"JAL, LO UDAH NGERJAIN PR KAN? UDAH PASTI, GUE NYONTEK YA, OKE MAKASIH JAL." ujar Derren heboh lalu langsung mengobrak-abrik tas Rizal dan mengambil buku IPA milik Rizal tanpa memperdulikan Rizal yang hanya diam saja di tempatnya.
Derren duduk di tempatnya dan langsung mengambil buku serta pulpen nya, ia menyalin semua PR yang Rizal kerjakan.
"WOYYY GUA JUGA NYONTEK NJING." kata Andika.
Vino, Febri dan Rizal hanya menatap datar mereka berdua.
"Kebiasaan, gapernah di kerjain." ujar Febri.
"Emang lo udah?" tanya Vino.
"Belum." Febri menggeleng cengengesan lalu langsung mengambil tas nya cepat dan duduk di depan Derren untuk ikut menyalin jawaban Rizal.
"Pr nya banyak jal?" tanya Vino.
"Lo belum?" tanya Rizal balik.
"Belum juga." jawab nya lalu ikut ke bangku nya untuk mengambil buku dan bulpen untuk ikut bergabung dengan teman-temannya.
Di saat teman-temannya sedang sibuk menulis kilat untuk menyalin jawaban Rizal. Rizal hanya diam dengan raut wajahnya yang selalu datar tak berekspresi, tak ada yang benar memang mereka ini.
Kini bangku Rizal penuh dengan Derren, Andika, Vino, dan Febri yang sibuk menyontek ke Rizal, sedangkan Rizal menyandar di dinding dekat pintu dengan nge vape.
"Pagi Zal," sapa seorang gadis yang membuat Rizal menoleh.
Rizal mengangkat satu alisnya bermaksud bertanya tujuan gadis itu yang menghampirinya.
"Eemmm itu kata Pak Wawan nanti anak basket disuruh kumpul di lapangan." ujarnya dengan malu-malu.
"Ketua basketnya Derren kenapa ngomong ke gue?"
"Eh kan lo temennya nanti omongin ke Derren ya? lagian Derren nya juga keliatan sibuk." dalih nya.
Rizal hanya bergumam saja dan mengangguk.
"IJANGG!" suara sapaan lain yang terdengar lebih bersemangat itu terdengar.
Mendengar suara yang sangat di kenalinya itu membuat Rizal sampai menutup matanya sejenak lalu terkekeh mendengar teriakan itu, Siapa lagi kalau bukan Chila, kalau ga heboh bukan Chila namanya.
Tak lama setelah suaranya terdengar, Chila pun masuk ke kelas Rizal, "Eh ada Mak Lampir, ngapain Mak?" tanya Chila sok asik dengan menyedot es boba nya.
"Yang bener." tegur Rizal setelah menyentil dahi Chila, "Namanya Fara."
Ya! perempuan itu tadi adalah Fara yang dengan tiba-tiba menghampiri Rizal. Fara yang tadi terlihat kalem dan manis kini langsung menggeram saat mendapati Chila terlihat dekat dengan Rizal. Ia tak tau jika keduanya adalah sepasang kekasih, Fara terlihat iri dan cemburu saat melihat Chila. Tatapan sinisnya sangat kentara terlihat di layangkan oleh Fara pada Chila.
"Ouh, gamau tau namanya juga sih, ga penting." jawab Chila acuh lalu menyedot es boba nya lagi.
Tanpa berkata apapun tiba-tiba saja Rizal mengambil boba Chila dan langsung melemparkannya ke luar kelas dan tepat masuk ke dalam tempat sampah.
"HEH KOK DI BUANG?!" pekik Chila tak terima.
"Nasih pagi gini, lagi hujan juga kenapa minum es, gabisa siangan dikit apa?" ucap Rizal.
Sedangkan Chila hanya meratapi nasib boba nya yang masih tinggal setengah tapi sudah di buang begitu saja oleh Rizal itu.
"Ck, males ah." kata Chila merajuk lalu duduk di meja dengan seenak jidat, ia bahkan tak segan meskipun sedang berada di kelas kakak tingkatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERREN'S STORY {END}
Romancehanya sebuah kisah cinta sederhana anak remaja di masa putih abu-abunya. Ini adalah kisah ke bucinan seorang Leader gengster pada gadis biasa, gadis miskin yang hanya hidup dengan ayah tirinya. Seorang Leader gengster yang sangat mencintai ga...