BAB 17

382 59 25
                                    

Ketika Yoona terbangun keesokan paginya, ia mendapati pemanas ruangan di kamarnya sudah kembali berfungsi.

"Aku yang membetulkannya." Celetuk Taehyung.

"Aku tak percaya." Kata Yoona sambil menilik-nilik pemanas yang dipasang di kamarnya. Jelas-jelas itu adalah pemanas ruangan yang baru. Tapi kapan Taehyung membelinya? Apakah ada toko yang buka sepagi ini?

Taehyung tertawa melihat raut kebingungan di wajah istrinya. "Aku memaksa pabrikan pemanas ruangan untuk datang dan memasang alat pemanas sebelum kau bangun. Dan mereka menurut begitu tahu siapa yang memanggil mereka." Ia menyeringai bangga. "Terkadang, menjadi kaya raya itu sangat menguntungkan. Orang-orang akan patuh padamu."

Yoona mencibir dan meninggalkan suaminya karena ia harus mandi. "Terimakasih." Ujarnya setengah bergumam acuh tak acuh.

Taehyung sempat mendengar ucapan Yoona untuknya tadi. Iapun tersenyum.


_______________________________________



Sepulang mengajar, Yoona, Yuri, dan Jieun pergi ke sebuah department store. Awal bulan sudah tiba, mereka butuh beberapa barang dan keperluan rumah tangga. Selain itu, Yoona berniat untuk membeli sesuatu.

Ia melihat-lihat kasur lipat yang dijual di departemen store. Ia memilih beberapa yang terbaik. Yoona bahkan meraba-raba beberapa kasur untuk mengetahui kualitas teksturnya.

"Untuk siapa, Yoong?" Tanya Jieun yang menghampirinya bersama Yuri. Kedua wanita itu mendorong troli yang penuh dengan barang belanjaan mereka.

"Untuk Taehyung." Yoona membaca harga yang tertera di sana. Kasur lipat yang ditaksirnya ternyata sangat mahal. Ia menimbang-nimbang. Ia masih memiliki tabungan. Ia bisa mengambil tabungannya dan membelikan Taehyung sebuah kasur lipat yang nyaman untuk ditiduri dan takkan membuat punggung sakit. Ia terbayang suaminya yang tidur di lantai yang dingin. Yoona memutuskan untuk membeli kasur berwarna putih tersebut. Biarlah, sekali-kali ia menghamburkan isi tabungannya. Lagipula waktu Taehyung berulangtahun kemarin ia sama sekali tidak memberinya apa-apa, padahal Yoona membelikan kedua mertuanya alat perendam kaki sebagai hadiah Natal. Taehyung sendiri memberi Yoona sebuah kalung mutiara yang harganya setara dengan harga sebuah mobil sebagai hadiah Natal untuk isterinya itu. Tentu saja Yoona buru-buru menolak hadiah mahal itu dan menyuruh Taehyung untuk mengembalikan kalungnya ke toko. Taehyung tak membantah. Tapi ibu mertuanya bercerita kalau Taehyung tidak mengembalikan kalung tersebut, melainkan menyimpannya sampai Yoona sudi menerimanya suatu hari nanti.

"Untuk Taehyung?" Yuri tertawa geli. "Kenapa harus dibelikan kasur? Bukankah kau sudah membiarkannya tidur di kamarmu? Kenapa tak sekalian kau izinkan dia untuk tidur di ranjangmu? Dengan begitu kau tak perlu membelikannya kasur lipat yang harganya, wow." Yuri membelalak begitu melihat angka yang tertera di label harga. "Fantastis."

Yoona melirik temannya dengan datar. "Aku tak bisa mengizinkan Taehyung tidur di ranjangku. Tidurnya berantakan. Bisa-bisa aku keguguran karena ditendang olehnya."

Yuri tertawa nyaring. "Bagaimana kau tahu gaya tidur Taehyung berantakan? Bukankah kau selalu tidur lebih dulu dari Taehyung?" Tiba-tiba ia menepuk jidat. "Ah, aku lupa. Tentu saja kau tahu. Taehyung kan yang menghamilimu. Bayi di perutmu itu membuktikan kalau kalian sudah sering berbagi ranjang."

Jieun cekikikan mendengar gurauan Yuri.

Yoona meleletkan lidah dan meninggalkan kedua sahabatnya. Ia mau membayar kasur lipat yang baru saja dibelinya.

Yoona menanti mobil yang akan mengantar kasur lipat miliknya dengan tak sabar. Semoga saja Taehyung pulang setelah kasurnya tiba. Ia tidak mengatakan pada Taehyung bahwa tadi siang ia pergi ke department store bersama kedua temannya hanya untuk membeli kasur untuk lelaki itu. Ia cuma mengatakan bahwa ia akan pergi menemani Yuri dan Jieun berbelanja. Dan Jungkooklah yang akan mengantar mereka pulang jadi Taehyung tak perlu menjemputnya.

BECAUSE YOU HATE ME || VYOON FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang