46.BIG LIES

45 6 0
                                    

- Happy Reading -

"Abis ini gimana?"

"Yaudah tinggal di warnai aja,"

"Gue nggak punya cat-cat begituan."

"Ya beli lah, Bokap lo kaya Yo," Bulan menyenderkan badannya pada tembok pembatas roftoof sekolah. Ia saat ini sedang mengajari Rio melukis, lebih tepatnya mengajari dengan terpaksa. Pasalnya tadi laki-laki itu terus saja memohon dan menyeretnya ke tempat ini.

Entah karena apa, Bulan cukup nyaman berada di dekat Rio. ya walaupun Rio sering bersikap kekanakan dan entahlah membuat Bulan jengah dan kesal. Ia juga sudah tau perihal Rio yang merupakan anak dari Edo membuatnya semakin membiarkan dirinya untuk lebih dekat lagi dengan laki-laki itu.

"Oh ya lupa, gue kan orang kaya," Jawab Rio sambil ikut bersandar di dekat Bulan. Ia melirik ke arah Bulan yang sedang memejamkan matanya, menikmati hembusan angin di sana. "Lan," panggilnya membuat Bulan yang tadi memejamkan matanya menoleh ke arah Rio sambil mengangkat alis seolah bertanya ada apa.

"Lo beneran bisa liat hantu?"

Bulan mengangguk dengan ekspresi datarnya.

"Langsung bisa liat gitu?" tanya Rio lagi.

"Nggak sih, ada waktunya gue sensitiv sama gituan ada waktu gue nggak bisa ngerasain atau liat mereka sama sekali," jawab Bulan.

"Kapan? "

"Em,," Bulan hendak menjawab namun ia urungkan. "Ngapain lo nanyain begituan? Lo takut sama gue?"

"Eh, nggak. Ya kali aja gitu kita kan satu kelas, biar gue bisa jaga lo,"

"Diih, alesan lo!" Bulan terkekeh. "Palingan pas gue lagi banyak pikiran atau pas gue lagi nggak bisa ibadah."

Rio hanya mengangguk-anggukkan kepalanya menegerti. Kemudian kembali melirik ke arah Bulan yang nampaknya sedang menelpon seseorang.

"Hmm.. iya ntar aku turun."

"Dih, nggak usah Ky, aku sama Rio kok."

"ngajarin dia buat sketsa buat ujian praktek,"

"Hmm, iya ntar aku kabarin, bay." Bulan mengakhiri panggilannya dan kembali memasukkan Hpnya ke kantong seragamnya.

"Kiky nanyain lo? "

"Hem, gue lupa bilang tadi,"

"posesif bener," celetuk Rio

"Maksud lo?" Tanya Bulan bingung.

"Ya, kan dia Cuma pacar lo doang. Yakali tiap jam harus ngabarin."

"Iri bilang bos!" Bulan tertawa meremehkan. Kemudian ia mendongak ke arah langit, sambil menghela nafas panjang "Kiky itu salah satu orang yang paling berharga bagi gue setelah keluarga gue. Dari kecil sampai sekarang dia selalu treat me like a queen, dan itu buat gua ngerasa spesial kalo sama dia. Walaupun nyebelin dan kadang bikin gue jengah sama sikapnya dia yang terlalu baik sama orang-orang. But, I like how dia memperlakukan aku. Jadi gue nggak masalah sama sikap dia yang terkesan berlebihan. So, stop judge him. "

"Okeeeyy, sorry," kemudian keduanya kembali diam menikmati hembusan angin yang menerpa wajah mereka.

Dan tanpa mereka sadari, ada Kiky yang sedang tersenyum haru mendengar perkataan Bulan dari balik pintu roftoof. Tadi, ia berencana mengajak Bulan untuk pulang dulu karena dia ada jadwal konsultasi hari ini. Namun mendengar perkataan yang sangat jarang keluar dari mulut Bulan itu membuatnya mengurungkan niatnya. Dan memilih untuk menunggu di bawah.

CERITA DARI LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang