32. Why?

966 38 1
                                    

"Gapapa, Gala cemburu ya?" ucap Siska membuat Ronald mengangguk.

Siska melerai pelukannya lalu memegang pipi Ronald membuat Ronald memegang tangan siska yang mengelus pipinya, "Aku sayang Gala." ucap Siska tersenyum.

"Gala juga sayang kamu." ucap Ronald tulus.

"Gala, aku mau minta maaf sama Sifa, sama Derren, aku udah ganggu Derren, aku juga udah bertengkar sama Sifa." ucap Siska namun kata-katanya membuat Ronald mengernyit aneh. Kata-katanya seolah-olah Siska sedang memberi pesan padanya.

"Maksud kamu?" tanya Ronald bingung.

"Aku mau minta maaf," ucap Siska lagi.

"Iya nanti aku temenin ya, kita minta maaf bareng-bareng sama Sifa, cewe nya Derren kan?" ucap Ronald membuat Siska mengangguk pelan.

"Aku sayang Gala." ucap Siska lagi, Ronald merasakan perasaannya tiba-tiba tidak enak. entah hanya perasaan nya atau memang kata-kata Siska yang seolah hendak.... No! Ia tidak boleh berfikiran buruk.

"Gala aku ada satu permintaan." ucap Siska.

"Apa hm? Kalo aku bisa bakal aku penuhin." ucap Ronald.

"Gala harus bisa." ujar Siska membuat Ronald mengangguk. "Janji sama aku, Gala harus minta maaf sama Derren. Aku tau kamu suka berantem sama Derren sama geng kamu, kamu gaboleh berantem lagi, nanti luka-luka, aku gasuka kamu sakit." ucap Siska.

Sungguh hati Ronald seperti di hantam batu, entah kenapa perasaan nya tiba-tiba jadi resah. kenapa Siska berbicara seolah ini adalah pesan terakhir, hatinya tak tenang, sungguh. Bukan lebay, tapi melihat wajah Siska yang sendu dan cara bicara nya yang aneh membuat Ronald berfikiran yang tidak-tidak.

"Kamu tau nggak Gala, aku sayang kamu tau, dari SMP, eumm mungkin dari kecil cuma aku ga sadar, aku dulu waktu SMP suka halu mau nikah sama Gala, tapi aku sebel kalo Gala sama temen-temen malah liat cewe-cewe seksi ihh...." cerocos Siska.

"Ica mau nikah sama Gala? ya udah nanti nikah, kan emang Gala harus tanggung jawab nikahin kamu, kan Gala udah lakuin kesalahan." ucap Ronald.


"Iihh Gala kan aku nggak hamil." ucap Siska tertawa kecil namun terlihat seperti palsu di mata Ronald.

"Tetep aku harus tanggung jawab Ca, aku udah lakuin hal itu sama kamu, hamil atau engga aku tetep harus tanggung jawab, dan aku bakal tanggung jawab." balas Ronald tegas.

"Jangan kasih tau Papah soal ini ya, nanti aku di marahin papah lagi." ucap Siska manyun namun matanya menyiratkan kesedihan, "Aku sayang sama papa, tapi aku kangen deh sama mamah, Gala. aku pengen ketemu dia."

Jantung Ronald berdetak tak karuan, firasatnya benar-benar buruk, "Ica kamu ngomong apa sih sayang?" ucap Ronald dengan tertawa renyah untuk menutupi perasaannya yang tidak karuan, Siska ikut tertawa lalu ia memeluk Ronald.

"Makasih ya Gala selalu temenin aku. maafin aku, aku suka bandel, suka bikin Gala kesel, suka nyusahin Gala, yang semalem aku udah maafin Gala kok, itu juga salah aku." ucap Siska.

"Gala juga gaboleh nakal, gaboleh bandel, gaboleh berantem-berantem terus, nanti sakit. Gala gaboleh ga makan, Gala harus jaga kesehatan, Gala itu kalo main suka lupa waktu, suka ga makan, suka ga tidur, nunggu aku marahin dulu, Kamu juga suka rokok kan, sama kamu gaboleh pake obat itu lagi yaa, gaboleh." Siska menggeleng pelan menatap Ronald sendu.

Obat? Apa yang Siska maksud itu narkoba? ya! Ronald memakai barang haram itu, tapi Siska tau darimana?

"Ica kamu tau?" tanya Ronald.

"Aku tau, tapi aku diem aja." jawab Siska.

"Caa..." lirih Ronald.

"Gapapa, tapi kamu gaboleh kaya gitu lagi ya, aku gasuka, nanti kamu gapunya pacar kalo kamu bandel, ga ada cewek yang mau jadi pacar kamu." ucap Siska lalu tertawa kecil.

DERREN'S STORY {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang