14. Weekend

1.1K 40 0
                                    

Pagi yang cerah di hari minggu ini dibuka dengan seorang perempuan berambut panjang yang masih asik bergelung dengan selimutnya.

Perlahan gadis itu mengerjabkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya dari celah-celah jendela, begitu teringat sesuatu ia sontak membuka matanya dan langsung terduduk di kasur. “Jam berapa nih?” katanya panik, namun saat melihat jam dinding yang baru menunjukkan pukul 6 pagi dan kalender yang menunjukkan tanggal merah membuatnya mengela nafas lega. Ia lupa jika ini hari weekend yang membuatnya tak perlu berangkat ke sekolah.

Chila pun turun dari kasurnya, merapihkan dan membereskan nya kembali lalu segera keluar dari kamar dan turun untuk menemui sang Ibunda tercintanya.

Terlihat jika Bundanya nampak sedang memasak di dapur. Dengan wajah bantalnya, Chila mencomot tempe goreng yang ada di piring dan langsung memakan nya. Bunda Chila yang melihat itu menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

  “Anak perempuan bukan nya bangun tidur langsung mandi, bersih-bersih, malah makan, pasti belum sikat gigi. Minimal cuci muka gitu kek.” omelnya

  Chila hanya cengengesan, “Iya habis ini Mak,” kata Chila.

Tak lama setelah itu Chila mendengar suara derum motor yang sangat familiar di telinganya, Gadis itupun langsung beranjak dari duduknya dan berlari untuk segera menyambut tamu spesialnya, namun belum sempat Chila sampai di pintu, pintu sudah terbuka menampilkan Rizal dengan celana jeans hitam, kaos putih dan jaket ANOD nya.

Tak heran jika Rizal datang langsung membuka pintu dan masuk ke dalam rumahnya, karna Derren dkk termasuk Rizal adalah teman Chila sejak kecil, orangtua mereka saling mengenal dan mereka sudah seringkali bermain di rumahnya. Bunda Chila juga sudah menganggap kelima laki-laki itu sebagai anaknya sendiri, jadi kebiasaan itu sudah ada sejak mereka kecil.

  "Rizal!” Chila menghampirinya dengan senang dan langsung menubruk badan Rizal untuk memeluknya.

Hal itu membuat Rizal terkekeh “pelan-pelan sayang,”

“Bosenn...” cebik Chila mengadu di dekapan Rizal.

“Iya abis ini jalan-jalan.” balas Rizal lalu mengecup puncak kepala gadisnya.

“Mana Bunda?” tanya Rizal.

“EMAKKKK ADA RIZALL, DI CARIIN NIH!” teriak Chila.

Rizal menyentil kening Chila, “Kebiasaan! jangan teriak-teriak, ini rumah bukan hutan.” omel Rizal membuat Chila nyengir.

“Panggil Bunda yang bener.” suruh Rizal membuat Chila berlari ke arah dapur.

“Nahh ini dia Emak, mak di cari Rizal.” beritau Chila.

“Iya, udah denger.” jawab Bunda nya dengan menghampiri Rizal, Rizal pun menyalimi tangan Bunda Chila.

“Bun, Chila nya aku bawa dulu ya?” pamit Rizal, Rizal memang selalu berpamitan pada orang tua Chila setiap ingin membawa gadis itu pergi.

Meskipun keluarga Rizal dan Keluarga Chila sudah saling mengenal bahkan sudah sangat dekat sejak mereka kecil, namun tetap saja Rizal tidak akan membawa anak gadis orang pergi dengan seenaknya begitu saja.

“Bawa aja nih, di rumah juga teriak-teriak mulu kerjaan nya.”  jawab Bunda nya membuat Chila mendengus.

Tanpa banyak bicara Chila langsung menggeret tangan Rizal untuk di bawa ke kamar nya meniggalkan Bundanya begitu saja.

Chila membawa Rizal ke kamarnya dan mengajak Rizal duduk di sofa yang ada di kamar itu. Tiba-tiba saja Rizal memukul paha Chila membuat Chila mendesis sakit.

DERREN'S STORY {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang