31. Sick

1.6K 40 3
                                    

Sifa melenguh, perlahan namun pasti ia mulai membuka matanya lalu mengedarkan pandang ke sekitar. Saat Sifa mengingat kejadian kemarin ia jadi melihat tangan nya, sudah di obati dan sudah di perban. Pasti Derren, pikirnya.


Namun dimana Derren? Apa sudah pulang? ya tidak mungkin juga ia terus-terusan berada di sini, Derren juga punya kehidupan lain.

Sifa beranjak dari tidurnya untuk ke kamar mandi hingga lima belas menit kemudian ia keluar dari kamar mandi dengan sepasang seragam yang melekat sempurna di tubuhnyanya.

Sifa berdiri di depan cermin dan melihat dirinya, mulai menyisir rambut lalu mengoleskan liptin sedikit di bibir nya.

Ia mulai mengamati penampilan nya, "Bagus ga ya kalo gue pake liptin? gapapa deh biar ga keliatan pucet banget." batinnya lalu keluar kamar untuk ke dapur hendak mengambil bekal minumannya, Sifa selalu membawa bekal minuman untuk sekolah karna biasanya saat jam pelajaran ia selalu haus.

Saat sampai di dapur Sifa dibuat terkejut begitu melihat sosok tinggi yang memakai seragam putih abu-abu sedang mengaduk susu di gelas.

"Derren?" gumam Sifa pelan, ia pikir Derren sudah pulang.

Sifa langsung memeluk Derren dari belakang dan beralih ke depan membuat Derren terkejut. "Astaga Ay! kaget Sayang." ucap Derren membuat Sifa tertawa kecil.

Tangan Derren bergerak untuk membalas pelukan Sifa dan mengelus rambutnya, "Kamu mau sekolah?" tanya Derren.

Sifa mengangguk menatap Derren, "Istirahat aja di rumah ya?" ujar Derren lembut masih menghawatirkan keadaan Sifa.

"Aku mau sekolah."

"Besok aja, sekarang istirahat di rumah."

"Gamau." tolak Sifa membuat Derren menghembuskan nafasnya pelan lalu tersenyum.

Ia mengambil susu dan memberikan pada Sifa, "Minum dulu." suruh Derren.

Sifa pun meminumnya sampai habis, "Terima kasih." ucap Sifa setelahnya.

"Kembali kasih." jawab Derren mengusap sisa susu di bibir Sifa.

"Ini apa nih merah-merah?" Derren menatap bibir Sifa dengan memicing.

"Itu tadi pake liptin biar ga pucet banget." jawab Sifa.

Derren mengambil sapu tangan di sakunya lalu menghapus liptin di bibir Sifa.

"Eh?" Sifa bingung.

"Aku gasuka nanti bibir kamu jadi pusat perhatian, ini milik aku."

"Gini aja, cantik!" puji Derren setelah menghapus liptin Sifa, ya meskipun masih ada sisanya.

"Ish nanti aku di katain sakit kalo keliatan pucet." ujar Sifa tak terima.

"Engga akan."

Sifa hanya mendengus, "Oh iya, perasaan aku gapunya susu deh, aku juga ga minum susu, terus kok kamu bikin susu?" tanya Sifa.

"Lah itu susu mu," Derren melirik dada Sifa dengan matanya membuat Sifa menabok Derren, bukannya kesakitan Derren justru tertawa.

"Aku beli tadi Sayang," ucap Derren dengan sisa tawanya.

"Makasih yaa,"

"Jangan makasih terus, diminum tiap hari susunya, biar ga gampang cape, biar sehat." tutur Derren lalu mengecup kening Sifa.

"iya iya."

Derren melihat tangan Sifa yang di perban, "Sini aku ganti perban nya." Derren membawa Sifa ke ruang tamu lalu mengambil P3K di kamar Sifa dan segera duduk lagi di samping Sifa.

DERREN'S STORY {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang