29. Siska

2.8K 45 2
                                    

BRAKK

Itu adalah suara Pintu yang di dobrak oleh Derren padahal pintunya sendiri tak di kunci. Derren bergegas menghampiri ke asal suara Sifa yang terdengar berteriak-teriak. Hingga saat ia sampai di dapur ia langsung dibuat terkejut  ketika melihat Sifa yang memegang pisau serta tangannya yang sudah penuh darah.

"SIFA!!!" bentak Derren spontan dan langsung memeluk Sifa, pisau di tangannya di rampas.

Nafas Derren memburu kuat menandakan jika ia sangat panik dan marah. Sedangkan Sifa justru memberontak di dekapan Derren, "PERGI! JANGAN APA-APAIN GUE. PERGIII... JANGANN!!  GW MOHON JANGAN APA APAIN GUE.... PERGIII" teriak Sifa semakin histeris kala Derren mendekapnya.

"Ssstttt hey.... Sayang, stop. Ini aku, hey, udah Sayang, udah." Derren berusaha menenangkan Sifa.

"PERGIIII, JANGAN BUNUH GUE, PERGI."

Derren melonggarkan pelukannya dan menangkup wajah Sifa, "Hey liat aku, ini aku Sayang, stop."

Sifa tak mau mendengarkan perkataan Derren. Dia justru memukul dada Derren dengan kuat berusaha untuk lepas dari Derren.

"ENGGAK!! LEPASINN, PERGIIIIII!" ucap Sifa

"SIFA STOP IT!!" bentak Derren yang membuat Sifa langsung tercenung menatap Derren.

"All....." lirih Sifa mulai sadar setelah nya.

Derren memejamkan matanya, ia berusaha mengontrol dirinya sendiri. Lalu setelah itu ia mulai memeluk Sifa dengan erat, "Ini aku Sayang, tenangin diri kamu." bisik Derren lembut.

"Hikss... All..... Aku takuttt, Hiks." isak Sifa menangis.

"Jangan takut Sayang. Don't worry, ada aku disini. ssstttt..... tenang yaaa."

"Takutttt.." Sifa meringkuk di dekapan Derren.

Satu kecupan dengan jangka waktu cukup lama pun mendarat di kepala Sifa. "Jangan takut sayang, aku disini." bisik Derren lagi.

Dua anggota Derren bisa melihat bagaimana Leadernya itu sangat mencintai dan menyayangi Sifa. Dari caranya menenangkan Sifa dengan membisikan kalimat-kalimat penenang, dan bagaimana panik serta khawatirnya Derren tadi, hingga bagaimana murka nya Derren ketika melihat Sifa terluka.

Beberapa saat kemudian Sifa mulai kembali tenang, hanya ada isakan kecil dari Sifa. Baju Derren sudah terkena darah dari tangan Sifa namun Derren tak memusingkan hal itu. Ia menggendong Sifa ala koala dan berjalan menuju ke ruang tengah dengan membawa Sifa di gendongan nya.

Derren duduk di Sofa dengan Sifa di pangkuannya. Tangan besar Derren mengelus serta menata rambut Sifa yang berantakan itu dengan sangat lembut. Diciumnya pelipis Sifa pelan, "Cantiknya aku tenang ya Sayang." bisik Derren yang membuat Sifa menghangat dan memejamkan matanya untuk berusaha melupakan apa yang terjadi tadi.

Kemudian Derren menatap dua anggotanya yang berdiri di hadapan nya, "Duduk." suruhnya dingin.

"Nggak becus." desis Derren menatap mereka berdua dengan tatapan tajamnya. ia ingin membentak dan menghajar dua anggota nya ini namun Derren masih harus memberi ketenangan pada gadisnya dan tak membuat keributan agar Sifa tak menjadi takut ataupun panik seperti tadi.

DERREN'S STORY {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang