"Sayang...." Panggil Derren dengan masuk ke dalam kamar untuk mencari gadisnya.
Gadisnya sedang tidur rupanya, tadi setelah acara pelukan, Derren ke markas utama karna anak ANOD menelponnya, menanyakan soal akan adanya camping karna mereka butuh healing, Derren menyetujui, dan ia baru pulang sekarang.
Mungkin terlalu malam karna ini sudah jam sembilan, ia pergi dari jam sepuluh siang tadi.
Derren pun melepas jaketnya, ia menghampiri Sifa yang meringkuk di balik selimutnya. "Sayang," panggil Derren lembut dengan mengelus pipi Sifa.
"Enghhh...." Sifa mengeliat.
"Bangun sayang, kamu belum makan." ujar Derren berbicara tepat di telinga Sifa.
Perlahan Sifa membuka matanya, ia melihat Derren yang tersenyum padanya lalu ia merentangkan tangannya.
"Lagi manja." batin Derren.
Derren menyelipkan tangan nya di ketiak Sifa dan mengangkatnya seperti bayi, ia menggendong Sifa ala koala membuat Sifa menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Derren.
Derren keluar kamar, membawanya ke meja makan. "Makan dulu ya," ucap Derren dengan duduk di kursi dan memangku Sifa.
"Kamu lama." ujar Sifa pelan dengan suara serak.
"Iyaa maaf yaa Sayang." Derren mencium pelipis Sifa.
Kemudian Derren melonggarkan pelukannya lalu melihat wajah Sifa, muka bantal nya terlihat lucu di mata Derren. "Makan dulu, kamu belum makan kan."
Sifa mengangguk dengan mengucek matanya, Derren yang tadi tersenyum langsung terkejut mendapati luka gores di tangan Sifa, lebih tepatnya sayatan.
"SIFA!" Derren langsung menarik tangan Sif dan menaikkan lengan bajunya.
Benar! Banyak luka sayatan, Sifa melakukannya lagi, melakukan hal itu lagi. Selfharm.
"APA INI?" bentak Derren marah.
Sifa yang terkejut langsung terkesiap, ia ikut melihat tangan nya, sial. Ia lupa menutup pergelangan tangan nya.
"A-ak-"
"Kamu sayat tangan kamu lagi ha? aku udah bilang jangan lakuin ini, aku nggak suka Sifa!!" bentak Derren.
Sifa menunduk, Derren bahkan melihat darah kering yang menghiasi lengan Sifa pertanda gadis itu tak membersihkan atau membasuh lukanya.
Derren berdiri menggendong Sifa ke kamar mandi, ia menurunkan Sifa lalu mengambil tangan nya, ia siram tangan Sifa untuk membersihkan darahnya, "Awsss perihh Al," cicit Sifa.
"Udah tau sakit kenapa di lakuin? Apa gunanya kaya gini? Baru aku tinggal bentar udah berani kaya gini kamu, kamu ngapain sih hah, aku nggak suka!"
Derren mengusap lengan Sifa kasar untuk membersihkan darahnya, "Awss pelan-pelan Al, sakit."
Derren tak perduli, ia justru meremas pergelangan tangan Sifa membuat Sifa kesakitan, "Aw All sakittt hikss...." Sifa menangis mecoba melepaskan cekalan tangan Derren namun tak bisa.
"Rasain." ujar Derren sinis.
"All jangan di gituinn sakittt....." Sifa menangis, rasanya perih dan ngilu.
Sifa memeluk Derren, "Sakitt hikss, jangan digituin." isaknya di dada Derren.
Derren mematikan kran, ia memejamkan matanya menahan emosi nya, ia benci melihat luka Sifa, ia benci air mata Sifa, ia benci melihat gadisnya sakit, terluka dan menangis. Ia membencinya.
"Ngapain kamu lakuin itu, aku udah larang, jangan selfharm lagi, kasian tubuh kamu, itu sakit kan. Kenapa kamu lakuin?" Derren mengelus rambut Sifa, berusaha berbicara dengan baik pada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERREN'S STORY {END}
Romantikhanya sebuah kisah cinta sederhana anak remaja di masa putih abu-abunya. Ini adalah kisah ke bucinan seorang Leader gengster pada gadis biasa, gadis miskin yang hanya hidup dengan ayah tirinya. Seorang Leader gengster yang sangat mencintai ga...