53. Accident

661 31 0
                                    

Sifa duduk di bangku taman, ia mendongakkan kepalanya lalu menghembuskan nafasnya berat, pikirannya penuh, dia sedang tidak baik-baik saja, ia butuh Derren, ia butuh laki-laki itu, Derren yang selalu bisa menenangkannya, memberikan pelukan hangat yang ternyaman, dan membisikan nya dengan kalimat-kalimat manis yang membuat hati Sifa ikut tenang.

Namun Sifa tak bisa, ia tak bisa meminta itu pada Derren mengingat masalahnya kali ini justru tak jauh dari Derren.

"Aku butuh kamu Al." lirih Sifa sendu.

Sifa mengusap kedua tangannya dingin, ia tak tau ia ada dimana sekarang, tadi ia ke cafe berniat mau bekerja, namun moodnya sedang tidak baik, ia takut membuat kerusuhan di cafe. Jadilah ia tidak bekerja.

Ia meminta ijin untuk cuti dua hari, ia juga sudah meminta maaf untuk ia yang jarang bekerja, beruntung pemilik cafe itu sangat-sangat baik kepada Sifa, pemilik cafe itu sudah menganggap Sifa sebagai anaknya karna Sifa yang selama ini selalu rajin bekerja, dan Bos nya itu bilang ia bisa bekerja atau tidak, Bos nya tetap menggajinya, karna Bos nya mengerti jika Sifa tak bekerja mungkin sekolah atau bermain, itu wajar bagi gadis remaja seusia Sifa untuk bermain, jadi Bos nya tak mempermasalahkan itu, tak hanya pada Sifa tapi pada karyawannya yang lain juga begitu membuat Sifa bersyukur bisa mengenal Bos baik hati sepertinya.

Sifa melihat sekelilingnya, setelah dari cafe ia berjalan-jalan, tak tau kemana kakinya membawa Sifa hingga ia bisa sampai di taman ini, tamannya cukup bagus dan ramai, banyak sepasang kekasih, suami istri maupun anak kecil.

Mata Sifa tak sengaja melihat seorang gadis yang di marahi oleh laki-laki, setelah nya terllihat laki-laki itu memeluk sang gadis membuat Sifa tersenyum, ia jadi mengingat Derren, Derren yang selalu memperlakukan Sifa sebaik mungkin, selalu melarang Sifa menangis dan selalu bisa membuat Sifa bahagia.

Setelahnya Sifa lagi-lagi menghela nafas panjangnya, otaknya penuhh sekarang ini, pikirannya tidak bisa jernih. Sifa pun beranjak dari bangku taman, ia berjalan tak tau kemana. Lama ia berjalan, ia sudah jauh dari taman tadi.

Sampai akhirnya Sifa sampai di sebuah jembatan. Ia melihat seorang gadis sedang merokok, ia tak melihat jelas wajahnya karna gadis itu memakai hoodie dengan tudung di kepalanya, Sifa tau itu perempuan karna rambut nya yang panjang terlihat.

Sifa berusaha acuh, biarkan saja, ia berdiri di tepi jembatan memegang pembatas itu.

"Mau bunuh diri?" tanya gadis tadi pada Sifa membuat Sifa terkejut, Sifa menoleh ke kanan kiri, siapa tau berbicara pada orang lain.

"Gue ngomong sama lo." dengusnya.

Sifa lalu tersadar, "Engga, cuma jalan-jalan aja." jawab Sifa.

"Gue pikir mau bunuh diri, gue udah siap nyampein pesan terakhir lo padahal." ujarnya membuat Sifa tak percaya, menyebalkan sekali gadis ini.

Sifa mengibas-ngibaskan tangannya karna asap rokok dari gadis itu, sedangkan gadis itu hanya melirik Sifa.

"Lo sendiri ngapain disini?" tanya Sifa.

"Jaga jembatan." jawabnya asal.

Sifa terkekeh, "Ngapain jembatan di jagain? yang ada di terkam hantu lo nanti." ujarnya bercanda.

"Hantu aja takut sama gue, lo tau ngga disini banyak yang bunuh diri? makanya gue kesini, kalo ada yang mau bunuh diri biar gue bantu dorongin kebawah." jawabnya membuat Sifa tak percaya pada gadis ini.

"Gabut lo antimainstream." ujar Sifa.

Gadis itu terkekeh, ia lalu membuka tudung hoodienya membuat Sifa bisa melihat rambut panjangnya, gadis ini juga cantik menurut Sifa, sayangnya wajahnya terlihat judes, cuek, dan galak.

DERREN'S STORY {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang