12. BUKU TAHUNAN SEKOLAH

184 4 0
                                    

Happy reading
🐈

Bulan bersidekap dada, dengan mulut manyun. Ia menatap kesal menuju ke arah jalan melalui jendela.

"sebentar aja kok Lan, abis ini aku janji kita ke taman." Kiky merengek seperti anak kecil. Namun Bulan sama sekali tak menatapnya. Ia mengacak rambutnya bingung. Ia tidak tau harus bagaimana, tadi setelah mengantarkan Rini pulang, ia mengajak Bulan untuk berjalan-jalan ke taman sambil melihat bintang. Dengan antusias Bulan langsung mengiyakan. Namun di perjalanan, ia malah ditelepon oleh seorang guru untuk mengecek data OSIS tahunan yang akan diserahkan ke OSIS baru. Sebagai ketua OSIS yang sebentar lagi lengser, kiky tentu saja tidak bisa menolak, dan beginilah jadinya.

"bentar aja Lan, gue janji abis ini lo mau kemana aja gue ikutin. Gue Cuma mau cek data bentar aja di ruang OSIS. "

Bulan sebenarnya ingin kembali menolak, namun ingatannya tertuju pada Hana. Gadis berseragam lama itu. Bulan menoleh ke arah Kiky yang sudah putus asa."di sana ada siapa?"

"nggak ada siapa-siapa, palingan ada satpam doang, tapi gue bakalan jagain lo kok lan"

"okeh, gue juga mau cek sesuatu,"

"cek apa?"

"jalan atau gue tolak lagi"

Kiky langsung buru buru menyalakan mobilnya untuk berangkat menuju sekolah. Bodoamat dengan hal yang dikatakan Bulan, asalkan dia tidak melakukan yang aneh-aneh Kiky oke-oke saja.

Setelah sampai di sekolah mereka berdua langsung menuju ke ruangan OSIS. Kiky langsung berkutat dengan file-file yang menumpuk. Bulan berkeliling melihat-lihat, hendak bertanya namun rupanya Kiky masih sibuk dengan pekerjaannya.

Bulan menelusuri rak-rak buku yang berjejer rapi, matanya tak sengaja melihat salah satu buku yang bertuliskan buku tahunan sekolah. Tanpa pikir panjang bulan mengambil buku itu, kemudian melangkah duduk di dekat Kiky yang tidak menggubrisnya sama sekali.

Beruntung sekali Bulan menemukan buku ini. Mungkin dari buku ini dia bisa menemukan beberapa informasi mengenai Hana. Bulan membolak balikkan lembaran buku yang berisikan foto dan data siswa. Kalo dari seragamnya berarti 4/5 tahun lalu. Batinnya. Ia mengecek tahun yang ada di samping halaman buku tersebut lalu kemabli melihat nama-nama siswa yang ada di sana. Tahun keempat. Tidak ada. Tahun kelima, tidak juga, sampai. Ah!. Bulan menemukan foto Hana di Tahun ke 8 sebelum pergantian seragam sekolah.

Bulan melihat foto Hana dengan lamat. Cantik. Hana sangat cantik malah. Bagaimana gadis secantik ini bisa diperlakukan seperti itu. Dia juga keliatan baik. Batin Bulan. Kemudian Bulan mengecek data yang berada di bawah foto Hana. Mulai dari nama, Hana Wijaksana. Bulan sedikit mengingat-ngingat kembali siapa yang bernama mirip seperti Hana. Namun ia kembali fokus pada data-data tersebut.

Ada tempat tanggal lahir, alamat yang mungkin sudah dipakai lagi. Kemudian ada kata-kata mutiara. Ya anggaplah seperti itu. Di sana tertulis aku adalah berlian yang berharga untuk diriku sendiri. Tidak peduli seberapa keras mereka mengganggapku  batu yang kasar. Akulah mutiara yang sebenarnya. Aku adalah penentu untuk apa dan siapa aku hidup

Kata-kata yang sedikit menyayat hati bagi Bulan. Ia tahu apa yang dimaksud Hana melalui kata-kata ini. Setelah kejadian kemarin Bulan seolah olah merasakan apa yang Hana rasakan, rasa sakit, sedih dan semuanya seolah telah berpindah ke Bulan.

"siapa tuh,"

Pertanyaan dari Kiky membuyarkan lamunan Bulan, ia menoleh ke arah Kiky yang datang menghampirinya. liat siapa sih serius amat Kiky menoleh, melihat ke arah foto yang sedari tadi dipandang Bulan. Alisnya menyatu, bingung. "Wijaksana, kek nama belakang kepala sekolah deh," celetuk Kiky.

Mendengar pernyataan tersebut Bulan langsung terkejut, mulutnya menganga. Pantas saja ia tidak asing dengan nama ini. "lo tau kepsek kita punya anak yang pernah sekolah di sini?" tanya Bulan.

"gue cuma sekedar tau aja sih, udah lama juga. Tapi setau gue kepsek cuma punya anak cowok deh."

"cowok? Trus ini siapa?" tanya Bulan lagi.

"ya mana gue tau," Kiky mengedikkan bahu "kemarin pas reuni anaknya juga dateng, ngisi acara pula, yang nyanyi kemarin itu. "

"ah?? Kok gue jadi curiga ya?"

"curiga kenapa? Tumben lo kepoin orang gini, kenapa sih?"

Bulan menghela nafas panjang. Mungkin memang dia harus menceritakannya pada seseorang untuk membantunya."cewe yang kemarin masuk itu dia," ucap Bulan sambil menunjuk ke arah foto Hana dengan dagunya.

"hah?! "

"iya, dia yang kemarin masukkin gue, pas di deket aula, pas gue pingsan juga dia "

"HAH!"

"apasih hah heh hoh mulu, jangan kayak orang bego kenapa!" ucap Bulan kesal dengan tanggapan Kiky.

"dia udah mati?" tanya Kiky lagi.

Bulan memutar mata malas. Hey!! Bagaimana dia bisa bergentayangan kalo belum mati!!. Batinnya. Rasanya dia ingin sekali memukul kepala Kiky, kenapa pacarnya ini tiba-tiba bodoh sekali di saat yang seperti ini.

"lo harus bantuin gue" ucap Bulan

"bantuin apa?"

"cari tau tentang ni cewek."

"dia beneran udah mati? Kok bisa?" tanya Kiky.

Bulan menutup matanya untuk meredam emosi. Pukul pacar sendiri nggak dosa kan?!? "ya kalo masi idup dia ngapain gentayangan??!!! Nyari ilmu hitam? pesugihan?!?" ucap Bulan sedikit kesal. pokoknya lo bantuin gue cari tau ni "

"diem atau kita putus!" ancam Bulan

Mata kiky langsung membola kaget. Kenapa mudah sekali Bulan mengatakan hal tersebut?. Dia tidak tau apa bagaimana perjuangan Kiky selama ini."nggak!, nggak ada putus putus!! Enak bener lo ngomong!!"

"yaudah kalo gitu bantuin gue"

Kiky berfikir sebentar. Jika dia membantu Bulan tanpa bilang ke Bintang bisa-bisa Bintang akan mengamuk padanya. Tapi jika dia bilang, hubungannya juga bisa benar-benar kandas.

"oke, tapi gue nggak tanggung jawab kalo nanti si Bintang ngamuk ya,"

"gampang. Sekarang gue mau lo cari tau anak kepsek yang cowok itu. Rumahnya dimana?"

"ngapain kerumahnya? Jangan macem-macem lan" cegah Kiky khawatir. Jika sudah begini Bulan pasti akan nekad untuk melakukan apapun.

"Cuma liat aja, liat mukanya doang elah Ki, tenang aja. Kan ada lo yang dijadiin tumbal nanti" jawab Bulan enteng.

Kiky kembali menganga. Sungguh dia sudah tidak punya harga diri lagi semenjak berstatus jadi pacar Bulan. "Lan, gue ini pacar lo atau apaan sih??!" ucap Kiky kesal.

Bulan mengangguk. "Pacar plus-plus"

"plus-plus?" tanya Kiky bingung.

"plus ganteng, kaya, dan bisa dimanfaatkan. Lo tau nggak Ki,"

"hmm apaan?"

"makin bagus kualitas tumbalnya, makin besar kekuatannya" ucap Bulan puas, senyum liciknya keluar.

"astagfilullahalazimmm!!!!, untung aja lo pacaran ama gue Lan. Sama si Uus mungkin udah jadi batu nisan tuh anak"

"jadi kapan?" tanya Bulan

"nikah?"

"tumbalin lo!!" Ucap Bulan kesal kerumahnya kepsek!!

"ngapain? "

"kencan"

"lan, orang kencan di taman"

"lo niat bantuin nggak sih, gue car tau sendiri aja kalo-"

"iyaiya gue bantuin, besok kita kesana pulang sekolah"

"Okeh, ";sekarang dia Bulan sudah punya partner untuk mencari tahu tentang Hana. Pacarnya sendiri. Mungkin akan sedikit aneh, disaat orang lain akan kencan atau berpacaran di tempat-tempat yang romantis, mereka malah pergi mencari kasus pembunuhan. Sungguh tidak ada romantis-romantisnya pasangan ini.

-To be continue-

CERITA DARI LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang