59. Something

1K 49 19
                                    

Derren menutup pintu rumah Sifa dan menguncinya, ia lalu menarik tangan Sifa dan menyeretnya ke kamar. Tanpa aba-aba Derren langsung mendorong Sifa ke kasurnya hingga berbaring membuat Sifa terkejut, dengan cepat Derren mengunci pintu kamar Sifa juga.

Sifa hendak bangun namun Derren langsung menindih tubuhnya membuat Sifa tergemap.

"Kamu mau main-main sama aku, hm?" tanya Derren dengan mengelus rambut Sifa menggunakan jari jarinya, tatapan mengintimidasi dari Derren membuat Sifa merinding.

"Kamu gabisa di lembutin, kamu mau aku pake cara kasar? Kamu mau aku nyakitin kamu? Mau sayang, hm? jangan anggap aku akan diem sama perbuatan nakal kamu dari semalem. Kamu tau kan aku paling susah ngontrol emosi aku, kamu mau ngerasain gimana marahnya aku?" tanya Derren lagi

Sifa takut, jelas. Ia takut melihat Derren yang terlihat seperti monster yang akan memangsanya.

"Kamu mau aku pake cara kasar?" tanya Derren lagi, "Jawab, atau mau aku sobek mulutmu yang cuma bisa bentak-bentak dan teriak ini?" ancam Derren membuat Sifa menggeleng takut.

"Kamu uji kesabaran aku. Aku paling gasuka MILIK AKU di sentuh apalagi di rebut. Dan kamu justru nyerahin diri ke dia. sekali milik aku, akan tetap milikku. Ga akan pernah berubah sebelum aku sendiri yang melepas kepemilikan itu."

Jeda sejenak, Derren menatap mata Sifa dengan dalam, "Kamu mau denger cerita?" tanya Derren  setelahnya.

Tanpa menunggu jawaban Sifa, Derren langsung berucap, "Dulu aku pernah punya mainan pesawat. Dan sepupu aku yang namanya Rafi main ke rumah, dia suka sama pesawat aku dan mau ngambil pesawat itu. Ayah bilang suruh kasih pesawat itu ke Rafi. Karna aku gamau akhirnya aku dorong dia sampe kepalanya berdarah kebentur tembok. Aku gaperduli, bahkan Ayah marahin aku waktu itu, tapi aku tetep gaperduli. Pesawat itu milik aku, ga ada yang boleh nyentuh milik aku apalagi ngerebut punyaku. Tapi Ayah tetep mau ngasih pesawat itu ke Rafi apalagi karna aku yang udah dorong Rafi sampe kepalanya berdarah ngebuat Ayah makin mau ngasih pesawat punyaku ke Rafi. Aku ga terima, akhirnya aku banting pesawat itu. Pesawatnya hancur, rusak. Jadi Rafi gabisa ngambil pesawat itu lagi karna itu udah rusak. Kamu tau kenapa aku rusak pesawatnya? Karna yang menjadi milikku jangan pernah mencoba merebutnya. Sekalipun dia mendapatkannya, jangan harap bertahan lama. Jika aku tak bisa memilikinya maka siapapun juga tak akan bisa mendapatkannya." desis Derren di akhir kalimatnya.

"Kamu mau jadi kaya pesawatku?" tanya Derren.

"Jangan lupa, aku cowo. Aku bisa aja nekat perkosa kamu sekarang juga. Biar gada yang mau sama kamu, aku juga bakal nikahin kamu, persetan soal Syafa mau di jodohin sama aku, aku gaperduli. Gada yang bisa ganggu milik aku, apapun dan siapapun itu. Milikku akan tetap menjadi milikku. Dengan perkosa kamu, aku bisa pastiin kamu bakal hamil anakku, dengan kaya gitu cuma aku yang bisa milikin kamu. Orang lain ga akan bisa ngerebut kamu dari aku, termasuk bajingan itu." Derren mengelus pipi Sifa.

"Aku udah bilang, kalo aku gabisa milikin kamu, maka orang lain juga ga akan bisa dapetin kamu. Sekalipun orang itu mau milikin kamu, setidaknya kamu hamil anak aku." bisik Derren membuat tubuh Sifa meremang.

Sedari tadi Sifa mencoba menenangkan dirinya, ia takut dan panik saat ini. Derren tak pernah main-main dengan ucapannya.

"B-brengsek!" maki Sifa takut dengan berusaha mendorong dada Derren.

"Kamu tau aku brengsek, tapi masih nyari-nyari perkara yang mancing kebrengsekan aku." balas Derren tersenyum miring.

"Aku tau apa aja yang kamu lakuin semalem Sayang, pacar aku ini nakal banget ternyata, udah bisa selingkuh, hm? Mau bohongin aku?" tanyanya lagi.

"Apa yang kamu sembunyiin dari aku Sayang? Ga ada satu detik pun yang aku lewatin tentang kamu, aku tau semuanya. Sekalipun aku ga sama kamu, aku tetep tau apa yang kamu lakuin, jangan lupa aku siapa. Raja Derren Alfahri Leader Anod."

DERREN'S STORY {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang