47. Andika's other side

677 36 0
                                    

Andika mematikan sambungan telponnya dengan Derren dengan bibir tersenyum, ia segera masuk rumahnya untuk bersiap-siap.

Setelah mandi, Andika memakai hoodie berwarna hitam dengan tudung, ia juga memakai masker hitam, celana jeans hitam, serta sepatu putih. Kemudian ia membuka laci mejanya, dari pisau tumpul hingga yang paling tajam. ia memilih pisau tumpul.

Andika berjalan keluar menuruni tangga, ia melihat mamanya yang sedang memasak membuatnya jadi melepas tudung hoodie dan maskernya. ia menghampiri mama nya terlebih dahulu untuk memeluknya dengan mencium pipi nya, "Aku keluar dulu ya Mam, kalo ada apa-apa telpon aku, apalagi dia." ujar Andika.

"Iyaa, udah sana pergi, hati-hati kamu." Jawab mamanya dengan tersenyum.

Andika sekali lagi mengecup pipi mamanya lalu melepas pelukannya, setelah berpamitan, Andika pun pergi keluar, ia menemui lima bodyguardnya, "Jangan lalai atau kalian tau akibatnya." peringat Andika tajam, Bodyguard itu mengangguk melihat aura Andika yang berbeda, para bodyguard itu jelas tau sisi lain Andika karna mereka pernah menyaksikan kekejaman Tuannya.

"Baik tuan." ujar salah satu bodyguard itu.

"Jangan pernah izinkan dia masuk ke dalam rumah, selangkah saja dia menginjakan kaki disini....." Andika menyeringai membuat bulu kuduk bodyguard itu berdiri, laki-laki itu mengeluarkan pisau dari saku hoodienya membuat bodyguard meneguk ludah kasar, "Darah kalian akan menjadi kesenangan tersendiri buat gue." lanjutnya lalu kembali memasukan pisaunya, para bodyguard itu mengangguk patuh.

"Dika." Andika menoleh mendengar panggilan Papahnya dari pintu, ia menghembus nafas, untung papah nya tidak melihat pisau itu.

Andika tersenyum dengan senyuman khas nya yang terlihat santai. "Kamu mau keluar?" tanyanya

"Nyari janda pah, ikut kaga?" tawar Andika membuat papahnya menggeplak bahu Andika.

"Cuma mau titip rokok."

Andika mengangguk-angguk, "Duitnya mana?" tanya Andika.

"Uang kamu dulu nanti papah ganti."

"Uang apaan? Uang jual mobil yee buat beli rokok? Dika mana punya uang."

Papahnya mendengus, ia lalu mengambil dompetnya dan memberikan kartu ATM nya pada Andika, Andika langsung menerima nya.

"Bye Pah." Pamit Andika lalu menaiki motornya dan berangkat.

Papahnya menggeleng menatap kepergian Andika, "Berulah lagi dia dengan pisaunya, padahal beberapa bulan ini saya sudah tenang karna dia tidak memainkan pisaunya." Papah Andika menggeleng, ia Ayahnya, jelas tau apa yang Anaknya perbuat, serapih apapun Andika menutupinya, Rendra~papah Andika tetap tau.

Fyi, Dia yang Andika maksud adalah Kakak nya. Andika memiliki seorang Kakak kandung laki-laki, Kakak kandungnya adalah seorang psychopath yang selalu haus akan darah. Sebagaimana ia tak akan bisa hidup tanpa darah, setiap hari akan selalu ada korban dari Kakak nya itu, bahkan nyawa orang tidak berdosa pun di habisi olehnya.

Sampai pernah suatu hari Mamahnya yang akan di habisi oleh Kakak nya, tapi syukurlah Andika datang lebih dulu dan langsung marah besar dengan Kakak nya, ia menjadi sangat-sangat benci dengan Kakak nya hingga mengusirnya, bahkan Rendra juga ikut marah pada anak tertuanya itu.

Dan kini Kakak nya tak tau dimana, andika tak mau perduli. Asalkan jangan sampai Kakaknya itu mengusiknya juga atau justru Andika sendiri yang akan menghabisinya.

Andika bukan seorang Psychopath, namun ia bisa menghabisi musuhnya seperti seorang Psychopath. Tapi Andika tak sebodoh Kakaknya yang menghabisi nyawa orang tidak berdosa. Andika hanya akan menghabisi musuhnya.

DERREN'S STORY {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang