4. Rain

1.3K 48 2
                                    

Chila tengah di buat kesal oleh Rizal, hujan-hujan begini enaknya masak mie dengan telor di tambah teh hangat bukan? tapi semua rencana nya gagal total karna Rizal yang tak mengizinkan nya memakan mie. Huft... Sungguh menyebalkan.

“Nih,” ucap Rizal dengan menyodorkan nasi dengan lauk ayam dan teh hangat di atas nampan yang ia bawa.

“Nggak.” tolak Chila sambil membuang muka.

“Yaudah, yang laper juga bukan gue.” balas Rizal acuh lalu mengambil ponsel nya untuk bermain game.

“Iiihhhh ijangggg, gue mau miee..” rengek Chila.

“Nggak.” tolak Rizal tanpa basa basi.

“Ijangg Miee..... plisss ya ya ya.” mohon Chila.

“Punya kuping kan? denger gue tadi bilang apa.” kata Rizal ketus.

“Sekali aja janggg ish!” paksa Chila dengan mencebikkan bibirnya.

“Enggak Ci.” Rizal adalah Rizal, yang selalu teguh pada pendiriannya.

“Yaudah gua gamau makan.” ujar Chila.

“Bodo amat, yang laper bukan gua.” balas Rizal acuh.

“Ck.” decak Chila lalu beranjak menuju kasur dan merebahkan diri nya tengkurap disana.

Tadi setelah Sifa di antar oleh Derren, Rizal membawa Chila ke apartemen nya karna tiba-tiba turun hujan yang lumayan deras hingga tak memungkinkan bagi Rizal membiarkan gadisnya tetap berada di markas. Untunglah di markas ada mobil Derren yang bisa Rizal pakai untuk membawa Chila ke apartemen nya.

Rizal menghembuskan nafas panjangnya melihat Chila yang sangat susah jika di beritahu, maunya adalah maunya. Sangat keras kepala.

Tak ingin membiarkan gadisnya tertidur dengan perut kosong, Rizal pun menaruh ponsel nya dan beranjak mengambil piring yang berisi makanan itu lalu menghampiri Chila.

“Sini bangun.” suruh Rizal namun Chila hanya diam tak bergerak.

“Bangun Ci,” panggil Rizal lagi dengan lembut sembari mengangkat tangan nya untuk membelai surai panjang milik gadisnya, “Jangan tidur, lo belum makan. Makan dulu baru tidur.” tambah Rizal.

“Ogah.” tolak Chila dengan memejamkan mata nya.

“Makan sayanggg...” bujuk Rizal lagi dengan sabar.

“Punya kuping kan? denger tadi gue bilang apa.” balas Chila ketus dengan menirukan nada suara Rizal tanpa bergerak dari posisinya.

TAK

Rizal meletakkan piring nya di nakas sebelah tempat tidur dengan kasar.

“Ulangi.” suruh Rizal dingin, Chila yang tersadar telah membuat Rizal marah pun langsung membuka matanya sempurna, oh mampus! Dia melakukan kesalahan.

“Mati gua!” batin Chila.

“Kenapa diem? ulangi tadi bilang apa?” ucap Rizal lagi dengan nada tegas membuat Chila langsung bangun dari tidur nya dan duduk menghadap Rizal. Chila menatap Rizal dengan takut-takut saat mendapati wajah lelaki itu terlihat tidak bersahabat.

Wajahnya dingin, rahangnya mengeras, ia tak suka jika gadisnya berucap yang tidak semestinya apalagi membantah jika ia sedang memberitahunya, karna semua yang Rizal lakukan juga untuk diri Chila sendiri.

“Maaf,” lirih Chila.

“Pembangkang.” lalu Rizal beranjak turun dari kasur, “Makan!” ucap nya singkat lalu pergi menuju balkon dengan membawa vape nya.

DERREN'S STORY {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang