15. Sifa

1.1K 41 2
                                    

Bukan nya mengantar Sifa pulang, Derren justru membawa Sifa ke rumahnya sepulang kerja begini. Sifa tidak tau kalau Derren malah membawa nya kesini, ia jadi bingung.

“Al, ini rumah siapa?” tanya Sifa bingung saat melihat Rumah yang besar dan mewah di hadapan nya.

“Rumah gue.” jawab Derren tenang.

“Hah?” beo Sifa kaget “Al, serius?” tanya Sifa memastikan.

“Masa bercanda," jawab Derren lagi.

“Ayo.” ajak nya dengan menggenggam tangan Sifa, namun entah kenapa tiba-tiba saja Sifa jadi merasa gugup sekarang.

“Al kamu kenapa ga bilang dulu sih kalo mau kesini? aku baru aja pulang kerja Al. Harus nya pulang dulu biar aku mandi terus aku siap-siap, ga kucel kaya gini,” kata Sifa merasa tak enak membuat Derren memperhatikan penampilan Sifa dari atas sampai bawah.

“Cantik.” ujar nya memuji penampilan Sifa. Ya memang cantik, kucel darimana? Sifa selalu terlihat cantik di matanya.

“Udah ayo,” ajak nya lagi.

“Tapi Al-” belum sempat Sifa menyelesaikan kata-katanya, omongan Sifa justru terpotong oleh seorang perempuan yang tiba-tiba datang dari dalam rumah Derren.

“Derren, kamu udah pulang nak,” sambut Kirana-Bunda Derren yang keluar dari dalam rumah sebab mendengar suara motor anak laki-lakinya itu.

“Ehh ada gadis manis, siapa ini Der?” tanya Kirana menyambut Sifa dengan ramah. Derren pun segera menyalimi tangan Bunda nya yang di ikuti Sifa.

“S-sifa,” jawab Sifa gugup.

Bunda Derren langsung menatap Sifa dari atas sampai bawah membuat Sifa gugup setengah mati. Sedangkan Derren terlihat santai, ia yakin Bundanya akan menyukai Sifa.

“Jadi ini, perempuan yang buat anak Bunda tertarik sejak pertama kali ketemu?” tanya Bundanya dengan tersenyum hangat membuat Sifa cengo sekaligus lega. 

Padahal Sifa sudah membayangkan jika Bunda Derren akan memaki-makinya dan memandang kastanya seperti yang ia lihat di film film lalu akan menyuruhnya menjauh dari Derren. Ternyata tidak, Bunda Derren sangat cantik dan baik.

“Tante tau saya?” tanya Sifa membuat Bunda Derren mengelus rambut Sifa dengan tersenyum lembut.

“Derren setiap hari ceritain kamu ke Bunda,” beritahu kirana.

Sifa yang mendengarnya jadi menatap Derren yang kini sedang tersenyum manis ke arahnya dan di balas senyum juga oleh Sifa.

“Ayo masuk dong, masa disini,” ajak Kirana.

Sedangkan Sifa menggenggam tangan Derren erat, dia masih takut dan gugup membuat Derren terkekeh melihat tangannya yang di genggam Sifa.

“Liat Bun,” ucap Derren sambil mengangkat tangannya yang di genggam Sifa membuat Sifa malu dan spontan melepaskan nya. Bunda Derren hanya tertawa kecil melihat itu.

“Ciee merahh muka nya,” ledek Derren.

“Diem deh Al,” ucap Sifa pelan.

"Udah udah, ayo masuk." ajak Bunda nya lagi. Akhirnya mereka pun masuk ke dalam Rumah besar itu.

••***••

Setelah berbincang banyak hal sejak tadi, kini Sifa dan Kirana ada di dapur sedang memasak bersama. Sifa sudah lebih dekat dan tidak se canggung tadi, ternyata Bunda Derren ini orang nya baik, ramah, asik dan sedikit cerewet.

Sedari tadi Kirana dan Sifa sibuk bercerita tentang Derren. Kirana memberitau Sifa seberapa manja Derren itu, dari yang jika makan minta di suapin, mau baju harus di ambilin, pake jaket harus di pakein, sampai sisir rambut juga harus di sisirin.

DERREN'S STORY {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang