28. Remember

833 34 1
                                    

Derren masuk ke dalam markas inti ANOD, disana sudah terdapat teman-temannya yang sedang berkumpul.

"Wiih sehat Bos? dari mane aje nih si Bos?" tanya Andika.

"Kepo." jawab Derren sinis.

"Mentang-mentang Leader, ngilang-ngilang sembarangan." ucap Andika memakai logat permen milkita.

"Baru muncul di marahin, mau gelud?" lanjut Derren.

Rizal, Vino dan Febri hanya memperhatikan dua orang tidak waras itu berdebat.

"Udah lah, bisa gila gua nurutin lo." ujar Derren.

"Ga sadar diri." cibir Rizal.

"Vin," panggil Derren membuat Vino menoleh. Derren duduk di sofa markas dengan di ikuti yang lain. Ia mengeluarkan kotak kecil berisi silet milik Sifa dan pisau yang di lempar oleh pengirim surat tadi, ia meletakkan dua barang itu ke meja.

"Lo lewatin info ini." ucap Derren mulai serius.

"Gue ga pernah lewatin info apapun Derren, lo kenal gue kan." ucap Vino yakin.

"Buktinya?" Derren menaikan satu alisnya.

"Axienty?" tebak Vino, "gue tau." jawab nya enteng.

"Lo tutupin info Sifa dari gue?" tanya Derren tak suka.

"Bukan nutupin, tapi menyimpan sebuah privasi." jawab Vino datar.

"Tapi gue mau tau semua tentang Sifa."

"Kalo lo tau dari gue, apa lo gamau Sifa jujur dan ngasih tau semuanya ke lo sendiri Der? lo tau semua tentang dia dari gue, dengan kaya gitu lo ga berharap Sifa bisa terbuka sama lo. lo cuma tau dari gue bukannya dari Sifa langsung. Sedangkan info yang gue kasih bisa aja salah karna yang jalanin kehidupan itu Sifa, bukan gue." ujar Vino menjelaskan.

"Ada problem antara Sifa dan orang itu. Kesalahpahaman, gue ga tau siapa orang nya tapi gue tau problemnya apa, cuma gue gamau ngasih tau ke lo. Biar Sifa yang ceritain semuanya sama lo, dengan begitu itu artinya dia bisa terbuka sama lo dan nerima kehadiran lo dalam hidupnya sampai-sampai dia bakal ngerasa kalo dia cuma punya lo. elo rumah bagi dia dan dia akan cerita terus terang sama lo tanpa ada yang di tutupin. Lagi, lo akan lebih seneng kalo tau tentang diri Sifa dari orangnya sendiri daripada lo ribetin nanya ini itu ke gue yang bisa aja info gue ga jelas, right?"

Derren mengangguki ucapan Vino, yang dikatakan Vino ada benarnya juga.

"Ike, gue paham. terus ini?" Derren menunjuk pisau lipat itu.

"Sama kaya problem nya. orang itu gunain sesuatu yang dominan sama hal itu. kaya misalnya kejadian itu gunain tembak, maka orang yang teror akan make tembak buat ciri khasnya. Sama hal nya dengan ini, kejadian nya gunain pisau lipat jadi orang ini pake pisau lipat juga buat teror Sifa supaya Sifa terus inget kejadian itu. Sifa ga salah, itu cuma salah paham. dan lo harus selesai in ini semua, jangan biarin Sifa sendiri atau kenapa-napa. Karna orang ini bakal terus ganggu Sifa sampai keinginan nya terpenuhi." jelas Vino.

"Keinginan?" gumam Derren yang masih bisa di dengar oleh mereka.

"Mati dengan sadis." jawab Vino.

"MAKSUD LO?" bentak Derren terkejut.

"Balas dendam, dia mau balas dendam." ujar Rizal yang sedari tadi mencerna kata demi kata yang Vino ucapkan.

"Ya." Vino terkekeh.

"Bantu dia Derren. lo harus bisa bawa dia keluar dari hal yang selama setahun ini ganggu dan usik hidup dia. Cewe yang lo sayangi itu bukan cewek dengan cerita hidup biasa aja. semuanya rumit, tapi lo bisa bantu dia. gue yakin." ucap Vino.

DERREN'S STORY {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang