13. With You

1.4K 44 2
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu, selepas Chila di panggil dari BK tadi sampai sekarang pun gadis itu tak terlihat batang hidung nya sedangkan Sifa sudah misuh-misuh mencari satu anak itu.

“Ini si kuntilanak kemana sih? udah bel pulang masih aja kaga nongol-nongol, mana ni tas berat banget,” gerutu Sifa dengan terus menyusuri koridor untuk mencari keberadaan Chila, tas Chila yang berat bukan karna buku pelajaran melainkan karna novel-novel tebal yang di bawa nya.

“Awas aja ni anak kalo sampe ketem-”

“SIFA!” Sifa spontan menoleh saat ada yang memanggil nya, orang yang memanggil Sifa pun segera mendekat ke arahnya.

“Oh Mars, iya ada apa?” tanya Sifa.

“Udah lama ga ngobrol lagi semenjak di cafe waktu itu, gue juga chat lo tapi gapernah lo bales.” ucap Mars membuat Sifa kikuk, bagaimana cara bicara nya kalo Derren setiap hari selalu mengecek hanphone nya.

“E-eh iya maaf ya, gue sibuk.” dalih Sifa.

Mars mengangguk-angguk menerima alasan Sifa “Iya gapapa juga sih,” kata Mars dengan tersenyum ramah, “Em.. Btw jalan yuk, udah lama kan kita ga ngobrol lagi, lo ga kangen emangnya sama gue?” tanya Mars dengan sedikit bercanda pada Sifa, sedangkan Sifa hanya tersenyum menanggapinya.

“Kapan?” tanya Sifa.

“Nanti malem, biar gue jemput. Atau pas lo pulang kerja aja?” ujar Mars memberi pilihan.

“Tapi gue pulang kerja jam sepuluh malem, masa mau jalan semalem itu?”

“Ya gapapa, nanti gue samperin di tempat kerja lo abis itu kita jalan, bentaran doang juga gapapa Sif,” Mars sedikit memaksa.

“Apa nggak kemaleman?” tanya Sifa tak enak.

“Baru juga jam segitu Sif, belum malem banget lah,” 

“Emmm... Gu-”

“NGGAK!” tiba-tiba suara bariton itu menyahuti dengan tegas membuat Sifa sekaligus Mars terkejut.

Sifa langsung menoleh ke sumber suara, “Al,” gumam Sifa memanggil nama orang itu.

Derren langsung merangkul Sifa dan merapatkan tubuh Sifa padanya. “Udah gila ya lo? otak lo taro mana ngajak anak orang jalan jam segitu, lo mau ngajak jalan apa mau nyewa lonte?” sarkas Derren.

“Alfahri.” peringat Sifa namun tampaknya tidak di gubris oleh Derren.

“Apa urusan nya sama lo?” tanya Mars menantang.

“Oh jelas urusan gue, dia cewe gue.” kata Derren tersenyum menang.

So? Jauhin dia dan jangan deketin dia lagi. I no like sharing, Faham?” lanjut Derren dengan menepuk pundak Mars dua kali.

“Lo cuma cowonya, bukan suami nya. jadi jangan ngekang dia, dia masih berhak berteman atau ketemu cowo lain.” ucap Mars membuat Derren menaik kan satu alisnya.

I don't care” Derren mengendikan bahu nya acuh, “yang jelas, SHE'S MINE.” Derren menekankan

Tanpa di duga Derren mencium pipi Sifa secara terang-terangan di depan Mars, sengaja agar hati laki-laki di depan nya itu panas hingga terbakar.

“Ayo Sayang.” ajak Derren dengan menggandeng tangan Sifa lalu berbalik untuk pergi meninggalkan Mars begitu saja.

Tak tahu saja Mars kalau Derren sedang menahan pekikan nya karna perutnya di cubit Sifa sedari tadi. Ia harus tetap terlihat angkuh di depan Mars agar laki-laki itu tak mendekati gadisnya lagi.

DERREN'S STORY {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang