5. Childish

1.8K 49 0
                                    


Derren baru saja sampai rumahnya pada jam tujuh malam saat hujan sudah mulai reda dan hanya menyisakan rintik-rintik air.

Cup

Dikecupnya tangan wanita yang melahirkan nya itu saat Bundanya menyambutnya datang, “Udah bunda tebak kamu keujanan. terus ini pakaian siapa? kamu gapapa kan? ga kebut kebut an di jalan kan?” tanya Kirana-Bunda Derren

Derren tersenyum melihat Bunda nya yang bawel itu, “Derren gapapa Bun, ini tadi Derren nganterin temen Derren dulu terus pinjem baju ke dia karna baju Derren basah.” jelas Derren dengan nada lembut.

“Temen? Cewe atau Cowo?”

“Cewe.” jawab Derren.

“Tumben,” heran Bunda nya, “Si Chila?” tanya Bunda nya lagi.

“Bukan.”

“Terus siapa? pacar kamu?”

Derren diam sejenak, “Semoga aja,” gumamnya. Ia sudah memutuskan jika Derren tertarik pada wanita itu.

“Udah ah, Bunda banyak tanya. Derren mau ke kamar dulu, dadah Bunda.”

Cup

Derren langsung berlari menaiki tangga menuju ke kamar nya.

“Anak itu.” Bunda Derren geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak nya.

••***••

Brukk

Derren melempar tubuhnya di kasur lalu dia memejamkan matanya.

Itu pak, di bawah brankar."

Mata Derren kembali terbuka saat ia mengingat sekelebat bayangan itu dan tersenyum, “Cewe sialan,” gumam nya.

Hari ini cukup melelahkan bagi nya, dari telat sekolah hingga memanjat tembok, bertemu seorang gadis cepu, bertengkar, hujan-hujanan, hingga berpelukan di atas motor. Sungguh hari ini adalah hari yang berkesan baginya.

Dan hari ini, seorang gadis telah berhasil memasuki pikiran nya, berhasil membuat Derren seperti orang gila karna senyum-senyum sendiri. Gadis itu, pelukan hangat itu, wajah nya, kelakuan nya yang ceroboh, hingga kelakuan lemot gadis itu. Derren mengingat jelas semua nya, Dia menggigit bibir bawah nya lalu tengkurap dan menyembunyikan wajahnya di bantal.

“ARGHHH!” teriak Derren dengan suara teredam, padahal gadis itu tak melakukan hal apapun yang menarik perhatian nya. Tapi entahlah, dia juga tak tau kenapa dia seperti ini. Jangan bilang ia mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama? Huh....hal konyol.

Derren kembali terlentang, menatap langit-langit kamar nya lalu mulai bergumam, “Tuh cewe pake pelet kali ya, masa iya baru hari ini ketemu gue udah tertarik sama dia, perasaan tadi dia ga ngelakuin apapun deh.”

“Cewe lemot, haha...” Derren tertawa kembali mengingat itu.

“Eh tapi siapa namanya si cewe lemot tadi? gue lupa, siapa ya?” Derren berusaha mengingatnya.

“Sita...., Safi.., Sira....., akhhh siapa si!!!” Derren lupa dengan nama Sifa dan terus berusaha mengingatnya sebaik mungkin.

“Sifa, Iya Sifa!”

“Siapa Sifa?” tiba-tiba Bundanya datang dengan membawa sepiring nasi lengkap dengan lauk nya dan juga air putih.

DERREN'S STORY {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang