11. Sayang

1.5K 56 1
                                    

“DERREN PULANG BUNDAA, BUNDAA SAYANGGG!” Derren baru saja pulang dan langsung berteriak memanggil Bundanya membuat Sang Bunda pun segera menghampiri Derren agar Derren tak terus berteriak.

“Ada apa sih Alfahri, jangan teriak nak.” ucap Bunda Derren lembut sembari menghampiri putranya.

Derren langsung memeluk dan mencium kening serta pipi Bundanya penuh semangat.

"Kamu ini kenapa? baru pulang jam segini, dateng-dateng teriak, peluk peluk sama cium Bunda begini, kenapa sih?" tanya Bunda nya bingung, sedang Derren hanya cengengesan.

“Biasalah, Anak manja.” sahut seorang pria yang sudah tak asing lagi bagi Derren.

“Loh, Ayah. Ayah kok udah pulang? seharusnya kan dua hari lagi.” Derren menghampiri Ayah nya lalu mencium punggung tangan nya.

Ayah Derren menepuk bahu Derren dua kali, “Ayah selesai in pekerjaan nya lebih awal.”

Derren mengangguk mendengar jawaban Ayahnya, “Bun, Derren mau makan, bawa ke kamar ya Bun. Derren juga mau cerita sama Bunda.” ujar Derren semangat.

Setelah mencium pipi Bunda nya Derren langsung berlari ke atas.

“Anak mu tuh.” ucap Ayah Derren.

“Anakmu juga.”  jawab Bundanya dengan terkekeh kecil lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan bagi anak manjanya itu.

••***••

Derren baru saja selesai mandi, kini dia sedang bercermin dan menyisir rambutnya. “Udah ganteng, selalu ganteng.” ucap Derren pada diri nya sendiri yang kelewat PD.

Cklek

Derren menoleh saat pintu kamar nya dibuka “Eh ada Bunda,” sapa Derren saar melihat Bundanya masuk ke dalam kamarnya lalu duduk di tepi kasur.

Derren segera menghampirinya lalu duduk di lantai di bawah Bundanya agar Bundanya mudah menyuapi Derren nanti.

“Bwundwa twau nggwak?” Derren berucap dengan nasi yang penuh di mulut nya membuat Kirana tertawa kecil melihat itu. Anaknya yang sudah SMA ini masih terlihat seperti anak berumur lima tahun.

“Habisin dulu nak.” tegur Kirana membuat Derren tersenyum lalu menelan nasi di mulut nya.

“Anak bunda kenapa hm?” tanya Bunda Derren lembut setelah Derren menghabiskan nasi di mulut nya.

“Derren pacaran sama Sifa.” jawab Derren sumringah.

Bukan nya ikut tersenyum bahagia, Kirana justru mengernyit bingung “Kamu serius?” tanya Bunda nya membuat Derren mengangguk semangat.

“Derren, kamu baru kenal dia kemarin nak, seenggak nya kamu kenalin dia lebih dalam dulu, Bunda bukan nya nggak suka. Tapi apa nggak terlalu cepet? kamu baru kenal dia kemarin loh, takutnya nanti hubungan kalian malah nggak-”

“Bunda, apa salahnya kalo emang secepet ini, Derren emang belum ngenalin Sifa, tapi Derren tau semua tentang Sifa.” potong Derren.

“Kamu suka Sifa?” tanya Bunda nya membuat Derren mengangguk, “Kamu sayang Sifa?” Derren mengangguk lagi, “Kamu cinta Sifa?” untuk pertanyaan ketiga dari Bundanya Derren terdiam.

Kirana pun menghela nafas, Anaknya ini masih baru mengenal Cinta, sebelumnya Derren tak pernah begini, jadi Kirana takut jika Derren salah langkah karna tidak mengenali perasaannya sendiri, Ia hanya takut Derren hanya memiliki rasa ketertarikan sesaat dan akan membuat gadis itu sakit hati nantinya. “Sayang sama Cinta itu beda, sama Bunda kamu juga sayang, sama Chila kamu juga suka dan sayang.” tutur Bunda nya.

DERREN'S STORY {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang