“Cari yang namanya Dafa Jantara dan bawa kesini.” titah Rizal pada salah satu anggota ANOD di depan nya.
“Gue gamau buang waktu, lima menit harus ada.” ucap nya lagi.
“Oke.” balas orang itu lalu pergi untuk memenuhi permintaan Rizal.
Sembari menunggu pesanan nya datang, Rizal merogoh saku celananya, mengambil satu batang rokok untuk ia hisap.
Tak sampai lima menit, orang yang disuruh Rizal tadi sudah sampai dengan membawa pesanan nya, Dafa Jantara.
Mata Rizal mengisyaratkan agar anak suruhan nya itu pergi, setelahnya Rizal menelisik penampilan Dafa dari atas sampai bawah.
“Ada apa bang?” tanya Dafa, lelaki itu tampak bingung karna tiba-tiba ada orang yang mencarinya dan membawanya kesini.
“Atas izin dari siapa lo bawa cewe gue pergi malem-malem?” tanya Rizal tenang dengan menyender ke dinding belakang sekolah.
“Cewe lo? Cewe yang mana ya Bang?” tanya Dafa lagi.
“Lo udah pergi jalan sama cewe mana aja emang?” tanya Rizal.
“Emm.. Karin, Fara, Chil-”
Rizal langsung memukul bibir Dafa tanpa aba-aba hingga membuat Dafa mundur beberapa langkah karna tak siap, Rizal bahkan tak memberikannya kesempatan untuk menyebut nama gadisnya.
“Bang apa salah gu-”
Lagi-lagi Rizal tak memberikan Dafa kesempatan untuknya menyelesaikan kalimatnya, ia kembali memukul perutnya, lalu wajahnya.
“Ini peringatan dari gue, sekali lagi lo ajak cewe gue jalan atau berani deket sama dia, habis lo.” ancam Rizal dingin membuat Dafa menatapnya dengan takut-takut.
“Jangan pernah sentuh milik gue.” peringat Rizal, “Chila Carleta, Milik gue.” bisik Rizal tajam lalu pergi meninggalkan Dafa begitu saja.
••***••
Rizal baru saja kembali ke kantin untuk kembali berkumpul dengan teman-teman dan gadisnya.
“Udah?” tanya Derren dan Rizal hanya diam tak menjawab.
Tak lama ponsel milik Derren berdering, Derren pun melihat nama sang penelpon yang tertera, LEO. Leo adalah salah satu anggota ANOD. Tau jika mungkin telfon itu penting pun membuat Derren langsung mengangkat telfon nya.
“Halo, iya ada apa yo?” ucap Derren dan semua yang ada di meja itu jadi ikut diam karna menghargai Derren yang sedang mengangkat telpon.
Wajah Derren langsung berubah menjadi dingin setelah mendengar apa yang Leo katakan di sebrang sana.
“Tunggu gue.” ucap Derren singkat laly langsung mematikan sambungan telpon nya.
“Ada apa?” tanya Vino.
“Markas utama, ada bedebah.” titah Derren dengan berdiri dari duduknya. Rizal, Andika, Febri, Vino dan Chila juga ikut tentunya.
••***••
Derren memarkirkan motor nya saat sampai di markas utama, markas yang biasa di buat untuk berkumpul seluruh anggota geng ANOD.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERREN'S STORY {END}
Romancehanya sebuah kisah cinta sederhana anak remaja di masa putih abu-abunya. Ini adalah kisah ke bucinan seorang Leader gengster pada gadis biasa, gadis miskin yang hanya hidup dengan ayah tirinya. Seorang Leader gengster yang sangat mencintai ga...