46. Weekend

759 38 0
                                    

"Atas nama Chila?" tanya seorang pengantar paket.

"Oh iya mas itu Adik saya." ujar Ivan menerima paketnya lalu membayarnya dan bertanda tangan.

"Makasih ya Pak," ucap Ivan setelah itu kembali masuk ke dalam rumah. Hari ini adalah hari minggu yang dimana itu artinya semua orang di liburkan. dari yang bersekolah hingga bekerja.

"DEKKKKK, PAKETT NIH!" Ivan berteriak dengan menaiki tangga menuju kamar Adiknya.

Ketika Ivan membuka pintu kamar Chila, terlihat Chila yang sedang menonton Drakor dengan menyender pada Rizal di atas karpet bulu-bulu.

Ivan yang melihat itu jadi berdecak sebal, "Dek, nih paket lo." kata Ivan ketus.

Chila langsung beranjak menghampiri Ivan, "Oh udah dateng, bentar Bang gue ambil uang."

"Nggak usah, nih ambil aja."

Chila langsung tersenyum senang, "m
Makasihhh Abangggg."

Chila mencium pipi Ivan membuat Rizal yang melihat itu jadi mendengus, Sedangkan Ivan tersenyum kemenangan pada Rizal.

Kedua laki-laki itu memang bermusuhan jika tentang memperebutkan Chila. Ivan yang mempertahankan adiknya dan Rizal yang mempertahankan kekasihnya.
Mereka sama-sama tidak mau berbagi.

"Sini Bang masuk, lo ikut aja." ajak Chila.

Ivan yang di ajak seperti itupun bingung, "Mau ngapain Dek? Mau liat lo bucin sama tuh Terpal? Engga deh, makasih." tolak Ivan dan langsung pergi namun segera di tahan Chila.

"Ishhh Abanggg enggak, udah deh diem." suruh Chila.

Akhirnya Ivan menuruti kemauan Adiknya, ia masuk ke dalam kamar Chila, duduk di bawah dengan beralas karpet bulu lembut sembari menjaga jarak dari Rizal pertanda permusuhan mereka.

"Ijang sini." panggil Chila membuat Rizal juga ikut duduk di sebelah Ivan namun agak menjaga jarak.

Chila sibuk membuka paket nya, "Ish susah." keluhnya lalu mengambil cutter yang ada di laci meja rias nya.

Ivan dan Rizal terkejut melihat ada cutter di kamar Chila, mereka sama-sama berfikir yang tidak-tidak.

"KOK ADA CUTTER?" Rizal dan Ivan berucap serempak membuat Chila terkejut, beda nya Rizal dengan nada rendah namun dingin dan Ivan dengan nada ngegas.

"Astaga, kaget gue, enggak ini kemarin abis motong botol, males balikin ke bawah jadi gue taro disini, hehe." cengirnya membuat Ivan menghela nafas dan Rizal berdecak.

Chila mengeluarkan pisau cutter itu membuat Ivan dan Rizal yang melihatnya ngeri, "Gue aja." ujar Ivan dan Rizal yang lagi-lagi berucap berbarengan.

"Ngapain sih lo ngikut-ngikut in gue?" ujar Ivan tak suka.

"Lo yang ngikutin gue." balas Rizal sengit.

"UDAH DEH, ngapa pada berantem nih cowo." sebal Chila.

Ivan mengambil cutter dari tangan Chila dan mengambil boks lumayan besar itu.

Ivan membukanya, "Ini apa Dek?" tanya Ivan sembari membuka kardusnya.

"Masker." jawab Chila senang.

"HAH?" Rizal dan Ivan bingung.

"Masker wajah, udah deh buka aja cepetan." suruh Chila tak sabar.

Chila langsung merampasnya dan membalikan kardus itu sehingga beberapa masker wajah yang ia beli di olshop berjatuhan.

Ivan mengambilnya satu, "Ouhhh iya iya, Rena pernah pake ini." Ivan mengangguk-anggukan kepalanya.

"Rena siapa bang?" tanya Chila.

DERREN'S STORY {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang