37. Hospital

861 41 4
                                    

"Al maaff hikss, kamu jangan tutup mata, aku takutt hiks..." isak Sifa.

"Udah Sayang, aku gapapa kamu jangan nangis." Derren mengelus pipi Sifa berharap hal itu akan menenangkan gadisnya.

Sifa melihat dada Derren yang darahnya sudah merembes ke jaket nyaa, Sifa lalu membuka jaket Derren dan memegang dada Kanan Derren yang tertusuk, berniat menutup luka nya agar darah nya tak keluar terus-menerus.

Derren terkekeh, "aku gapapa." ucap Derren sembari menahan rasa sakit nya.

"Ish kamu mah gapapa terus, ini liat darahnya keluar terus, muka kamu juga udah pucet." kesal Sifa.

"Sssttt udah ah, cengeng." ucap Derren lalu memegang kepala Sifa untuk di sandarkan di dada sebelah kiri nya.

"Sakit nggak pipinya?" tanya Derren.

Dalam keadaan yang luka Derren lebih parah daripada luka Sifa pun Derren masih bisa menghawatirkan Sifa, Sifa benar-benar beruntung memiliki Derren, orang yang mencintainya melebihi dirinya sendiri.

"Pikirin aja luka kamu, gausah banyak tanya." ketus Sifa membuat Derren terkekeh lagi.

Ia mencium puncak kepala Sifa, "Kalo aku mati-"

"Ish Al apasihh, gausah ngomong gitu yaa, aku gasuka." potong Sifa cepat.

"Dengerin dulu, kalo aku mati aku mau cari bidadari disana nanti, mau aku pamerin ke kamu kalo aku punya bidadari." ucap Derren tengil.

"Bisa-bisanya kamu mikir kaya gitu ya Al, udah dehh diem aja, abis ketusuk juga, mau aku tusuk lagi?" ancam Sifa.

"Kalo kamu yang nusuk nanti lebih sakit, kan nusuk nya pake cinta sshh" ucapnya di iringi ringisan kecil namun masih menyempatkan untuk mengedipkan mata nya menggoda Sifa.

"Diem deh Al!"

Beberapa menit kemudian mereka sampai di rumah sakit, Rizal memapah Derren masuk, tubuh Derren semakin lemas karna ia terus mengeluarkan banyak darah tapi Derren tetap berusaha terlihat baik-baik saja agar Sifa tak hawatir padanya.

Setelah Derren masuk ke IGD, Sifa menunggu dengan cemas di luar dengan Chila dan Rizal. Chila sedang meminum es boba yang barusan ia beli di depan rumah sakit dan Rizal yang menunggu dengan wajah datar tanpa ekspresinya. Seolah tidak ada kejadian serius yang sedang menimpa mereka karna mereka tetap terlihat tenang.


••***••


Setelah beberapa menit menunggu di luar akhirnya pintu IGD pun terbuka yang menampilkan dokter berjas putih.

"Dok gimana keadaan nya?" tanya Sifa.

"Tusukan di dada pasien cukup dalam namun beruntung tak merusak jantung pasien. pasien juga mengeluarkan banyak darah hingga kami harus melakukan transfusi darah, dan darah dengan golongan pasien ada di stok darah kami, jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan. Kami juga sudah menjahit bekas tusukan di dada pasien. Jadi hanya perlu menunggu transfusinya selesai setelah itu pasien akan di pindah ke ruang rawat dan sudah boleh di jenguk." jelas Dokter itu.

"Pindahkan ke ruang VIP dok," ucap Rizal.

"Baik, silahkan selesaikan administrasi nya dulu." kata Dokter itu yang di angguki Rizal.


••***••

"Udahh Sayang, aku udah gapapa." Derren mengelus tangan Sifa yang menggenggam tangan nya.

DERREN'S STORY {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang