It's been a long time guys😅.
Maafkan aku,🖤
"Suaranya dari ruangan ini Sa," Seru Awan.
"Kita masuk sekarang!" Ucap Bintang hendak mendobrak Pintu di depannya itu. Namun dengan cepat Angkasa menahannya.
"Jangan gegabah! Inget! Kaka nggak mau ada korban baru lagi. Lakukan semuanya dengan kepala dingin." Ucap Angkasa memperingatkan. Ia tidak ingin ada yang terluka lagi.
Saat semuanya sudah sepakat. Kini mereka bersiap-siap untuk mendobrak pintu yang di depannya itu.
Satu, dua, tiga
BRAK
Pintu itu langsung terbuka dengan sekali dobrakan. Mereka masuk dan langsung terkejut melihat keadaan di dalam. Terlihat Rio yang tidak sadarkan diri dengan lumuran darah, Edo yang menoleh ke arah mereka dengan balok kayu di genggamannya. Dan juga Bulan yang terlihat sagat berantakan dengan baju yang terbuka mengekspos bagian atas tubuhnya.
"BULAN!!" Bintang berlari ke arah Bulan dan mendorong Edo dengan keras hingga tersungkur. Ia langsung memeluk Bulan untuk menutupi bagian dada Bulan agar tak terlihat oleh yang lainnya, dan juga untuk menyalurkan semua perasaan khawatiirnya.
Bulan yang memang sudah lemas hanya bisa menyandarkan dirinya pada dada bidang Bintang. Ia akhirnya bisa bernafas dengan lega sekarang. Ia menumpahkan semua tangisnya dalam pelukan Bintang, seolah mengatakan bahwa diirnya sudahh hancur dan sangat kesakitan.
Kiky juga menghampiri Bulan, ia melepaskan tali yang ada di tubuh Bulan tanpa melerai pelukan mereka dan membuka jaketnya untuk dipakaikan pada Bulan. ia menghapus jejak darah yang ada di wajah gadisnya itu dengan tangan bergetar. Kemudian ikut memeluk Bulan dengan erat dari arah belakang
Disisi lain, Angkasa dan yang lainnya langsung mengarah pada Edo dan juga Rio. Angkasa dan Awan langsung melayangkan pukulan bertubi-yubi pada lelaki tua bangka yang sudah membuat adik gadisnya terluka. Hingga dirasa lelaki tua itu sudah pingsan Angkasa menghentikan pukulannya.
"Udah Wan, dia bisa mati!" peringat Angkasa pada Awan yang masih menghujani lelaki itu dengan pukulannya.
Awan hanya bisa pasrah, walaupun amarahnya belum semuanya tersampaikan ia tidak mau menjadi seorang pembunuh. Kemudian ia menoleh ke arah Bintang yang sedang menenangkan Bulan dan kembali mengedarkan pandangannya pada Rio yang berada di pangkuan Indah yang saat ini sedang menangis.
"Yooo bangun.. "lirih Indah sambil menepuk-nepuk wajah Rio yang sudah memucat itu. Air matanya luruh begitu saja saat melihat sepupunya itu tergeletak tak berdaya seperti ini.
Adam yang mengecek keadaan Rio menatap Indah dan yang lainnya dengan pandangan yang tidak bisa diartikan. Ia menggeleng menandakan Rio sudah tidak bisa diselamatkan, dan itu sontak membuat tangis Indah semakin histeris.
"RIO BANGUN!! BANGUN LO BAJINGAN LO HARUS JELASIN SEMUANYA!!!" Uus mengguncang tubuh Rio dengan mata yang memerah.
"Us," Rini mencegah Uus untuk melakukannya lagi namun nihil,
"BANGUN!! LO HARUS TANGGUNG JAWAB DULU!!!"
"RIOO!!"
Melihat keadaan itu Angkasa langsung mengisyaratkan Adam untuk segera membawa Rio keluar dari tempat ini. Adam menagngguk patuh dan langsung membawa tubuh Rio keluar bersama dengan Indah.
"RINI!! BAJU BULAN"
Mendengar teriakan dari Kiky, Rini dengan sigap berlari ke arah mereka bertiga sambil menenteng tas yang berisikan pakaian Bulan. Dengan tangan bergetar Rini hati-hati memakaikan pakaian Bulan. Tubuh Bulan banyak sekali berkas pukulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA DARI LANGIT
Teen FictionBulan Putri Galaksi, adalah seorang gadis biasa dengan kemampuan spesialnya yang selalu ia anggap sebagai anugerah tuhan namun menjadi aib di mata orang lain. setelah 3 tahun terkurung oleh masalalu akhirnya ia kembali menghirup Udara bebas, tentu...