"Beliin Es Krim!" ucap Sifa sembari melipat kedua tangan nya di depan dada.
Derren terkekeh kecil, tadi saat di apartemen tidak mau, kenapa sekarang jadi minta?
"Lah tadi katanya gamau? ya udah gausah." ucap Derren dengan memasangkan helm nya pada Sifa, mereka hendak pulang karna memang ini sudah waktunya pulang sekolah.
Sifa cemberut, "Tapi tadi kamu udah bilang, kamu mau beliin es krim."
"Kan kamu nya gamau, tadi bilang gamau." balas Derren.
"Iihhh yaa.... Ya... Itu..." Sifa bingung mencari alasan yang tepat sedangkan Derren sudah menaikan satu alisnya. Tak tau saja Sifa jika Derren kini tengah menahan senyumnya.
"Iihhh! Pokonya beliin." paksa Sifa kesal.
"Beli sendiri lah, uang aku abis, buat dugem semalem." Derren lagi memberi alasan.
"Ya siapa suruh kamu gitu-gitu segala!" ketus Sifa, "Ya udah aku beli sendiri, tapi anterin!" lanjutnya.
"Ngga! beli sendiri, bensin aku tinggal dikit. Ga cukup buat ke toko es krim." Derren benar-benar senang menggoda Sifa. Sepertinya menjahili Sifa akan menjadi kebiasaan baru untuknya mulai sekarang.
Mata Sifa melirik spido motor Derren dan sangat jelas terlihat jika bensin nya penuh. Hal itu tentu saja membuat Sifa kesal kepada Derren.
"Iiiihhhhh Alfahriiiiiii itu masih banyakkkkk, ayo anter!" rengek Sifa memaksa.
"Hahaha, iyaa Sayang." tawa Derren lalu mendekat kan wajahnya untuk menangkup pipi Sifa dan menggesekan hidungnya pada hidung Sifa.
"Ish!" Sifa mendorong dada Derren masih sebal meskipun ia sedikit salah tingkah dengan perlakuan Derren barusan.
"Ayo berangkat!" kata Sifa dengan ketus.
"Dih, ngatur."
"AYOOOOOOO AAALLL!"
"Sssttt, iyaa iyaa Sayangggkuuu. Iya iya ayo." kata Derren tertawa pelan. Sudah cukup hari ini ia menjahili Sifa.
"Kamu nyebelin!"
"Tapi sayang kan?"
"Engga."
"Masaa?"
"Hm,"
"Ya udah sih gapapa, soalnya tadi ada anak kelas X ips 2 bilang sayang sama aku." ujar Derren dengan naik ke atas motor nya.
Sedangkan Sifa sudah mendelik tak terima. Nafas Sifa memburu menatap Derren seolah akan membunuh laki-laki menyebalkan di depan nya saat ini juga. Derren yang merasa di perhatikan pun menoleh, wajah Sifa sudah memerah membuat Derren tertawa senang.
"Bercanda Sayang." Derren menarik tangan Sifa dan merangkul pinggangnya, ia mencium pipi Sifa.
"Cemburuan banget." ucapnya setelah mencium pipi Sifa.
"Biarin!" balas nya.
"Udah ayo, keburu toko nya tutup nanti." ajak Derren melepas rangkulan nya di pinggang Sifa.
Tangan Derren terulur untuk memegangi Sifa yang naik ke atas motornya. Sifa memegang tangan Derren lalu naik ke atas motor besar Derren dengan hati-hati.
Mata Derren menatap spion guna melihat Sifa, "Engga mau peluk, hm?" tanya Derren.
"Engga, kamu nyebelin." ucap Sifa bersidekap dada.
Derren tersenyum licik. ia memundurkan motornya untuk berputar arah, setelahnya Derren menarik pedal gas nya dengan tiba-tiba membuat Sifa kaget dan spontan memeluk Derren.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERREN'S STORY {END}
Romancehanya sebuah kisah cinta sederhana anak remaja di masa putih abu-abunya. Ini adalah kisah ke bucinan seorang Leader gengster pada gadis biasa, gadis miskin yang hanya hidup dengan ayah tirinya. Seorang Leader gengster yang sangat mencintai ga...