56. Peace

975 34 1
                                    

"Kamu diem disini, istirahat, biar aku beresin semuanya." suruh Derren dengan mendudukan Sifa di ranjang.

Mereka baru saja sampai di rumah Sifa, Sifa senang karna ia dibolehkan pulang, tapi ia juga kesal dengan sikap Derren yang menjadi sangat-sangat protektif. Bahkan tadi saat naik taksi Derren menggendongnya, dan saat masuk ke rumahnya Derren memapahnya, benar-benar seperti orang struk.

Derren membuka lemari Sifa lalu mengambil hoodie Sifa dan celana panjang hangat untuknya, padahal cuaca sedang panas-panasnya saat ini.

"Nih kamu pake dulu, ganti baju. Bisa ke kamar mandi kan? atau perlu aku gendong?" tanya Derren membuat Sifa memutar bola matanya malas.

"Aku kecelakaan Al, bukan struk yang gabisa apa-apa." sebal Sifa yang sedari tadi diperlakukan seperti itu.

Derren tak mau mendengar dan tetap menggendong Sifa bridal style, Sifa tak akan berontak, meski beribu-ribu kali Sifa menolak, manusia pemaksa satu ini akan tetap melakukan apa maunya.

"Sekarang kamu ganti baju, kalo udah selesai teriakin nama aku, aku mau buatin kamu susu dulu." ujar Derren lalu keluar kamar Sifa dan beralih ke dapur.

Derren membuat susu di dapur sekaligus memesankan makanan dari gofood untuk Sifa, tak mungkin dia memasak kan?

Derren mengotak-atik ponsel nya sebentar lalu kembali mengaduk susu untuk Sifa. Beberapa menit kemudian terdengar suara pintu rumah yang di ketuk membuat Derren segera keluar, mungkin gofood, pikirnya.

Begitu Derren membuka pintu, bukan gofood yang terlihat, melainkan Seorang wanita dengan sanggul, bibir merah merona, dan dandanan menor ala ibu-ibu komplek, membawa kipas, dan buku.

Dahi Derren mengernyit dalam, siapa wanita ini?

"Loh, kamu siapa?" tanya wanita itu membuat Derren semakin bingung.

"Lah Ibu siapa?" tanya Derren balik.

"Ini kontrakan saya, dimana Sifa? Kok malah ada kamu? Kamu siapanya Sifa? Pacarnya? Kalian tidur satu rumah? Omaigatt, kontrakan saya ternodai." ucapnya heboh membuat Derren kelabakan dengan ibu kontrakan ini.

"E-eh Bu, Ibu engga Bu, ini saya ga tidur serumah cuma lagi main kesini aja, saya-saya...." Derren bingung harus menjelaskan bagaimana, "Saya pacarnya." ujarnya akhirnya.

Ibu kontrakan itu memicing, lalu ia mengibaskan kipas yang ia bawa, "Sudahlah, saya tidak perduli, yang jelas ini waktunya bayar kontrakan, sekarang panggil Sifa, suruh bayar kontrakannya."

Derren melihat ke dalam lalu menutup pintu rumah Sifa terlebih dahulu agar Sifa tidak mengetahuinya, "Biar saya yang bayar, tapi Ibu jangan bilang kalau saya sudah bayar, pokonya jangan di tagih ke Sifa aja." ujar Derren berbicara pelan, jika Sifa tau ia pasti akan menolaknya.

"Hemm okeh okeh, yang penting ada uangnya." Ibu kontrakan itu mengangguk setuju.

"Berapa bu?" tanya Derren.

"Sebulan dua juta." ujar ibu kontrakan itu dengan mengadahkan tangannya.

Derren merogoh dompetnya, ia mengambil cek kosong dan memberinya pada Ibu itu, "Saya bayar tiga tahun, tujuh puluh dua juta kan?" tanya Derren

Sedangkan ibu kontrakan itu cengo sampai menjatuhkan kipasnya, "A-anu, k-kamu ga nipu saya kan?" tanya ibu kontrakan itu kaget.

Derren segera mengambil bulpoin dari tangan ibu kontrakan itu karna ibu kontrakan itu membawa buku dan bulpoin untuk mencatat pembayaran kontrakan. Derren segera menuliskan 72 juta lalu memberikannya pada ibu kontrakan itu, "Nih Bu, makasih, udah cepet sana-sana pergi, keburu Sifanya dateng." usir Derren.

DERREN'S STORY {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang