Taehyung melarikan McLaren P1 silver miliknya secepat kilat. Pengendara Hennessey Venom GT biru di belakangnya berusaha untuk menyalip dari samping kiri. Taehyung tertawa. Ia segera memblokir jalan.
Si pengemudi Hennessey terlihat geram. Ia menggerung-gerungkan mesin mobilnya. Hal ini membuat Taehyung menjadi lebih bersemangat. Garis finish tinggal beberapa ratus meter lagi. Dengan kecepatan dan jarak sependek itu, ia tahu kemenangan sudah berada di tangannya.
Si pengemudi Hennessey bukanlah orang yang mudah menerima kekalahan begitu saja, apalagi seorang gadis tengah duduk di sampingnya. Di atas kertas, mobil Venom GT yang ditumpanginya tak mungkin kalah dari McLaren P1 milik Kim Taehyung. Ini semua hanya soal teknik mengemudi. Belokan terakhir sebelum garis finish sangat tajam, pengemudi waras manapun pasti akan mengurangi kecepatan mereka, termasuk Taehyung. Dan itu adalah kesempatannya untuk menyalip. Tapi ia bukan Taehyung, ia bukan seorang pengemudi waras, ia seorang pembalap liar yang gila.
Taehyung mengurangi kecepatannya ketika hendak menikung. Pada saat itulah si pengemudi Hennessey menginjak pedal gas mobilnya.
"Kunyuk!" Taehyung menyumpah-nyumpah melihat Hennessey Venom GT biru itu memuntahkan asap knalpot di sampingnya.
Tapi Taehyung mengurangi kecepatannya di belokan bukan tanpa alasan. Kecepatan dan tikungan merupakan sebuah kombinasi maut. Salah sedikit atau tergelincir satu inci saja sudah cukup untuk melemparkan sebuah mobil dari jalanan. Dan itulah yang terjadi pada si pengemudi Hennessey. Mobilnya hilang kendali dan ia menabrak trotoar di sampingnya.
Taehyung terkesiap. Ia menoleh kaca spion. Hennessey Venom GT di belakangnya terdiam kaku. Ia spontan menginjak rem.
Semua kru yang berkumpul di garis finish sontak berlari menghampiri si pengemudi Hennessey. Taehyung pun segera melompat dari dalam mobilnya.
Si pengemudi Hennessey dipapah oleh beberapa orang.
"Yo, Jang Kiyong, kau tak apa-apa?" Tanya Taehyung. Tapi pengemudi Hennessey itu terlihat linglung. Ia tak menghiraukan Taehyung dan langsung muntah-muntah.
"Gegar otak." Komentar Hoseok panik. "Bagaimana ini?" Tanyanya pada Taehyung.
"Bawa ke rumah sakitlah." Taehyung menjawab. "Kenapa malah tanya aku?"
"Bagaimana kalau kecelakaan ini sampai terdengar oleh wartawan?" Hoseok menatap temannya dengan rasa khawatir.
Taehyung sama sekali tak takut. "Jang Kiyong itu keponakan presiden, sudah pasti Cheong Wa Dae—Rumah Biru—akan memblokir berita ini dari publik. Tenang saja. Mereka takkan membiarkan skandal apapun membahayakan reputasi presiden kita."
Malam itu Taehyung pulang ke rumahnya tanpa merasa khawatir akan apapun. Ia bahkan langsung tidur dengan nyenyak. Walaupun ia tidak mendapatkan hadiah dua juta won karena tak berhasil melewati garis finish, semua penggemar balapan liar tahu kalau Kim Taehyung masih seorang raja jalanan.
Sungguh tak pernah diduga oleh Taehyung bahwa keesokan harinya, hidupnya akan berubah total.
"Braaak!"
Yeonggyu melemparkan koran pagi ke atas meja makan. Taehyung yang baru saja dibangunkan oleh salah satu pelayan rumahnya—melongok tajuk berita yang ditulis dengan huruf besar.
"JKY, keponakan presiden, mengalami gegar otak setelah balapan liar dengan KTH—putra seorang produser ternama Korea Selatan." Yeonggyu membacakan isi koran untuk Taehyung. "Kau pikir siapa KTH yang dimaksud di sini? Anak produser mana yang memiliki inisial KTH selain engkau, Kim Taehyung!"
Taehyung masih sangat mengantuk. Ia sama sekali tidak mendengarkan omelan ayahnya.
"Apa kau ingin mempermalukan ayahmu? Kau ingin semua orang tahu bahwa Kim Yeonggyu memiliki seorang anak yang tak berguna? Apa kau tahu apa hukuman untuk pembalap liar, hah? Sudah bagus bukan kepalamu yang pecah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE YOU HATE ME || VYOON FANFIC
FanfictionGara-gara sebuah ramalan yang aneh, Taehyung dipaksa untuk menikahi Yoona padahal mereka sama sekali tidak saling kenal apalagi saling suka. Terlebih lagi, diam-diam Yoona sebenarnya berencana untuk menikah dengan Changwook, tapi semua itu berantaka...