisi Bulan memang sedang tidak menentu, selalu sakit dan lemah. Hal itu membuat Bintang dan saudaranya yang lain memberikan perhatian ekstra padanya. Bulan suka itu, Bulan suka diperhatikan dan diperlakukan istimewa, namun melihat Bintang yang seperti ini membuatnya merasa bersalah juga.

Begitu pun Indah, ia juga melihat ke arah Bintang. Ia bertanya tanya pada dirinya sendiri, apa yang dipikirkan Bintang sehingga menganggu tidurnya seperti ini, apa yang terjadi padanya dan banyak sekali. Namun pertanyaan-pertanyaan itu akan terus tersimpan di dalam kepala Indah, ia tidak mungkin berani menanyakannya, walaupun dengan hubungan mereka sekarang.

Tidak butuh waktu yang lama, mereka akhirnya sampai di rumah Indah.

"Ndah, bangunin Bintang dong, "

"Eh, iyaiya, kalian masuk aja dulu, itu Rini udah biasa kok disini," Ucap Indah menyetujui.

Mereka akhirnya masuk ke dalam rumah yang bisa dibilang cukup megah dan besar itu. dan menyisakan Indah yang masih bingung harus membangunkan Bintang dengan cara apa. Indah sebenarnya tidak tega memabngungkan pacarnya itu, karena ia terlihat sangat nyenyak dan nyaman sekali. namun di sisi lain dia juga takut, jika nanti Bintang marah padanya.

Mau tidak mau akhirnya Indah membulatkan tekad untuk membangungkan pacarnya itu, ia tidak bisa berlama-lama di sini. Indah menepuk-nepuk pipi Bintang sambil memanggil namanya,

CERITA DARI LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang